visitaaponce.com

Pyongyang Ungkap Tentara AS Melanggar Wilayah Secara Ilegal

Pyongyang Ungkap Tentara AS Melanggar Wilayah Secara Ilegal
Rombongan perjalanan wisata ke Zona Demiliterisasi.(AFP)

TENTARA Amerika Serikat (AS) yang melintasi perbatasan ke Korea Utara bulan lalu mengakui dia melanggar secara ilegal. 

Laporan ini merupakan komentar publik pertama dari Korea Utara mengenai kasus Travis King, yang sedang kembali ke Amerika Serikat setelah insiden dengan polisi Korea Selatan ketika dia menyelinap untuk bergabung dalam perjalanan wisata ke Zona Demiliterisasi.

"Menurut investigasi oleh organ yang relevan di DPRK, Travis King mengakui bahwa dia melanggar secara ilegal ke wilayah DPRK," kata KCNA, menggunakan singkatan untuk nama resmi Korea Utara.

Baca juga: Putin-Kim Jong Un Saling Bertukar Surat

"Selama penyelidikan, Travis King mengakui memutuskan untuk datang ke DPRK karena dia merasa tidak puas dengan perlakuan yang tidak manusiawi dan diskriminasi rasial di dalam Angkatan Darat AS," tambah KCNA.

Setelah terlibat dalam perkelahian di sebuah pub karena mabuk, insiden dengan polisi, dan ditahan di penjara Korea Selatan, Prajurit Kelas Dua King seharusnya dibawa ke bandara bulan lalu untuk terbang kembali ke Texas.

Baca juga: Korut Tutup Pintu Bagi Amerika soal Pemulangan Tentaranya

Namun alih-alih pergi ke Fort Bliss untuk sidang disiplin, King menyelinap, bergabung dalam perjalanan wisata ke Zona Demiliterisasi, dan melewati perbatasan.

"King berada di bawah pengawasan oleh tentara Tentara Rakyat Korea yang bertugas karena dia sengaja melanggar ke area sisi DPRK antara ruangan untuk kontak militer DPRK-AS dan ruangan istirahat petugas keamanan di sepanjang Garis Demarkasi Militer," kata KCNA pada hari Rabu, mengonfirmasi penahanan King di Korea Utara untuk pertama kalinya.

"Dia juga mengungkapkan kemauannya untuk mencari suaka di DPRK atau negara ketiga, dengan mengatakan bahwa dia kecewa dengan masyarakat Amerika yang tidak setara," kata KCNA, menambahkan bahwa penyelidikan pemerintah masih berlangsung.

Insiden bulan Juli terjadi pada saat hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam sejarahnya. Di mana diplomasi terhenti dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mendesak pengembangan senjata yang lebih tinggi, termasuk hulu ledak nuklir taktis.

Bulan ini, Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa Korea Utara telah "merespons" upaya untuk membahas kasus ini. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengonfirmasi pada waktu itu kontak telah dilakukan dengan pihak Korea Utara. Sambil menambahkan dia masih tidak tahu di mana King berada atau dalam kondisi seperti apa. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat