Kim Jong Un Pecat Jenderal Tertinggi Militernya, Persiapkan Perang
PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong Un telah mengganti jenderal tertinggi militernya dan menyerukan peningkatan produksi senjata, perluasan latihan militer, dan persiapan untuk kemungkinan perang.
Kim menyampaikan komentar tersebut pada sebuah pertemuan Komisi Militer Pusat, dia membahas rencana-rencana penanggulangan untuk menghalangi musuh-musuh Korea Utara. Media pemerintah KCNA melaporkan pada Kamis (10/8) tanpa menyebutkan nama-nama musuh-musuh tersebut.
Kantor Berita Yonhap Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara fokus untuk melenturkan otot militernya. Bahkan Jenderal tertinggi Korea Utara, Kepala Staf Umum Pak Su Il juga diberhentikan. Dia telah menjabat selama sekitar tujuh bulan.
Baca juga : Kim Jong Un Janji Perkuat Kerja sama dengan Tiongkok
Pak digantikan oleh Jenderal Ri Yong Gil, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan, serta komandan tertinggi pasukan konvensional. Ri juga sebelumnya menjabat sebagai kepala staf angkatan darat.
Ketika Ri digantikan pada tahun 2016, pemecatannya dan ketidakhadirannya dalam acara-acara resmi di Korea Utara memicu spekulasi di Korea Selatan bahwa ia telah dieksekusi. Ri muncul kembali beberapa bulan kemudian ketika dia diangkat ke jabatan senior lainnya.
Baca juga : Ini Drone dan Rudal ICBM Teranyar Korut yang Dipamerkan di Depan Rusia
KCNA mengatakan agenda pertemuan hari Rabu antara Kim dan Komisi Militer Pusat adalah masalah membuat persiapan perang secara penuh termasuk mengamankan sarana pemogokan yang lebih kuat untuk memastikan kesiapan militer yang sempurna untuk perang.
Kim menyerukan agar semua perusahaan industri amunisi untuk mendorong produksi massal berbagai senjata dan peralatan.
"Dia juga menyerukan untuk secara aktif melakukan latihan perang yang sebenarnya untuk mengoperasikan secara efisien senjata dan peralatan terbaru yang baru saja dikerahkan," tambah laporan itu.
Menurut KCNA, Kim menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas produksi senjata negara itu. Laporan itu tidak memberikan rinciannya.
Seruan untuk meningkatkan produksi senjata muncul ketika Amerika Serikat (AS) mencurigai Korea Utara menyediakan senjata kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina, termasuk peluru artileri, roket, dan rudal. (Aljazeera/Z-4)
Terkini Lainnya
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Putin Ancam Korsel untuk Tidak Membantu Pasokan Senjata ke Ukraina
Tiongkok tak Peduli Kerja Sama Rusia dan Korea Utara
Hadiahi Limosin Aurus, Putin Sopiri Kim Jong Un Keliling Pyongyang
Putin dan Kim Jong Un Sepakat Saling Bantu Melawan Agresi
Kerja Sama Rusia-Korea Utara Berdasarkan Prinsip Kesetaraan dan Persahabatan Jangka Panjang
Amerika Serikat Kecam Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara
Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik ke Arah Timur
Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal dengan Kemampuan Hulu Ledak Ganda
Balon Berisi Sampah dari Korea Utara Terdeteksi Menggandung Parasit
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap