visitaaponce.com

Lagi, Biden Minta Dana Perang US106 Miliar untuk Ukraina dan Israel

Lagi, Biden Minta Dana Perang US$106 Miliar untuk Ukraina dan Israel
Presiden AS, Joe Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, Washington DC, Kamis (19/10).(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat Joe Biden meminta bantuan militer untuk Ukraina dan Israel dalam paket keamanan nasional senilai US$106 miliar atau sekitar Rp1.683 triliun, pada Jumat (21/10). Namun, kelumpuhan Partai Republik di parlemen diyakini akan mengandaskan permintaan Biden.

Permintaan Biden muncul sehari setelah ia mengaitkan langsung antara serangan Hamas terhadap Israel dan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina untuk meyakinkan warga AS bahwa AS harus menunjukkan kepemimpinan global.

Politisi Demokrat berusia 80 tahun itu berargumentasi dalam pidatonya di Ruang Oval bahwa jumlah dana yang sangat besar, totalnya sebesar US$105,85 miliar akan menjamin kepentingan AS untuk generasi mendatang. Di dalam dana itu termasuk US$61 miliar (Rp968,6 triliun) bantuan militer untuk Ukraina dan US$14 miliar (Rp222 triliun) untuk Israel.

Baca juga : Jengah dengan Kebiadaban Israel, Pejabat Kemlu AS Mengundurkan Diri

Permintaan Biden muncul ketika Dewan Perwakilan Rakyat AS masih berada dalam kekacauan, dengan Partai Republik, yang memegang mayoritas tipis, berada dalam krisis terburuk selama beberapa dekade lantaran tidak dapat memilih seorang ketua.

“Dunia sedang menyaksikan dan rakyat Amerika mengharapkan para pemimpin mereka bersatu dan mewujudkan prioritas ini,” kata Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih Shalanda Young dalam suratnya kepada Kongres.

Baca juga : Dua Pekan Berlalu, Kursi Ketua DPR AS Masih Kosong

Ia mendesak Kongres untuk menangani masalah ini sebagai bagian dari perjanjian bipartisan yang komprehensif dalam beberapa minggu mendatang.

Paket bantuan besar yang dilancarkan Biden menyatukan sejumlah krisis yang berbeda dengan harapan bahwa seruan terhadap persatuan nasional AS akan membantu menggoyangkan anggota DPR dari Partai Republik keluar dari disfungsi mereka.

Hal ini memberikan jalan damai bagi Partai Republik dalam bentuk pendanaan sebesar US$6,4 miliar untuk krisis migrasi di perbatasan selatan dengan Meksiko, yang menjadi perhatian utama partai sayap kanan.

Lawan Tiongkok

Disebutkan bahwa paket dana tersebut juga mencakup US$7 miliar untuk melawan Tiongkok dan memperkuat sekutu di kawasan Asia-Pasifik, dan lebih dari US$9 miliar untuk bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Ukraina dan Israel.

Permintaan dana dalam jumlah besar ini adalah upaya AS untuk meningkatkan dukungan yang melemah terhadap Ukraina, dengan menghubungkannya dengan pendanaan untuk Israel, yang saat ini mendapat dukungan bipartisan yang luas.

Sayangnya, semakin banyak anggota Partai Republik dan pemilih AS yang menentang penambahan bantuan keamanan senilai US$43,9 miliar yang telah dijanjikan Amerika Serikat kepada Ukraina, sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022.

Permintaan bantuan sebelumnya untuk Ukraina terhenti ketika Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy digulingkan dalam pemberontakan pada bulan September 2023.

Dalam 17 hari sejak itu, tidak ada Partai Republik yang memperoleh cukup suara untuk menggantikannya. Yang terakhir mencoba, sekutu Donald Trump, Jim Jordan, telah gagal dua kali.

Putin kecam Biden

Pidato Biden pada hari Kamis (19/10) lalu, menggambarkan hubungan antara perang di Ukraina dan Israel sebagai bagian dari visi AS sebagai “mercusuar bagi dunia” dalam menghadapi “teroris” seperti Hamas dan “tiran” seperti Putin. 

Kremlin pun mengecam komentar Biden. “Kami tidak menerima nada seperti itu terhadap Federasi Rusia, terhadap presiden kami,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Peskov mengatakan retorika seperti itu tidak cocok bagi para pemimpin negara yang bertanggung jawab, dan sulit diterima oleh kita. "Upaya AS untuk menahan Rusia terbukti tidak efektif," tambahnya.

Biden dijadwalkan menyambut para pemimpin Uni Eropa Charles Michel dan Ursula von der Leyen di Gedung Putih pada Jumat (20/10), pada pertemuan puncak yang bertujuan menyampaikan pesan persatuan mengenai konflik di Gaza dan Ukraina. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat