visitaaponce.com

Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Tentara di Kota Pertambangan Emas Ghana

Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Tentara di Kota Pertambangan Emas Ghana
Ilustrasi tentara bersenjata lengkap(Dok. Medcom)

TENTARA bersenjata lengkap melepaskan tembakan untuk membubarkan para pengunjuk rasa di Kota Pertambangan Emas Obuasi, di wilayah Ashanti, Ghana.

Para tentara melakukan tindakan keras terhadap para penambang yang dianggap ilegal oleh pemerintah.

Pihak berwenang menangkap tujuh penambang ilegal saat keluar dari sebuah terowongan milik salah satu penambang emas terbesar di dunia, AngloGold.

Baca juga : Gakkum KLHK Tangkap Pelaku Penambangan Emas di Sulawesi Selatan

Laporan-laporan media setempat bermunculan bahwa ratusan penambang lainnya terjebak di bawah tanah. Tidak jelas apakah mereka yang masih berada di bawah tanah tidak mampu atau enggan untuk keluar. Para kerabat mengatakan bahwa para penambang telah terjebak berhari-hari tanpa makanan atau air.

"Puluhan orang yang berhasil keluar ditangkap karena beroperasi secara ilegal di daerah tersebut," kata keluarga mereka kepada Al Jazeera.

Keluarga mereka menambahkan bahwa polisi meminta pembayaran tunai untuk membebaskan mereka.

Baca juga : Agincourt Resources Undang Mahasiswa Pertambangan Ikut OlympiAR 2024

"Suami saya adalah salah satu dari mereka yang terjebak," kata seorang wanita yang tidak mau menyebutkan namanya kepada Al Jazeera.

"Tidak ada pekerjaan lain di daerah itu sehingga kami bergantung pada pertambangan untuk mencari nafkah," jelasnya

Wanita tersebut mengatakan bahwa polisi menuntut US$2.700 per orang untuk pembebasan para penambang ilegal tersebut.

Baca juga : Eksplorasi NHM dalam Tiga Tahun Tambah Cadangan Emas Hingga 1,4 Juta Oz

Seorang pria mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka yang masih berada di bawah tanah terdengar berteriak-teriak.

"Mereka sekarat!" katanya.

"Apa yang salah dengan orang-orang yang pergi bekerja untuk mencoba memenuhi kebutuhan mereka?," tegasnya.

AngloGold mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (30/5) bahwa orang-orang yang tidak berwenang di bawah tanah dapat keluar.

"Tidak ada orang di bawah tanah yang dikurung dengan cara apa pun dan jalan keluar utama dari tambang tetap terbuka," tulis pernyataan tersebut. (Aljazeera/fer/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat