Di PBB, Israel Klaim Pembenaran Serangan Mematikan Gaza
DALAM pertemuan PBB pada Selasa (9/5), Israel mengklaim pihaknya dibenarkan melakukan serangan mematikan di Gaza, Palestina. Ini disampaikan ketika catatan hak asasi manusia negara Yahudi itu secara keseluruhan mendapat kecaman keras dari puluhan negara.
Menyusul serangan menjelang fajar yang menewaskan 13 orang, termasuk beberapa anak, perwakilan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa serangan tersebut mematuhi hukum konflik bersenjata. "Hari ini, setelah berbulan-bulan serangan terhadap warga Israel, Israel memulai kampanye, Operasi Perisai dan Panah, melawan sasaran militer Jihad Islam, yang dilakukan sesuai dengan Hukum Konflik Bersenjata," tutur Avishai Kaplan dari Departemen Hukum Internasional IDF kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
"Israel mengarahkan serangan ini hanya terhadap sasaran militer dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil." Tentara Israel mengatakan bahwa dalam serangan udara Gaza, mereka menargetkan tiga pemimpin Jihad Islam, yang dianggapnya sebagai kelompok teroris, serta lokasi pembuatan senjata.
Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 13 Orang termasuk Tiga Pemimpin Jihad Islam
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan empat anak termasuk di antara mereka yang tewas. Dari 20 orang terluka, beberapa dalam kondisi serius atau kritis. Ini akibat serangan Israel yang membakar gedung-gedung dan membuat yang lain menjadi puing-puing.
Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa Meirav Eilon Shahar menegaskan kepada PBB bahwa serangan itu ditujukan untuk memulihkan perdamaian dan keamanan bagi warga Israel. "Kami tidak akan membiarkan kelompok-kelompok teroris ini melemahkan upaya untuk hidup berdampingan yang ingin kami capai."
Baca juga: Sejumlah Kelompok Bersenjata Palestina Tanggapi Pembantaian Israel di Gaza
Komentar perwakilan Israel muncul selama forum yang disebut Tinjauan Periodik Universal, proses yang harus dijalani semua 193 negara PBB setiap empat tahun. Catatan hak asasi manusia Israel dikritik dengan keras.
Banyak negara kritik Israel
Banyak negara--hampir 90--yang menyatakan kekhawatiran tentang meningkatnya kekerasan dan mengutuk pelanggaran terhadap warga Palestina. Beberapa, seperti perwakilan Palestina, Qatar, dan Namibia, menuntut pengakhiran rezim apartheid Israel. Perwakilan Tiongkok menyatakan negara itu terganggu oleh rasisme dan xenophobia.
Eilon Shahar berkeras bahwa Israel tidak menghindar dari kritik banyak negara. Namun ia menegaskan kembali keluhan yang sering diajukan negaranya bahwa Israel menjadi sasaran perlakuan diskriminatif sepihak dan berkelanjutan di dewan hak asasi manusia.
Selain itu, banyak diplomat yang angkat bicara mencela rencana reformasi peradilan yang kontroversial, karena protes massa berminggu-minggu berlanjut, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menunda perombakan lebih dari sebulan yang lalu. Duta Besar AS Michele Taylor meminta Israel untuk memastikan kemandirian dan ketidakberpihakan peradilan yang berkelanjutan. Lainnya, seperti Duta Besar Selandia Baru Lucy Duncan, menyuarakan keprihatinan khusus tentang undang-undang baru yang diusulkan yang akan mengembalikan hukuman mati di Israel.
Para diplomat juga mengecam kebijakan perluasan permukiman Israel, penggusuran paksa dan penghancuran rumah warga Palestina, serta menuntut penyelidikan atas serangan pemukim terhadap warga Palestina.
"Kami merekomendasikan agar Israel mengganti kebijakan perluasan permukimannya," kata duta besar Inggris Simon Manley kepada dewan. Duta Besar Kanada Leslie Norton menuntut agar Israel menyelidiki dan menuntut secara menyeluruh kasus-kasus kekerasan pemukim ekstremis di Tepi Barat untuk memastikan mereka yang melakukan kejahatan ini dimintai pertanggungjawaban. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Banyak negara kritik Israel
PM Baru Inggris Keir Starmer Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Serangan Israel Tewaskan Perempuan dan Anak-Anak di Jabalia Gaza
Warga Palestina Terperangkap seperti di Neraka
Tim Negosiator Israel Diperkirakan Berangkat ke Kairo Melanjutkan Pembicaraan Gencatan Senjata
Protokol Hannibal Digunakan oleh Israel Selama Serangan Hamas pada 7 Oktober
Pejabat Senior Hamas Tewas dalam Serangan Udara Israel di Sekolah Gaza
PBB Peringatkan Risiko Perang Meluas di Perbatasan Lebanon-Israel
Wapres Tegaskan Indonesia Mendukung Penuh Upaya Gencatan Senjata di Palestina
Biro Komite Palestina PBB Temui Wapres Ma'ruf, Sampaikan 3 Poin Penting
Biro Komite Palestina PBB Berencana Bertemu Prabowo Subianto
Wapres Terima Audiensi Biro Komite Palestina PBB
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap