visitaaponce.com

Pertempuran di Sudan Telan 411 Nyawa

Pertempuran di Sudan Telan 411 Nyawa
Seorang anggota RSF mengangkat senjata di Sudan.(AFP)

TEMBAKAN senapan mesin dan artileri berat terus terjadi di beberapa bagian Ibu Kota Sudan, Khartoum, pada Sabtu (29/4). Perang antara militer dan paramiliter (RSF) tercaat telah menewaskan 411 nyawa berdasrakan data asosiasi dokter Sudan.

Perpanjangan gencatan senjata antara dua kelompok tidak berarti dengan pertempuran terus memanas. Pertempuran tersebut sejauh ini juga telah melukai 2.023 warga sipil lainnya.

Di Kota Genena, ibu kota Provinsi Darfur Barat yang dilanda perang, kekerasan yang meningkat telah menewaskan 89 orang. Pejuang telah pindah ke rumah-rumah dan mengambil alih toko dan rumah sakit saat mereka bertempur di jalan-jalan padat penduduk.

Baca juga:

300 WNI Diungsikan ke Jeddah dari Sudan

Gencatan Senjata di Sudan Seolah Mimpi di Siang Bolong

Khartoum, kota berpenduduk sekitar 5 juta orang, telah diubah menjadi garis depan dalam konflik sengit antara Jenderal Abdel Fattah Burhan, komandan militer Sudan, dan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, yang memimpin RSF.

Pecahnya kekerasan telah memupus harapan untuk transisi demokrasi di Sudan setelah pemberontakan rakyat membantu menggulingkan mantan diktator Omar al-Bashir. Negara asing terus mengevakuasi warganya sementara ribuan orang Sudan melarikan diri melintasi perbatasan. Inggris mengatakan akan mengakhiri penerbangan evakuasi, setelah permintaan tempat di pesawat menurun.

Uni Emirat Arab mengumumkan pada Sabtu bahwa pihaknya telah mulai mengevakuasi warganya bersama dengan warga negara dari 16 negara lainnya. Lebih dari 50.000 pengungsi kebanyakan wanita dan anak-anak telah menyeberang ke Chad, Mesir, Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah.

PBB meningkatkan kekhawatiran ketidakstabilan yang lebih luas di wilayah tersebut. Pertikaian dan kekacauan etnis telah melukai Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah selama bertahun-tahun, sementara kudeta tahun 2021 telah menggagalkan transisi demokrasi Chad sendiri.

Baca juga:

Umat Muslim di Sudan Lebaran di Tengah Perang

Erdogan Desak Sudan Beri Perlindungan ke Warga Turki

Mereka yang melarikan diri dari Khartoum menghadapi lebih banyak rintangan dalam perjalanan menuju keselamatan. Perjalanan darat ke Port Sudan, tempat kapal kemudian mengevakuasi orang melalui Laut Merah, terbukti panjang dan berisiko.

Hatim el-Madani, seorang mantan jurnalis, mengatakan bahwa para pejuang paramiliter menghentikan para pengungsi di penghalang jalan di luar Khartoum, menuntut mereka menyerahkan ponsel dan barang-barang berharga mereka.

“RSF memiliki sifat pelanggar hukum, seperti bandit. Mereka tidak memiliki jalur suplai di tempat. Itu bisa menjadi lebih buruk dalam beberapa hari mendatang," katanya.

Pengangkutan udara dari negara itu juga menimbulkan tantangan, dengan pesawat evakuasi Turki bahkan terkena tembakan di luar Khartoum pada hari Jumat.

Kementerian Kesehatan Sudan menyebutkan jumlah kematian keseluruhan terbaru di 528 orang, dengan 4.500 terluka. Mereka yang berlindung di rumah kehabisan makanan dan persediaan pokok. Penduduk di kota Omdurman, sebelah barat Khartoum, telah menunggu setidaknya tiga hari untuk mendapatkan bahan bakar yang memperumit rencana pelarian mereka.

Koordinator bantuan PBB, Martin Griffiths, mengatakan bahwa kantor PBB di Khartoum, serta kota Genena dan Nyala di Darfur telah diserang dan dijarah. Rumah sakit utama Genena juga diratakan dalam pertempuran itu, kata kementerian kesehatan Sudan.

“Ini tidak dapat diterima dan dilarang berdasarkan hukum internasional,” kata Griffiths. (AFP/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat