visitaaponce.com

Kritis, Listrik RS Indonesia di Gaza Utara Segera Padam 48 Jam Ke Depan

Kritis, Listrik RS Indonesia di Gaza Utara Segera Padam 48 Jam Ke Depan
Suasana RS Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara, Palestina, Rabu (1/11).(AFP/Bashar Taleb)

RUMAH Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina, akan berhenti beroperasi karena listrik yang segera padam dalam 48 jam ke depan.

"RS menyampaikan, akan mengalami pemadaman listrik dalam 48 jam ke depan," lapor Fikri Rofiul Haq, salah satu relawan MER-C asal Indonesia di Gaza, Palestina, Rabu (1/11).

Ia mengungkapkan, saat ini kondisi RS Indonesia di Gaza dalam keadaan kolaps, setelah ketiadaan obat dan kekurangan tenaga medis. Di sisi lain, korban tewas dan luka akibat serangan bom Israel membeludak, setelah zionis menjatuhkan bom di Pasar Ma'asker, Rabu (1/11).

Baca juga : Tetap di Gaza, Relawan Indonesia Berlindung di Ruang Bawah Tanah Rumah Sakit

"Pembantaian massal jet tempur Israel di pasar muaskar yang berjarak satu menit saja dari RS Indonesia. Kami saat itu ada di Wisma Jose Rizal, kami bisa mendengar suara ledakan yang begitu kuat di telinga kami," jelas Fikri dalam laporan visual berupa video dan audio di laman Instagram MER-C, enam jam lalu.

Setelah ledakan keras itu, kata Fikri, ambulans-ambulans segera berdatangan ke RS Indonesia dengan membawa banyak sekali jenazah dan korban luka. "Diperkirakan total korban mencapai lebih dari 120 orang, jika digabung dengan korban yang di bawah reruntuhan," ungkapnya.

Baca juga : Rumah Sakit Palestina Kolaps, Obat Habis Listrik Tak Ada

 

Jenazah Menumpuk di trotoar Rumah Sakit Indonesia

 

Kondisi RS Indonesia di Gaza yang dipenuhi jenazah korban serangan bom Israel, Rabu (1/11). (Sumber: AFP/Bashar Taleb)

 

Rumah sakit yang sudah dipenuhi oleh para pengungsi dan korban luka, tidak mampu menerima banyaknya jenazah. Karena itu, terjadi penumpukan jenazah di trotoar jalan RS. 

Para warga mencari jenazah milik keluarganya untuk dimakamkan. Termasuk kerabat dari salah satu tim medis RS Indonesia. 

"Mereka tidak dimandikan, tapi langsung dibungkus dengan kain kafan," ucap Fikri.

"Masyarakat memenuhi area kamar jenazah untuk mencari keluarga dan kerabat mereka. Anak kecil juga menjadi korban sadis pembantaian Israel. Salah apa mereka? Mereka hanya anak kecil, tidak tahu apa-apa," imbuhnya.

Aula RS menjadi sangat padat dengan pasien yang mengantre untuk mendapatkan obat dan pemeriksaan medis. Akan tetapi, saat ini, di RS Indonesia mereka mengalami krisis obat-obatan dan kekurangan tenaga medis. 

Akhirnya, banyak korban luka yang tergeletak di lantai menunggu giliran nama mereka dipanggil. 

"Anak-anak kecil banyak yang menangis kesakitan. Ya Allah semoga peperangan ini segera berakhir dan gerbang perbatasan Rafah segera dibuka agar bisa masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Total korban mencapai 400 jiwa, baik yang meninggal dan luka," tutup Fikri. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat