Pengadilan Prancis Hentikan Pengusiran Imigran di Kawasan Kumuh
![Pengadilan Prancis Hentikan Pengusiran Imigran di Kawasan Kumuh](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/403702fff0c30301165c838d12ffe29c.jpg)
Pengadilan Prancis menghentikan pembongkaran kawasan kumuh yang kontroversial. Rencannnya pembongaran dilakukan pada hari Selasa yang bertujuan untuk mengusir para imigran dari wilayah pulau Mayotte di Samudera Hindia.
Namun, rencana itu telah memicu bentrokan antara penduduk setempat dan aparat keamanan serta memicu ketegangan dengan negara tetangga, Komoro.
Operasi yang dinamakan Operasi Wuambushu atau Ambil Kembali dalam bahasa lokal ini bertujuan untuk mengusir para migran dari daerah kumuh perkotaan di Mayotte dan memperbaiki kondisi kehidupan penduduk lokal di departemen termiskin di Prancis tersebut.
Baca juga: Warga Prancis Desak Macron Mundur
Sekitar 1.800 anggota pasukan keamanan Prancis telah dikerahkan untuk operasi ini, termasuk ratusan yang dikirim dari Paris, dengan para pemuda setempat dan polisi bentrok di distrik Tsoundzou di luar kota utama Mamoudzou sejak hari Minggu.
Wartawan AFP melaporkan bentrokan di luar daerah kumuh di kota utama Mayotte pada hari Selasa. Barikade ban dan tempat sampah berjejer di jalan dan para pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu, yang kemudian menembakkan gas air mata.
Baca juga: Lakukan Lawatan Usai Teken UU Pensiun, Macron Dicemooh Warga
Pengadilan di Mamoudzou pada hari Selasa menghentikan pembongkaran sebuah kawasan kumuh yang terletak di Koungou dekat ibukota pada menit-menit terakhir, mereka mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak memiliki dasar hukum dan mengancam kebebasan publik.
Pemerintah setempat mengatakan akan mengajukan banding. Warga setempat pun merayakan keputusan pengadilan yang menghentikan evakuasi, yang seharusnya dilakukan pada Selasa pagi.
"Saya sangat gembira, kami pergi ke pengadilan dan kami menang," kata Mdohoma Hadja, 33, sambil mengangkat kedua tangannya ke langit.
Otoritas Komoro, yang tiga pulaunya terletak di sebelah barat laut Mayotte, pada hari Senin mengatakan bahwa mereka telah menolak untuk mengizinkan sebuah kapal yang membawa migran dari pulau itu. Sebagian besar migran ilegal yang dideportasi berasal dari Komoro.
Mereka juga mengatakan telah menghentikan lalu lintas penumpang di pelabuhan tempat para migran yang dideportasi biasanya mendarat.
Rencananya, mereka yang tidak memiliki dokumen akan dikirim kembali ke pulau Comoran di Anjouan, 70 kilometer (45 mil) jauhnya dari Mayotte.
"Kami tidak akan menghentikan operasi untuk memerangi kenakalan dan perumahan yang tidak sehat, dengan konsekuensinya pada imigrasi ilegal," kata pejabat paling senior yang ditunjuk Paris di Mayotte, Thierry Suquet, kepada wartawan.
Dia berharap untuk segera melanjutkan deportasi perahu ke Anjouan dan berharap kebuntuan akan dilanjutkan melalui dialog.
Negosiasi yang intens antara Komoro dan Prancis dalam beberapa minggu terakhir telah meningkatkan kemungkinan kesepakatan di menit-menit terakhir.
(AFP/Z-9)
Terkini Lainnya
Residivis Asal Jabar Dihajar Massa Tepergok Curi Sepeda Motor
Polisi Imbau Massa Aksi di Depan KPU untuk Membubarkan Diri
Polri Antisipasi Aksi Massa Usai KPU Umumkan Hasil Pemilu 2024
Gunakan Simbol Keranda, Akademisi UII: Indonesia Telah Dimutilasi
Demo Apdesi di Depan DPR Ricuh, Tol Dalam Kota yang Sempat Diblokade Massa
Mahasiswa Protes Intimidasi Atas Aksi Unjuk Rasa 11 Januari di Seluruh Indonesia
Usai Mengaku Bersalah, Pendiri WikiLeaks Julian Assange pun Bebas
Julian Assange Akhirnya Bebas Usai Tanda Tangan Kesepakatan dengan AS
Penuntut Khusus Menolak Klaim Donald Trump tentang Dokumen Klasifikasi
Julian Assange Akan Hadiri Pengadilan untuk Pembebasan Setelah 14 Tahun Proses Hukum
Interpol Tangkap 219 Orang dalam Operasi Perdagangan Manusia
Polri: Kasus Pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon Sangat Sadis
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap