visitaaponce.com

Kunjungi Doha, Retno Minta Dunia Perhatikan Nasib Perempuan Afghanistan

Kunjungi Doha, Retno Minta Dunia Perhatikan Nasib Perempuan Afghanistan
Menlu Retno Marsudi (kanan) dan Menteri Kerja Sama Internasional Qatar, Lolwah R Al Khater, di Doha, Senin (1/5).(Twitter @Kemlu_RI)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi mengunjungi Doha, Qatar, Senin (1/5). Ia membawa misi penguatan kerja sama bilateral dan mendorong dunia membantu pemenuhan hak-hak perempuan Afghanistan.

"Sekarang masuk ke hasil kunjungan sehari saya ke Doha. Dua hal besar yang saya lakukan di Doha," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/5).

Pertama, lanjut Retno, dalam konteks bilateral melakukan pertemuan dengan Minister of State for International Cooperation Lolwah Al-Khater dan Chairman of Qatar Museums Sheikha Mayassa bint Hamad al Thani.

Baca juga: Orangtua Tentara AS Ungkap Kegagalan Evakuasi di Kabul

Kedua, masih kata Retno, memenuhi undangan khusus Sekjen PBB agar Menlu RI dapat hadir dan berkontribusi dalam Meeting of Special Envoys on Afghanistan. Alasannya peran aktif Indonesia untuk isu Afghanistan selama ini.

"Pertemuan dengan Minister of State for International Cooperation Qatar dilakukan di Islamic Art Museum. Dalam pertemuan itu, kami perteguh komitmen untuk terus meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang ekonomi. Kita juga lakukan compare note terkait isu Afghanistan," jelasnya.

Sebagai informasi, kata Retno, State Minister Lolwah diberikan mandat oleh Pemerintah Qatar untuk isu Afghanistan. Kesempatan itu juga digunakan Retno untuk membahas upaya pemajuan hak-hak perempuan di Afghanistan.

Baca juga: Staf Perempuan PBB Dilarang Bekerja di Afghanistan

"Kami sepakat membantu rakyat Afghanistan, terutama untuk dua bidang utama, yaitu kesehatan dan pendidikan. Khusus mengenai pendidikan, dibahas beberapa beasiswa yang akan ditawarkan kepada rakyat Afghanistan terutama untuk kaum perempuan," terangnya.

Guna menindaklanjuti International Conference on Afghan Women Education yang diselenggarakan Desember tahun lalu di Bali, direncanakan akan dilakukan pertemuan serupa di Doha pada November tahun ini.

"Selain itu, kami berdua sepakat untuk melanjutkan Dialog Trilateral Ulama Indonesia-Qatar-Afghanistan yang kedua kalinya. Di akhir pertemuan, Menteri Lolwah membawa saya melakukan tur singkat ke Islamic Art Museum untuk menunjukkan satu bagian khusus yang memamerkan barang-barang dari Indonesia," tuturnya.

Pertemuan kedua dalam konteks bilateral adalah dengan Chairman of Qatar Museums, Sheikha Mayassa al Thani, yang dilakukan di Museum Nasional Qatar. Sheikha Mayassa adalah adik dari Emir Qatar.

"Dalam pertemuan dengan beliau, kita bahas kerja sama budaya Indonesia-Qatar. Tahun ini merupakan Indonesia-Qatar Cultural Year. Dalam satu tahun ini, dilakukan berbagai acara budaya di kedua negara," tuturnya.

Selain memajukan kerja sama budaya, Qatar juga berkeinginan untuk memajukan kerja sama di bidang ekonomi kreatif dengan Indonesia. 

Dalam kaitan inilah, Sheikha Mayassa merencanakan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat untuk membahas kerja sama budaya dan ekonomi kreatif.

Kegiatan kedua, Retno memenuhi undangan Sekjen PBB untuk hadir dan berkontribusi dalam Meeting of Special Envoys on Afghanistan. 

Selain Indonesia, negara yang diundang antara lain adalah Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi, India, PEA, Qatar, Turki, dll. Dan selain itu ada dua organisasi internasional yang hadir, yaitu yaitu OKI dan UE.

Pertemuan itu terdiri dari tiga sesi. Dirinya hadir di satu sesi. Dua sesi lainnya dihadiri oleh Dirjen Aspasaf karena Retno harus segera kembali ke Jakarta untuk melanjutkan persiapan KTT ke-42 ASEAN.

"Di sela-sela pertemuan, saya juga melakukan sejumlah pertemuan lainnya, antara lain dengan UNAMA, dengan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan, Utusan Khusus Inggris dan Norwegia. Saya juga bertemu dengan Menteri Negara urusan Luar Negeri Hina Rabbani Khar dan Sekjen PBB," paparnya.

Selain itu, Retno juga berkesempatan untuk melakukan pertemuan virtual dengan para tokoh perempuan Afghanistan. Jika dihitung, jumlah pertemuan dalam satu hari pada 1 Mei adalah 10 pertemuan.

Dalam semua pertemuan, Retno menekankan Hak-hak perempuan Afghanistan penting untuk dihormati termasuk hak terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dunia juga perlu memperhatikan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Afghanistan.

Dalam kaitan ini, Indonesia berkomitmen untuk memberikan bantuan di bidang kesehatan dan pendidikan. Pada bidang kesehatan, untuk merespon terjadinya outbreak polio di Afghanistan dan atas permintaan otoritas setempat dan setelah berkonsultasi dengan WHO, maka Indonesia berkomitmen untuk membantu 10 juta vaksin polio untuk rakyat Afghanistan.

Proses persiapan pemberian vaksin terus dilakukan saat ini, baik dengan WHO, UNICEF dan BioFarma sebagai produsen vaksin Polio. Sementara di bidang pendidikan, Indonesia akan memberikan beasiswa/capacity building kepada kaum muda Afghanistan termasuk kaum perempuannya. Untuk tahun ini, salah satu fokusnya adalah pemberdayaan di bidang ekonomi.

"Baik dengan Sekjen PBB maupun semua negara yang hadir, mereka mengapresiasi upaya yang dilakukan Indonesia. Khusus dengan Sekjen PBB, saya juga membahas mengenai situasi di Myanmar," pungkasnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat