Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Tentara di Kota Pertambangan Emas Ghana
![Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Tentara di Kota Pertambangan Emas Ghana](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/02354a907a9e9ee87d21c24cfc9f8113.jpeg)
TENTARA bersenjata lengkap melepaskan tembakan untuk membubarkan para pengunjuk rasa di Kota Pertambangan Emas Obuasi, di wilayah Ashanti, Ghana.
Para tentara melakukan tindakan keras terhadap para penambang yang dianggap ilegal oleh pemerintah.
Pihak berwenang menangkap tujuh penambang ilegal saat keluar dari sebuah terowongan milik salah satu penambang emas terbesar di dunia, AngloGold.
Baca juga : Gakkum KLHK Tangkap Pelaku Penambangan Emas di Sulawesi Selatan
Laporan-laporan media setempat bermunculan bahwa ratusan penambang lainnya terjebak di bawah tanah. Tidak jelas apakah mereka yang masih berada di bawah tanah tidak mampu atau enggan untuk keluar. Para kerabat mengatakan bahwa para penambang telah terjebak berhari-hari tanpa makanan atau air.
"Puluhan orang yang berhasil keluar ditangkap karena beroperasi secara ilegal di daerah tersebut," kata keluarga mereka kepada Al Jazeera.
Keluarga mereka menambahkan bahwa polisi meminta pembayaran tunai untuk membebaskan mereka.
Baca juga : Agincourt Resources Undang Mahasiswa Pertambangan Ikut OlympiAR 2024
"Suami saya adalah salah satu dari mereka yang terjebak," kata seorang wanita yang tidak mau menyebutkan namanya kepada Al Jazeera.
"Tidak ada pekerjaan lain di daerah itu sehingga kami bergantung pada pertambangan untuk mencari nafkah," jelasnya
Wanita tersebut mengatakan bahwa polisi menuntut US$2.700 per orang untuk pembebasan para penambang ilegal tersebut.
Baca juga : Eksplorasi NHM dalam Tiga Tahun Tambah Cadangan Emas Hingga 1,4 Juta Oz
Seorang pria mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka yang masih berada di bawah tanah terdengar berteriak-teriak.
"Mereka sekarat!" katanya.
"Apa yang salah dengan orang-orang yang pergi bekerja untuk mencoba memenuhi kebutuhan mereka?," tegasnya.
AngloGold mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (30/5) bahwa orang-orang yang tidak berwenang di bawah tanah dapat keluar.
"Tidak ada orang di bawah tanah yang dikurung dengan cara apa pun dan jalan keluar utama dari tambang tetap terbuka," tulis pernyataan tersebut. (Aljazeera/fer/Z-7)
Terkini Lainnya
2 Warga Tiongkok Ditangkap Lakukan Penambangan Emas Ilegal di Palu
Jokowi: Pemerintah akan Menambah Kepemilikan di Freeport Menjadi 61%
Venezuela Usir 10.000 Orang dari Tambang Emas Ilegal yang Ditutup
Kerja Sama BUMDes dan Antam Dinilai Sebagai Solusi 'Gurandil' di Gunung Pongkor
Rayakan Kemerdekaan, Konsulat Kehormatan RI di Ghana Donasi untuk Empat Sekolah
Eks Pemain Timnas Ghana Ditemukan Selamat dari Reruntuhan Gempa
Ronaldo Cetak Rekor, Portugal Lolos Dari Hadangan Ghana
Preview Piala Dunia 2022: Portugal vs Ghana
Vaksin Antimalaria Bekerja Efektif di Afrika
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap