RS Indonesia di Gaza Berjuang dalam Gelap dan Ancaman Jet Tempur Israel
![RS Indonesia di Gaza Berjuang dalam Gelap dan Ancaman Jet Tempur Israel](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/dab03fb9375b1f545d60326b776246e4.png)
RUMAH Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, sedang berjuang untuk merawat banyak pasien yang terluka akibat pemboman Israel, di tengah berkurangnya stok obat-obatan dan pemadaman listrik yang memaksa para dokter untuk bekerja dalam kegelapan, serta banyaknya drone dan jet tempur Israel yang terus mengitari RS.
Fikri Rofiul Haq, seorang relawan Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) yang berbasis di Indonesia, yang mengorganisir sumbangan untuk membangun rumah sakit pada tahun 2011, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa RS Indonesia telah dibanjiri pasien setelah berminggu-minggu pemboman tanpa henti oleh pasukan Israel.
“Di RS Indonesia saja, tercatat 870 orang meninggal dunia dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka. Sekitar 164 pasien masih dirawat di rumah sakit,” kata Fikri, Senin (30/10).
Baca juga : 6 Fakta Terkini Pembantaian di Gaza, Hari ke-24 Serangan Israel
Menurut Fikri, sekitar separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman daripada rumah mereka, seperti sekolah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia.
"Lebih dari 1.500 warga mengungsi ke RS Indonesia dan berkemah di ruangan kosong dan halaman rumah sakit.”
Baca juga : Ratas soal Kondisi Palestina, Presiden Sampaikan Indonesia akan Kirim Bantuan ke Gaza
Dokter tetap bekerja meski dalam gelap
Kondisi RS Indonesia di Gaza yang gelap gulita, hanya dengan bantuan penerangan dari cahaya ponsel. (Sumber: Instagram)
Pekan lalu, rumah sakit tersebut kehilangan aliran listrik karena pemadaman listrik akibat kekurangan bahan bakar karena blokade Israel terhadap wilayah kantong tersebut menghalangi masuknya pasokan penting.
“Kami berusaha mencari bahan bakar untuk menghidupkan Rumah Sakit Indonesia setelah pemadaman listrik yang berlangsung selama lebih dari satu jam. Dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi dan merawat pasien tanpa penerangan apa pun,” kata Fikri.
“Rumah Sakit Indonesia sangat membutuhkan bantuan medis dan tenaga rumah sakit kelelahan karena dipaksa bekerja 24 jam sehari,” imbuhnya lagi.
Ancaman drone dan jet tempur Israel
Salah satu ruangan yang terkena bom Israel terlihat dalam video yang dilaporkan oleh relawan MER-C Fikri Rofiul Haq saat mengabarkan kondisi terkini RS Indonesia di Gaza pada Senin, 30 Oktober 2023. (Sumber : Instagram MER-C)
Fikri mengatakan penembakan Israel telah menghancurkan sebagian atap rumah sakit, menyebabkan langit-langit di sejumlah ruangan runtuh.
“Dua hari yang lalu, terjadi penembakan yang sangat hebat oleh pasukan Israel di sekitar RS Indonesia, yang dimulai pada sore hari dan tidak berhenti sepanjang malam. Kami hanya mendengar ledakan terus menerus,” kata Haq. “Suara ledakannya memekakkan telinga dan beberapa roket Israel mendarat di area sekitar rumah sakit,” bebernya.
“Bom tersebut menyebabkan seluruh rumah sakit berguncang dan kami harus berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di ruang bawah tanah,” tambahnya.
Di bawah ancaman drone dan jet tempur Israel, Fikri mengatakan bahwa mengirimkan bantuan ke rumah sakit merupakan sebuah tantangan, namun MER-C telah mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Indonesia dan organisasi bantuan lainnya di Gaza dan para sukarelawan dapat mengirimkan sejumlah pasokan ke rumah sakit pada tanggal 19 Oktober dan 24 Oktober.
“Kami sempat mendapatkan beberapa obat dan alat kesehatan lainnya, namun masih banyak obat yang belum kami miliki karena sudah habis,” ujarnya.
Fikri mendapat kabar bahwa truk yang membawa bantuan MER-C saat ini sedang dalam perjalanan dari Mesir, namun terhambat oleh antrean untuk memasuki Gaza.
“Kami berharap gencatan senjata segera diumumkan,” katanya. “Musim dingin akan segera tiba dan jika perang ini terus berlanjut, para pengungsi di Jalur Gaza akan berada dalam posisi yang sangat berbahaya karena mereka tidak memiliki cukup kasur, selimut, dan jaket,” ujarnya.
Terdapat 45 warga Indonesia yang saat ini tinggal di Palestina – 10 di Gaza dan 35 di Tepi Barat yang diduduki – menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Ada juga sekitar 230 warga Indonesia yang tinggal di Israel, sebagian besar dari mereka datang ke sana untuk wisata religi.
Fakta RS Indonesia di Gaza Dibangun dengan sumbangan WNI
Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahia, sebuah kota berpenduduk sekitar 90.000 orang di Gaza utara, dan berdiri di atas tanah seluas 16.000 meter persegi (19.136 yard persegi) yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza pada tahun 2011.
Pembangunan rumah sakit ini menelan biaya hampir US$8 juta atau Rp126,9 miliar kurs saat ini, berasal dari sumbangan warga negara Indonesia bersama dengan organisasi-organisasi termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perkumpulan Muhammadiyah, salah satu organisasi Muslim terbesar di Indonesia.
Misi Kemanusiaan MER-C
MER-C yang menggambarkan misinya untuk membantu “masyarakat yang paling rentan” tanpa memandang latar belakang, agama, kebangsaan, etnis, kelas, atau status kriminal didirikan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia yang melakukan prosedur medis di Maluku pada tahun Indonesia bagian timur pada tahun 1999, saat terjadi konflik sektarian antara komunitas Kristen dan Muslim.
Sejak didirikan pada tahun 1999, MER-C telah melakukan misi kemanusiaan di negara-negara yang dilanda konflik, termasuk Afghanistan, Irak, Iran, Palestina, Lebanon, Sudan, Filipina, dan Thailand.
Organisasi tersebut telah memberikan bantuan medis kepada beberapa pasien kontroversial, termasuk Abu Bakar Bashir, ketua kelompok Jemaah Islamiyah yang terkait dengan al-Qaeda, dan sejumlah orang yang terlibat dalam aksi bom Bali sebelum mereka dieksekusi pada tahun 2008.
Rumah Sakit Indonesia juga telah menerima sumbangan lebih dari US$63.000 dari Front Pembela Islam (FPI), yang dilarang di Indonesia pada tahun 2020, untuk mendirikan bank darah.
Wakil Presiden Indonesia saat itu, Jusuf Kalla, secara resmi meresmikan rumah sakit tersebut, yang memiliki sekitar 100 tempat tidur, empat ruang operasi, dan unit perawatan intensif, pada tahun 2016. (Z-4)
Terkini Lainnya
Dokter tetap bekerja meski dalam gelap
Ancaman drone dan jet tempur Israel
Fakta RS Indonesia di Gaza Dibangun dengan sumbangan WNI
Misi Kemanusiaan MER-C
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Puluhan Pasien Tinggalkan Gaza untuk Mendapat Perawatan Medis
60 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Jalur Gaza
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
Warga Gaza Butuh Lebih dari Sekadar Makanan
1,8 Juta Warga Palestina Mengungsi ke Gaza Tengah
Israel Akan Bangun 6.000 Rumah Baru di Tepi Barat
Warga Palestina yang Meninggal di Penjara Israel Karena Disiksa
Survei: Boikot Sukses Gerus Penjualan Produk Terafiliasi Israel di Indonesia
Malaysia Gabung Indonesia Jaga Perdamaian di Palestina
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap