Langkah Indonesia Minta Hentikan Kekerasan Israel-Palestina Dinilai Tepat
![Langkah Indonesia Minta Hentikan Kekerasan Israel-Palestina Dinilai Tepat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/e751691d025ebf615c4c0cb16e5b7b40.jpg)
PENGAMAT hubungan internasional Universitas Indonesia Broto Wardoyo mengatakan bahwa langkah tepat disampaikan Indonesia dengan mendesak tindakan kekerasan dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia.
"Menurut saya pemerintah Indonesia sudah pas dalam hal mengutuk kekerasannya," kata pria yang akrab disapa Ito kepada Media Indonesia, Minggu (8/10).
Dia tak memungkiri bahwa masyarakat Internasional terpecah dalam hal konflik Israel-Palestina. Apalagi kecaman yang harus disampaikan diawali dengan serangan Hamas ke wilayah Israel.
"Kondisinya agak sulit posisinya, dilemanya muncul karena yang melakukan kekerasan skala besar pertama Hamas. Kalau Indonesia mau masif melakukan kecaman terhadap penggunaan kekerasan terhadap Gaza nanti akan jadi masalah juga," ujarnya.
"Tetapi yang sebenarnya dibutuhkan adalah penggunaan kekerasannya. Poinnya di situ," tambahnya.
Ito mengingatkan kondisi yang juga harus dipertimbangkan bahwa apa yang dilakukan Hamas tidak hanya dilihat sebagai operasi militer saja. Tetapi harus dilihat dalam konteks politik yang lebih jelas.
"Apa yang disampaikan pemerintah Indonesia, kita harus kembali lagi ke akar masalah. Menurut saya, itu juga penting. Tapi yang sama penting bahwa kalau kita sudah memahami, harus kembali ke akar masalah," sebutnya.
Selanjutnya, kata Ito bagaimana upaya semua pihak terlibat dalam menyelesaikan akar masalah tersebut. Bahkan pernyataan yang disampaikan Indonesia juga mirip dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Otoritas Palestina.
"Pertanyaan itu selalu muncul. terkait pendudukan wilayah, kebijakan yang diambil pemerintah Israel juga berkontribusi (akar masalah). Dari situ menjadi penting bagi kita untuk kemudian berpikir lebih jauh," tegasnya.
Namun upaya mediasi Israel-Palestina dibutuhkan kesepakatan yang lebih panjang. Bahkan beberapa negara gagal melakukan upaya mediasi tersebut.
"Tetapi setidaknya kita mulai dengan mendudukan faksi-faksi yang ada di Palestina dulu. Indonesia punya coverage yang lebih besar karena Indonesia sampai sekarang posisi terhadap Palestina tidak berubah. Kita tidak meng-entertain hubungan diplomatik dengan Israel sampai saat ini. Itu menurut saya penting," pungkasnya. (Fer/Z-7)
Terkini Lainnya
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Jubir Militer Israel: Tidak Mungkin Netanyahu Hancurkan Hamas
Kabinet Perang Israel Selesai, Siapa yang Tersisa?
Nasib Netanyahu dan Palestina Pascaperang
Ketua Presidium MER-C Bertemu Menkopolhukam Bahas Situasi Jalur Gaza
Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis Penuh Sesak Setelah Perintah Evakuasi dari Tentara Israel
55 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel, Termasuk Direktur Rumah Sakit al-Shifa
Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit Eropa di Khan Younis Sangat Sulit
PM Israel Benjamin Netanyahu: Militer Mendekati “Akhir Tahap Penghapusan” Hamas di Gaza
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Video Tunjukkan Warga Palestina Mengungsi dari Khan Younis Setelah Perintah Evakuasi Israel
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap