visitaaponce.com

Di Uganda, Presiden Iran Kecam Barat terkait LGBTQ

Di Uganda, Presiden Iran Kecam Barat terkait LGBTQ
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri) dan Presiden Uganda Yoweri Museveni (ketiga kiri) menyanyikan lagu kebangsaan mereka saat kunjungan.(AFP/Badru Katumba.)

PRESIDEN Iran Ebrahim Raisi pada Rabu (13/7) melontarkan kecaman atas sikap Barat terhadap homoseksualitas selama kunjungannya ke Uganda. Seperti diketahui, Uganda baru saja memperkenalkan beberapa undang-undang antigay paling keras di dunia.

Raisi, dalam misi memperkuat hubungan dengan perjalanan pertama seorang pemimpin Iran ke Afrika dalam 11 tahun, memperingatkan Barat pada konferensi pers dengan Presiden Yoweri Museveni setelah pembicaraan dengan pemimpin veteran Uganda itu. "Barat saat ini mencoba untuk mempromosikan ide homoseksualitas dan dengan mempromosikan homoseksualitas mereka mencoba untuk mengakhiri generasi manusia," ujar Raisi.

Museveni menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang pada 29 Mei. Ini memicu kemarahan di antara kelompok hak asasi manusia, PBB, dan aktivis LGBTQ, serta kekuatan Barat.

Baca juga: Khamenei: Barat Bahayakan Nyawa Rakyat Ukraina demi Industri Senjata

Undang-undang baru semakin menekan homoseksualitas sebagai pelanggaran berat dan hukuman untuk hubungan sesama jenis konsensual hingga seumur hidup di penjara. Raisi mengatakan pada konferensi pers bahwa Barat, "Bertindak melawan warisan dan budaya bangsa."

Pemimpin Iran juga menawarkan dukungan Museveni untuk proyek besar membangun kilang minyak domestik dan pipa yang telah ditentang oleh kelompok lingkungan serta menghadapi tindakan hukum di Prancis dan kritik parlemen Eropa. Raisi mengatakan Teheran siap berbagi pengalaman industri minyaknya. Barat, "umumnya tidak suka melihat negara-negara yang menikmati sumber daya besar dan cadangan nasional untuk mandiri."

Baca juga: Iran Ingin Bangun Pabrik Mobil di Kenya

Kunjungan tersebut dilakukan saat Republik Islam itu mencoba untuk menopang dukungan diplomatik untuk mengurangi isolasi internasionalnya. Raisi selanjutnya melakukan perjalanan ke Zimbabwe pada Kamis (13/7).

Dia telah bertemu dengan Presiden Kenya William Ruto, Rabu pagi, di Nairobi. Ia menggambarkan kunjungannya ke pusat kekuatan Afrika Timur itu sebagai titik balik dalam pengembangan hubungan antara kedua negara.

Dia kemudian terbang ke kota Entebbe di Uganda. "Dia disambut dengan hormat senjata dan parade militer," ujar penyiar publik UBC. Dia dijadwalkan bertemu dengan timpalannya dari Zimbabwe Emmerson Mnangagwa pada Kamis. 

Afrika muncul sebagai medan pertempuran diplomatik dalam beberapa bulan terakhir. Rusia dan Barat bersaing untuk mendapatkan dukungan atas invasi Moskow ke Ukraina. Invasi itu berdampak buruk di benua itu karena membuat harga pangan melonjak. Kekuatan Barat juga berusaha memperdalam hubungan perdagangan dengan benua itu, bersama dengan India dan Tiongkok, yang telah melakukan belanja infrastruktur di Afrika. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat