visitaaponce.com

Tujuh Imigran di AS Jadi Sasaran Pembunuhan Massal

Tujuh Imigran di AS Jadi Sasaran Pembunuhan Massal
Tujuh orang tewas dan 10 luka setelah sebuah mobil menabrak kerumunan di sebuah halte bus di Texas, AS.(AFP)

SEBANYAK tujuh orang tewas dan 10 orang lainnya luka usai sebuah mobil menabrak sekelompok orang yang menunggu di halte bus di luar pusat bantuan migran di Texas, Amerika Serikat (AS), Minggu (7/5). Penegak hukum menilai motif di balik aksi itu sebagai kelalaian.

Saksi mata mendengar pelaku melontarkan teriakan yang mencemooh imigran di AS, sebelum melancarkan aksinya. 

Juru Bicara Polisi Setempat Martin Sandoval mengatakan tujuh orang tewas dan 10 orang lainnya terluka. Seorang saksi mata Luis Herrera yang lengannya terluka dalam insiden itu mengatakan bahwa serangan itu sangat mendadak.

Baca juga: Delapan Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Mal Texas, Presiden Biden Minta Langkah-langkah Keamanan Senjata

"Seorang perempuan lewat dengan mobil dan memperingatkan kami untuk menyingkir. Itu hanya masalah sesaat. Pembunuh datang (lewat) di dalam mobil, memberi isyarat kepada kami, menghina kami," kata laki-laki asal Venezuela berusia 36 tahun itu.

Herrera kemudian menggambarkan pelaku dengan sengaja mempercepat laju mobilnya sebelum menabrak para imigran. Pengemudi, kata Sandoval dibawa ke rumah sakit, ditahan oleh para saksi sampai polisi tiba.

Baca juga: Ribuan Warga AS Kunjungi KBRI Washington DC, Belajar Kuliner dan Budaya RI

"Dia telah didakwa untuk saat ini dengan mengemudi sembrono. Kemungkinan besar akan ada biaya lain yang akan dikenakan nanti," kata Sandoval.

Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan apakah kecelakaan fatal itu kecelakaan atau disengaja, kata Sandoval. "Kami sedang melihat lebih jernih perkara ini," pungkasnya.

Direktur Eksekutif Ozanam Center Victor Maldonado mengatakan para korban berada di kerumunan sekitar 25 orang yang menunggu di halte bus, tempat penampungan tunawisma di seberang jalan dari kecelakaan itu. Mereka semuanya orang Venezuela yang baru saja mendapatkan sarapan di fasilitas itu.

Dia menggambarkan pemandangan yang mengerikan, dengan bagian tubuh yang tertinggal di sepanjang jalan. Para saksi sangat terkejut melihatnya.

Pusat tunawisma buka 24 jam per hari, kata Maldonado, karena pihaknya telah menampung orang-orang yang datang dari Chili, Kolombia, Ekuador, Tiongkkok, Ukraina, dan Venezuela. Sandoval mengatakan setidaknya beberapa korban adalah migran, tetapi tidak dapat memastikan identitas semuanya.

"Ini sesuatu yang sedang kami selidiki dengan polisi perbatasan," katanya.

Berita tentang tragedi itu muncul ketika pihak berwenang bersiap untuk pencabutan kebijakan federal era Donald Trump. Dengan pencabutan kebijakan itu, petugas patroli perbatasan untuk mendeportasi atau menolak migran, bahkan tanpa menerima permohonan suaka mereka.

Berakhirnya aturan yang dikenal sebagai Judul 42 membuat pihak berwenang khawatir akan lonjakan migran tidak berdokumen yang memasuki AS. Itu juga terjadi sehari setelah seorang penembak menewaskan sedikitnya delapan orang di sebuah pusat perbelanjaan, juga di Texas, dalam penembakan massal terbaru yang mengguncang negara itu. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat