visitaaponce.com

Aruna Diundang FAO ke Bangkok, Bahas Upaya untuk Efektivitas Rantai Pasok dan Ketertelusuran Produk

Aruna Diundang FAO ke Bangkok, Bahas Upaya untuk Efektivitas Rantai Pasok dan Ketertelusuran Produk
Aruna(Dok.Ist)

PADA penghujung September 2023 lalu, Aruna diundang untuk menjadi pembicara di salah satu agenda tahunan dari sebuah organisasi pangan dan pertanian yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, yakni Food and Agriculture Organization (FAO). Bertempat di Bangkok, Thailand, agenda yang mengusung topik besar “Digital Agriculture Solutions Forum (DASF) 2023 for Asia and the Pacific” tersebut telah diadakan secara rutin selama empat tahun belakangan ini. Dihadiri oleh banyak perusahaan digital di Asia yang berfokus pada isu pangan dan teknologi, Aruna, diwakili oleh Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, pun menjadi salah satu yang diundang secara eksklusif oleh FAO.

Agenda ini mendiskusikan potensi pengembangan ekosistem hidup yang dapat memengaruhi keamanan pangan di dunia. Melalui DASF 2023, disimpulkan bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya adalah dengan meningkatkan inovasi digital yang menjanjikan. 

Dengan 40.000 Nelayan Aruna yang telah teregistrasi, Aruna mengembangkan aplikasi internal yang menjadi amunisi utama untuk meringkas rantai pasok perikanan di Indonesia dan menjamin ketertelusuran produk-produk Aruna. Mulai dari asal ikan, kapal yang dipakai oleh nelayan untuk menangkap ikan dapat teridentifikasi. Dengan demikian, seluruh konsumen Aruna dijamin akan mendapatkan keamanan dalam konsumsi produk perikanan yang aman dan bertanggung jawab.

Baca juga : Nelayan Tradisional masih Terpinggirkan

Hingga saat ini, Aruna berhasil menciptakan 50% peningkatan pada standar kehidupan Nelayan Aruna. Secara lebih umum, dengan ragam aktivitas dan inisiasi bisnis Aruna, perusahaan pionir yang telah menelateni industri perikanan tangkap selama tujuh tahun ini telah memberikan dampak positif pada kehidupan 108.000 orang, terutama mereka yang tinggal di wilayah pesisir Indonesia.

Aziz Elbehri, Senior Economist dan Stream Leader FAO Regional Office for Asia and the Pacific, mengatakan dalam sambutannya, “Ambisi harus dibentuk bersama, kemudian direalisasikan melalui tindakan nyata. Ambisi dibentuk melalui cerita, pengalaman, perjalanan. Baru setelah itu, kami mengadakan sesi  untuk saling bertukar inisiatif demi berkembangnya ekosistem agrikultur digital yang lebih inovatif. Semuanya harus holistik: mulai dari bagaimana kita dapat meringkas rantai pasok, menjamin ketertelusuran produk, hingga mengamankan ketersediaan sumber daya bagi generasi yang akan datang.”

Utari mengatakan, “Berasal dari desa nelayan tradisional, saya terdorong untuk memberdayakan nelayan skala kecil dan komunitas mereka, menjaga lingkungan hidup di sekitarnya, sambil tetap berorientasi pada konsumen. Kami berupaya untuk menjaga engagement kami dengan komunitas pesisir, sekaligus mengenalkan mereka pada teknologi sederhana Aruna yang dapat mereka gunakan untuk pencatatan profil dan transaksi mereka. Lebih dari itu, Aruna juga memberi pendampingan terkait keberlanjutan ekosistem laut kepada para nelayan. Dengan hal tersebut, didukung pula dengan jaminan ketertelusuran produk kami, konsumen pun akan merasa aman.” (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat