visitaaponce.com

Asap Karhutla Kanada Buat Mutu Udara New York Paling Buruk di Dunia

Asap Karhutla Kanada Buat Mutu Udara New York Paling Buruk di Dunia
Kualitas udara di New York memburuk akibat asap dari kebakaran hutan di Kanada.(AFP)

JUTAAN orang di benua Amerika Serikat khususnya di New York hidup di bawah udara yang buruk karena kebakaran hutan yang terjadi di Kanada tahun 2023 ini. Bencana ini juga telah mendorong evakuasi, mengganggu perjalanan udara, dan menyebabkan kekacauan di New York dan sekitarnya meskipun jaraknya ribuan kilometer dari pusat kobaran api.

Layanan Cuaca Nasional di Amerika Serikat (AS) memperpanjang peringatan kualitas udara pada Kamis (8/6), untuk Pantai Timur dari New England ke South Carolina, serta bagian dari Midwest termasuk Ohio, Indiana dan Michigan. Pejabat kesehatan di lebih dari selusin negara bagian AS juga telah memperingatkan publik tidak berlama-lama beraktivitas di luar ruangan.

Kanada mengalami awal musim kebakaran terburuk yang pernah tercatat, kata para ahli, dengan kobaran api dilaporkan di hampir semua provinsi dan wilayah negara itu sejak Mei. Lebih dari 400 titik kebakaran hutan Kanada masih terjadi, terutama di provinsi timur Quebec, dengan sekitar 150 kebakaran dilaporkan pada Kamis (8/6) pagi dan sekitar 13.500 orang mengungsi.

Baca juga: Kebakaran Hutan Hebat di Kanada, Jutaan Orang Disarankan Gunakan Masker

Namun, Perdana Menteri Quebec, Francois Legault, mengatakan situasi di wilayahnya masih stabil dan sejauh ini tidak ada kematian atau cedera serius yang dilaporkan. Dia menambahkan proses pemadaman api masih membutuhkan beberapa hari lagi sebelum pengungsi bisa pulang.

“Masih luar biasa mengingat intensitas kebakaran (yang) sampai saat ini, tidak ada korban jiwa, tidak ada luka serius. Itu yang terpenting, jadi teruslah berhati-hati,” kata Legault di Quebec City.

Baca juga: Hutan Kanada Membara, Ribuan Orang Mengungsi dan Menantikan Bantuan

Aktivitas Terhambat

Kualitas udara yang tidak sehat Kebakaran hutan telah membawa langit berwarna jingga ke kota-kota besar di Kanada dan AS, termasuk New York City. Di mana garis langit yang ikonik tertutup awal pekan ini karena asap tebal dan kabut asap.

Mutu udara Kota New York tercatat paling tercemar di dunia dengan 178 pada Indeks Kualitas Udara (AQI). AQI mengukur lima polutan utama, termasuk materi partikulat yang dihasilkan oleh kebakaran, dan bacaan di atas 100 diklasifikasikan sebagai tidak sehat sedangkan yang melebihi 300 adalah berbahaya.

Pada Kamis (8/6) pagi, beberapa pembacaan melebihi angka 300 di daerah Washington. DC, juga mendorong otoritas kesehatan setempat untuk mengumumkan Kode Ungu untuk memperingatkan penduduk tentang kondisi udara yang sangat tidak sehat terkait dengan kebakaran hutan.

“Asap dari kebakaran hutan Kanada menyebabkan kualitas udara yang tidak sehat di wilayah Washington DC dan timur laut AS. Masalah ini kemungkinan besar akan berlanjut atau memburuk hingga Jumat,” cuit Wali Kota Washington. DC Muriel Bowser.

Ketebalan kabut dan jarak pandang yang rendah mendorong pejabat penerbangan untuk menghentikan penerbangan di New York dan Philadelphia dari wilayah timur laut dan tengah Atlantik, serta Ohio, untuk hari kedua pada Kamis (8/6). Semua penerbangan di bandara Newark, New Jersey, juga ditunda.

Di Washington. DC, Gedung Putih menunda acara festival karena asap. Kemudian tim bisbol Washington Nationals menunda pertandingan yang menjadi acara olahraga terbaru yang terkena dampak kebakaran.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya siap memberikan dukungan tambahan untuk membantu Kanada memadamkan kobaran api. Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari 600 petugas pemadam kebakaran dan personel lainnya telah dikerahkan untuk membantu Kanada.

“Kemarin saya berbicara dengan Perdana Menteri Kanada (Justin) Trudeau dan menawarkan bantuan tambahan apa pun yang dibutuhkan Kanada untuk mempercepat upaya memadamkan kebakaran ini, terutama di Quebec, di mana kebakaran memiliki dampak paling langsung pada Amerika,” kata Biden.

(Aljazeera/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat