Tak Ada Lagi Salon untuk Perempuan Afghanistan
![Tak Ada Lagi Salon untuk Perempuan Afghanistan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/bbc9baabd45d8b6abed8ba076c1baf09.jpg)
RIBUAN salon kecantikan di Afghanistan ditutup setelah berakhirnya tenggat waktu satu bulan yang diberikan pemerintah Taliban. Maklumat ini memicu aksi protes yang jarang sekali terjadi di negara tersebut. Pengumuman mengenai tenggat bagi para pemilik salon di Afghanistan itu sempat memicu aksi protes publik. Puluhan ahli kecantikan dan penata rias berunjuk rasa di ibu kota Kabul.
Petugas keamanan Taliban kemudian mengerahkan pemadam kebakaran, taser, dan menembakkan pistol ke udara untuk membubarkan para demonstran.
Taliban mengatakan, keputusan menutup salon kecantikan disebabkan adanya sejumlah layanan yang bertentangan dengan ketentuannya. Selain itu juga menimbulkan kesulitan ekonomi di kalangan keluarga pengantin saat perayaan pernikahan.
Baca juga: Taliban Tutup Semua Salon Kecantikan di Afghanistan
Sejumlah layanan yang ditentang Taliban dan diklaim melanggar hukum Islam antara lain pembentukan alis, penggunaan rambut orang lain untuk menambah rambut alami wanita (extension), dan penggunaan riasan (make up) yang dianggap mengganggu praktik mengambil air.
Keputusan Taliban pada Selasa (25/7), menambah jumlah pengekangan atas hak dan kebebasan bagi perempuan dan anak di Afghanistan. Sebelumnya mereka tidak mengizinkan kaum hawa bersekolah, beraktivitas di ruang publik, dan bekerja.
Larangan tersebut memicu kecemasan dari kelompok internasional yang khawatir akan dampak pengusaha perempuan di Afghanistan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan otoritas Afghanistan larangan dicabut.
Baca juga: Indonesia Iran Sepakat Perjuangkan Hak Palestina dan Atasi Krisis Afghanistan
"Mendukung upaya misi bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) yang telah meminta secara de facto untuk menghentikan maklumat penutupan salon kecantikan," ungkap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Senada dengan Guterres, wakil juru bicara PBB Farhan Haq berpendapat bahwa dekrit tersebut merugikan perempuan di Afghanistan. "UNAMA sudah mengatakan bahwa halangan hak perempuan ini akan berdampak negatif pada ekonomi serta bertentangan dengan dukungan kewirausahaan perempuan, dan kami akan mengusahakan pencabutan larangan tersebut," kata Farhan Haq. (The News Daily/Cah)
Terkini Lainnya
Budayawan Kecam Eksploitasi Perempuan Badui di Medsos
Beautysity, Pameran Produk Kecantikan dan Wellness Terkurasi
Peringati Hari Bidan, Treatment Gratis dan Diskon Khusus untuk Bidan di Surabaya dan Sekitarnya
6 Rekomendasi Foot Scrub untuk Membuat Kaki Bersih dan Halus
Kulitmu Berminyak? Simak Do's & Don’ts untuk Perawatannya
5 Rekomendasi Scrub Kaki agar Kaki Bersih dan Halus
Vaksin Polio Produksi RI Jangkau 8,6 Juta Anak Afghanistan
Indonesia Dorong Perbaikan di Afghanistan
Menlu Retno Marsudi Hadiri Pertemuan Doha III Bahas Ekonomi Afghanistan
PBB: Mayoritas Penduduk Ingin Negara Tingkatkan Aksi Atasi Perubahan Iklim
Putra Pendiri Taliban Minta Tolong ke Jusuf Kalla
Berkunjung ke Afghanistan, JK Bahas Soal Kesetaraan Pendidikan Perempuan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap