Korea Utara Mengisyaratkan Kembali Luncurkan Satelit
![Korea Utara Mengisyaratkan Kembali Luncurkan Satelit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/d18368c511096e7efe57e972d4af70d1.jpg)
KOREA Utara memberikan isyarat akan segera meluncurkan satelit. Peluncuran itu merupakan percobaan kedua setelah upaya sebelumnya gagal, di mana satelit militer jatuh ke laut pada Mei.
Pihak Pyongyang memberitahu Penjaga Pantai Jepang, mereka berencana meluncurkan satelit sekitar 24-31 Agustus, lapor agensi berita Kyodo.
Pada Mei, Korea Utara meluncurkan satelit rekognisi militer pertamanya, meskipun roket pembawanya jatuh ke laut beberapa menit setelah lepas landas.
Baca juga: Kim Jong-un Saksikan Uji Coba Rudal Jelajah
Pemerintah Korea Utara menyatakan satelit tersebut dikembangkan sebagai respons terhadap kehadiran militer AS yang semakin meningkat di kawasan tersebut.
Sementara itu, agensi berita negara Korea Utara mengutuk sifat "agresif" dari latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan, yang dimulai pada Selasa.
Baca juga: Ukraina Dapatkan F-16 dari Belanda dan Denmark
Dalam sebuah komentar, KCNA memperingatkan jika latihan tersebut melibatkan provokasi nuklir, maka kemungkinan terjadinya perang termo nuklir di Semenanjung Korea akan semakin realistis.
Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang mengutuk peluncuran satelit Korea Utara pada bulan Mei karena dianggap melanggar resolusi PBB. Resolusi PBB melarang Korea Utara menggunakan teknologi peluru kendali. Para analis berpendapat terdapat tumpang tindih teknologi yang signifikan antara pengembangan misil balistik antarbenua dan kemampuan peluncuran satelit.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah menjadikan pengembangan satelit mata-mata militer sebagai prioritas utama. Badan mata-mata Korea Selatan memberi tahu para anggota parlemen pekan lalu bahwa Korea Utara bisa meluncurkan satelit rekognisi pada akhir Agustus atau awal September, seperti yang dilaporkan oleh agensi berita Yonhap.
Peluncuran ini direncanakan sebelum peringatan ulang tahun ke-75 berdirinya rezim pada tanggal 9 September, menurut laporan Yonhap.
Jatuhnya satelit pada bulan Mei memicu operasi penyelamatan yang kompleks selama 36 hari oleh Korea Selatan, melibatkan sejumlah kapal penyelamat laut, kapal penyapu ranjau, dan penyelam laut dalam.
Bagian-bagian roket dan satelit yang berhasil diambil kemudian dianalisis oleh para ahli di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Kementerian pertahanan Korea Selatan selanjutnya menyatakan bahwa satelit tersebut tidak memiliki utilitas militer. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
PPDB di Bengkulu, Gunakan Satelit untuk Mengecek Jarak Rumah Siswa
Fakta Mengenai Asteroid Apophis dan Pendekatannya yang Memecahkan Rekor pada 2029
Rencana Pendaftaran Slot Orbit Satelit NGSO, Menkominfo Temui Sekjen ITU
Menimbang Plus Minus Internet Satelit Starlink
Perbedaan antara Satelit Alami dan Buatan Manusia
Telkomsat dan Starlink Tandatangani Kerja Sama untuk Layani Segmen Enterprise
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Indonesia Hadapi Jepang di Perempat Final Kejuaraan Asia Junior
BNI Dorong Pertumbuhan Bisnis Milik Diaspora di Jepang
Pemerintah Indonesia Kembalikan Sembilan Kerangka Terduga Tentara Jepang pada Perang Dunia II
Pertamina International Shipping Gandeng Perusahaan Kapal Jepang NYK
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap