visitaaponce.com

Harga Minyak dan Emas Melonjak Efek Perang Israel dan Palestina

 Harga Minyak dan Emas Melonjak Efek Perang Israel dan Palestina
Warga Palestina menghalau serangan tentara Israel di Ramallah.(AFP)

MANTAN Dirut BEI Hasan Zein Mahmud melihat memanasnya perang di Israel dan Palestina akan berdampak pada kenaikan harga minyak dunia.

Sedangkan perhatian Amerika akan terpecah antara kepada Israel yang sedang dalam masalah, dan Ukraina yang akibat perang tersebut, akan berkurang perhatiannya. Padahal Ukraina pun masih dalam fase peperangan.

"Harga minyak akan naik. Apalagi kalau ada Iran di balik Hamas. Rusia mungkin akan mendapat keuntungan ganda, dari harga minyak dan Ukraina," kata Hasan, Senin (9/10).

Research & Development ICDX Girta Yoga, mengatakan harga minyak pada pembukaan pekan pagi ini terpantau bergerak bullish didukung oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang dipicu serangan Hamas ke Israel pada akhir pekan.

Baca juga: Dukung Israel, Zelensky tidak Singgung Isu Pendudukan Israel terhadap Palestina

Selain itu, dukungan juga datang dari pernyataan positif enam produsen Arab terkait pemangkasan produksi sukarela.

Serangan dadakan berskala besar yang diluncurkan oleh militan Islam Palestina, Hamas, ke Israel pada hari Sabtu, memicu serangan udara balasan dan deklarasi perang resmi dari Israel pada hari Minggu.

Serangan Hamas tersebut sekaligus merupakan serangan terluas dan paling berdarah dalam beberapa dekade, karena telah menewaskan lebih dari seribu orang pada akhir pekan ini, dengan lebih dari 600 warga Israel tewas akibat serangan Hamas dan lebih dari 400 warga Palestina tewas saat Israel menggempur Gaza dengan serangan udara.

Baca juga: Bantuan AS ke Israel Disebut Hamas Sebuah Agresi

"Dikhawatirkan kondisi tersebut berisiko berkembang menjadi perang yang lebih luas dan mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah yang merupakan lokasi dari hampir sepertiga pasokan minyak global," kata Girta.

Turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, enam negara produsen Arab anggota OPEC yakni Bahrain, Irak, Kuwait, Oman, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menegaskan kembali komitmen terhadap penyesuaian produksi minyak sukarela secara kolektif dan individu.

Sementara itu, tensi AS dan Tiongkok kembali memanas pasca Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat memasukkan 42 entitas Tiongkok ke dalam daftar kontrol ekspor pemerintah, dengan alasan telah memberikan dukungan terhadap pangkalan industri militer dan pertahanan Rusia – dukungan yang mencakup pasokan sirkuit terpadu asal AS.

Selain Tiongkok, 7 entitas lainnya dari Finlandia, Jerman, India, Turki, Uni Emirat Arab, dan Inggris juga ditambahkan ke daftar kendali ekspor perdagangan AS. Kementerian Perdagangan Tiongkok bereaksi keras atas aksi AS tersebut dan menyebut tindakan AS sebagai “pemaksaan ekonomi dan intimidasi sepihak”.

Dari Rusia dilaporkan bahwa larangan ekspor diesel melalui jalur pelabuhan dan sebagian besar pembatasan yang diberlakukan pada 21 September resmi dicabut, ungkap pengumuman resmi Pemerintah Rusia pada hari Jumat. Meski demikian, pembatasan untuk ekspor bensin masih tetap berlaku.

"Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$88 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$84 per barel," kata Girta.

Harga Emas Terkerek Naik

Harga emas menguat di zona US$1.852,01 per troy ons. Emas melaju ke level tertinggi dalam sepekan oleh eskalasi konflik Timur Tengah yang meluas meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven.

"Meningkatnya risiko geopolitik mendorong pembelian terhadap aset-aset lindung nilai, seperti emas. Emas turut memanfaatkan kekhawatiran bahwa konflik geopolitik dapat menimbulkan risiko meningkatkan tekanan harga yang mengancam inflasi dan prospek ekonomi global," kata tim research & development ICDX.

Harga emas menguat dengan support saat ini beralih ke rentang US$1.825,71 per troy ons dan resistance terdekatnya berada di areal US$1.860,27.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat