visitaaponce.com

Bantuan Gaza Tertahan di Perbatasan, Mesir Salahkan Israel

Bantuan Gaza Tertahan di Perbatasan, Mesir Salahkan Israel
Bantuan kemanusiaan dr WHO untuk Gaza tertahan di perbatasan Mesir(Ist)

KONVOI bantuan kemanusiaan dari WHO dan berbagai negara untuk Gaza, Palestina, tertahan di perbatasan Mesir dan Jalur Gaza Rabu (18/10). Sementara Mesir menyalahkan Israel karena tidak mengizinkan bantuan tersebut menjangkau warga sipil yang membutuhkan.

Penyeberangan Rafah menjadi satu-satunya jalur masuk dan keluar Jalur Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel. Namun Rafah telah ditutup sejak Selasa, (10/10) setelah tiga serangan udara Israel terhadap pos perbatasan Palestina dalam waktu 24 jam.

Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry menolak klaim yang "tidak akurat" bahwa Mesir telah menutup satu-satunya penyeberangan perbatasan dengan Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel.

Baca juga: Serangan Hamas tidak Benarkan Hukuman Kolektif terhadap Warga Palestina

"Sejauh yang kami ketahui, penyeberangan Rafah di sisi kami secara resmi terbuka," kata Shoukry Selasa (17/10).

Dia mengatakan truk-truk bantuan sedang menunggu jaminan kondisi aman setelah penyeberangan tersebut menjadi sasaran empat kali pengeboman dari udara yang membuat penyeberangan itu tidak dapat diakses.

Baca juga: Rumah Sakit Dibom 500 Tewas, Palestina Umumkan 3 Hari Berkabung

Dalam sebuah wawancara terpisah dengan CNN, Shoukry mengatakan salah satu serangan terjadi ketika pihaknya sedang berusaha memperbaiki kerusakan, dan empat pekerja Mesir terluka.

Gaza hampir kehabisan listrik, makanan, air dan bahan bakar, setelah 12 hari pengepungan dan pengeboman udara dan artileri oleh Israel sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang diluncurkan pada tanggal 7 Oktober dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Sekitar 3.000 orang telah terbunuh di Gaza, di mana para petugas tanggap darurat mengatakan bahwa operasi penyelamatan hampir tidak mungkin dilakukan dan kamar-kamar mayat telah kehabisan tempat.

Di sisi Mesir dari penyeberangan Rafah, konvoi truk semakin banyak dan telah menunggu hingga hari Rabu. Namun, menurut para pekerja bantuan bahwa mereka masih belum mendapatkan jadwal kapan mereka akan diizinkan masuk.

Gaza telah berada di bawah blokade gabungan Mesir-Israel sejak tahun 2007.

Shoukry menambahkan pada hari Selasa bahwa setelah aman untuk transit, penyeberangan tersebut akan memungkinkan Mesir untuk menerima, bantuan untuk tujuan kemanusiaan, mereka yang membutuhkan bantuan medis, membutuhkan penanganan khusus, seperti status normal penyeberangan.

Tekanan juga diberikan kepada Mesir karena menerima pengungsi Gaza ke dalam wilayahnya, Kairo menolak pemindahan paksa warga Palestina.

"Mesir tidak akan mengalihkan tanggung jawab Israel kepada dirinya sendiri. Ini adalah tanggung jawab Israel sebagai kekuatan pendudukan, mereka harus menjamin keamanan warga sipil," kata Shoukry.

Upaya-upaya berulang kali untuk menengahi sebuah kesepakatan telah gagal sejak Mesir menolak mengizinkan warga negara asing untuk keluar sampai bantuan diizinkan masuk.

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths tiba di Kairo pada Selasa malam untuk membantu menegosiasikan akses bantuan. (AFP/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat