visitaaponce.com

RS Indonesia di Gaza Berjuang dalam Gelap dan Ancaman Jet Tempur Israel

RS Indonesia di Gaza Berjuang dalam Gelap dan Ancaman Jet Tempur Israel
Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang dibangun dari sumbangan warga negara Indonesia.(MER-C)

RUMAH Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, sedang berjuang untuk merawat banyak pasien yang terluka akibat pemboman Israel, di tengah berkurangnya stok obat-obatan dan pemadaman listrik yang memaksa para dokter untuk bekerja dalam kegelapan, serta banyaknya drone dan jet tempur Israel yang terus mengitari RS.

Fikri Rofiul Haq, seorang relawan Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) yang berbasis di Indonesia, yang mengorganisir sumbangan untuk membangun rumah sakit pada tahun 2011, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa RS Indonesia telah dibanjiri pasien setelah berminggu-minggu pemboman tanpa henti oleh pasukan Israel.

“Di RS Indonesia saja, tercatat 870 orang meninggal dunia dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka. Sekitar 164 pasien masih dirawat di rumah sakit,” kata Fikri, Senin (30/10).

Baca juga : 6 Fakta Terkini Pembantaian di Gaza, Hari ke-24 Serangan Israel

Menurut Fikri, sekitar separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman daripada rumah mereka, seperti sekolah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia. 

"Lebih dari 1.500 warga mengungsi ke RS Indonesia dan berkemah di ruangan kosong dan halaman rumah sakit.”

Baca juga : Ratas soal Kondisi Palestina, Presiden Sampaikan Indonesia akan Kirim Bantuan ke Gaza

 

Dokter tetap bekerja meski dalam gelap

 

Kondisi RS Indonesia di Gaza yang gelap gulita, hanya dengan bantuan penerangan dari cahaya ponsel. (Sumber: Instagram) 

 

Pekan lalu, rumah sakit tersebut kehilangan aliran listrik karena pemadaman listrik akibat kekurangan bahan bakar karena blokade Israel terhadap wilayah kantong tersebut menghalangi masuknya pasokan penting.

“Kami berusaha mencari bahan bakar untuk menghidupkan Rumah Sakit Indonesia setelah pemadaman listrik yang berlangsung selama lebih dari satu jam. Dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi dan merawat pasien tanpa penerangan apa pun,” kata Fikri.

“Rumah Sakit Indonesia sangat membutuhkan bantuan medis dan tenaga rumah sakit kelelahan karena dipaksa bekerja 24 jam sehari,” imbuhnya lagi.

 

Ancaman drone dan jet tempur Israel

 

Salah satu ruangan yang terkena bom Israel terlihat dalam video yang dilaporkan oleh relawan MER-C Fikri Rofiul Haq saat mengabarkan kondisi terkini RS Indonesia di Gaza pada Senin, 30 Oktober 2023. (Sumber : Instagram MER-C)

 

Fikri mengatakan penembakan Israel telah menghancurkan sebagian atap rumah sakit, menyebabkan langit-langit di sejumlah ruangan runtuh.

“Dua hari yang lalu, terjadi penembakan yang sangat hebat oleh pasukan Israel di sekitar RS Indonesia, yang dimulai pada sore hari dan tidak berhenti sepanjang malam. Kami hanya mendengar ledakan terus menerus,” kata Haq. “Suara ledakannya memekakkan telinga dan beberapa roket Israel mendarat di area sekitar rumah sakit,” bebernya.

“Bom tersebut menyebabkan seluruh rumah sakit berguncang dan kami harus berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di ruang bawah tanah,” tambahnya.

Di bawah ancaman drone dan jet tempur Israel, Fikri mengatakan bahwa mengirimkan bantuan ke rumah sakit merupakan sebuah tantangan, namun MER-C telah mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Indonesia dan organisasi bantuan lainnya di Gaza dan para sukarelawan dapat mengirimkan sejumlah pasokan ke rumah sakit pada tanggal 19 Oktober dan 24 Oktober.

“Kami sempat mendapatkan beberapa obat dan alat kesehatan lainnya, namun masih banyak obat yang belum kami miliki karena sudah habis,” ujarnya.

Fikri mendapat kabar bahwa truk yang membawa bantuan MER-C saat ini sedang dalam perjalanan dari Mesir, namun terhambat oleh antrean untuk memasuki Gaza.

“Kami berharap gencatan senjata segera diumumkan,” katanya. “Musim dingin akan segera tiba dan jika perang ini terus berlanjut, para pengungsi di Jalur Gaza akan berada dalam posisi yang sangat berbahaya karena mereka tidak memiliki cukup kasur, selimut, dan jaket,” ujarnya.

Terdapat 45 warga Indonesia yang saat ini tinggal di Palestina – 10 di Gaza dan 35 di Tepi Barat yang diduduki – menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Ada juga sekitar 230 warga Indonesia yang tinggal di Israel, sebagian besar dari mereka datang ke sana untuk wisata religi.

 

Fakta RS Indonesia di Gaza Dibangun dengan sumbangan WNI

Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahia, sebuah kota berpenduduk sekitar 90.000 orang di Gaza utara, dan berdiri di atas tanah seluas 16.000 meter persegi (19.136 yard persegi) yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza pada tahun 2011.

Pembangunan rumah sakit ini menelan biaya hampir US$8 juta atau Rp126,9 miliar kurs saat ini, berasal dari sumbangan warga negara Indonesia bersama dengan organisasi-organisasi termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perkumpulan Muhammadiyah, salah satu organisasi Muslim terbesar di Indonesia.

 

Misi Kemanusiaan MER-C

MER-C yang menggambarkan misinya untuk membantu “masyarakat yang paling rentan” tanpa memandang latar belakang, agama, kebangsaan, etnis, kelas, atau status kriminal didirikan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia yang melakukan prosedur medis di Maluku pada tahun Indonesia bagian timur pada tahun 1999, saat terjadi konflik sektarian antara komunitas Kristen dan Muslim.

Sejak didirikan pada tahun 1999, MER-C telah melakukan misi kemanusiaan di negara-negara yang dilanda konflik, termasuk Afghanistan, Irak, Iran, Palestina, Lebanon, Sudan, Filipina, dan Thailand.

Organisasi tersebut telah memberikan bantuan medis kepada beberapa pasien kontroversial, termasuk Abu Bakar Bashir, ketua kelompok Jemaah Islamiyah yang terkait dengan al-Qaeda, dan sejumlah orang yang terlibat dalam aksi bom Bali sebelum mereka dieksekusi pada tahun 2008.

Rumah Sakit Indonesia juga telah menerima sumbangan lebih dari US$63.000 dari Front Pembela Islam (FPI), yang dilarang di Indonesia pada tahun 2020, untuk mendirikan bank darah.

Wakil Presiden Indonesia saat itu, Jusuf Kalla, secara resmi meresmikan rumah sakit tersebut, yang memiliki sekitar 100 tempat tidur, empat ruang operasi, dan unit perawatan intensif, pada tahun 2016. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat