visitaaponce.com

Viral Surat 100 Dokter Israel Minta Rumah Sakit Gaza Dibom. Ini Isinya

Viral Surat 100 Dokter Israel Minta Rumah Sakit Gaza Dibom. Ini Isinya
Ghassan Abu Sitta, seorang ahli bedah Inggris-Palestina mengkritik surat 100 dokter Israel yang meminta agar rumah sakit di Gaza dibom.(X)

SEKITAR 100 dokter Israel telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan tentaranya untuk mengebom rumah sakit-rumah sakit di Gaza, Palestina

Dalam bahasa Ibrani, mereka mengatakan bahwa rumah sakit tersebut adalah infrastruktur yang digunakan oleh Hamas, tanpa ada pembuktian terhadapnya.

Berikut ini isi surat dokter-dokter Israel tersebut, seperti dikutip dari laman Middle East Eye, Kamis (9/11).

Organisasi teroris menggunakan rumah sakit sebagai markas mereka  selama bertahun-tahun warga Israel menderita akibat teror yang mematikan.

Baca juga : Tentara Israel Telanjangi Puluhan Orang di Dalam RS Al Shifa Gaza, Interogasi Paramedis

Penduduk Gaza menganggap perlu untuk mengubah rumah sakit menjadi sarang teroris untuk mengambil keuntungan dari moralitas barat, merekalah yang membawa kehancuran pada diri mereka sendiri; terorisme harus dihilangkan di mana-mana. Menyerang markas teroris adalah hak dan kewajiban tentara Israel

Merupakan kewajiban bagi tentara untuk menargetkan rumah sakit yang diduga digunakan untuk melindungi Hamas, yang lebih buruk daripada ISIS (kelompok Negara Islam) dan harus dihancurkan.

Mereka yang menyamakan rumah sakit dengan terorisme harus memahami bahwa rumah sakit bukanlah tempat yang aman bagi mereka.

Baca juga : Viral Perawat Amerika Beri Kesaksian Menyentuh Hati dari Gaza

Bertentangan dengan sumpah dokter

Demikian isi surat ratusan dokter Israel tersebut. Surat itu mendapat kecaman luas di dunia maya dan segera viral di media sosial.

Ghassan Abu Sitta, seorang ahli bedah Inggris-Palestina yang saat ini berada di Gaza, menggunakan platform media sosial X, sebelumnya Twitter, untuk mengkritik surat tersebut.

"100 dokter Israel menandatangani petisi yang menyerukan penghancuran semua rumah sakit di Gaza. Orang-orang baik dengan sikap perguruan tinggi yang baik. Mereka pasti mengambil sumpah Hipokrates yang sama seperti Harold Shipman," tulisnya.

Baca juga : WHO:  Rumah Sakit di Gaza Mengalami 'Pemburukan Cepat'

Harold Shipman adalah seorang dokter Inggris dan pembunuh berantai yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2000 lalu.

Pengeboman rumah sakit terus berlangsung

Seekor kuda mati tergeletak di sekitar ambulans yang dibom Israel, di RS Al-Syifa, Kota Gaza, Jumat, 3 November 2023. (Sumber: AFP/Momen Al Halabi)

Baca juga : 100 Hari Agresi Israel di Gaza Nodai Sejarah Peradaban Manusia

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober dengan Hamas, Israel telah berulang kali mengebom rumah sakit dengan dalih menghancurkan Hamas. 

Selama sebulan terakhir, tentara Israel telah melancarkan kampanye pengeboman paling agresif di Gaza, menghancurkan seluruh lingkungan dan berulang kali membom rumah sakit dan sekolah, kampung pengungsi, dan infrastruktur sipil.

Pada pertengahan Oktober 2023, tentara Israel mengebom rumah sakit al-Ahli, menewaskan sedikitnya 471 orang.

Baca juga : Petugas Medis Evakuasi 31 Bayi Prematur dari Rumah Sakit Gaza

Daerah sekitar rumah sakit al-Quds juga telah berulang kali dibom selama lebih dari seminggu, menyebabkan pasien yang terluka menderita karena menghirup asap. Pengeboman di dekat rumah sakit, tempat 14.000 warga Palestina berlindung, telah menyebabkan kerusakan pada rumah sakit dan membuat orang-orang panik.

Pada 3 November, jet Israel mengebom pintu masuk rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa dan menyebabkan sedikitnya 15 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka, menurut Bulan Sabit Merah Palestina. Bom juga dijatuhkan di halaman RS Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara.

“Saya ngeri dengan laporan serangan di Gaza terhadap konvoi ambulans di luar rumah sakit Al-Shifa,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat malam. "Gambar mayat yang berserakan di jalan di luar rumah sakit sungguh mengerikan."

Baca juga : 32 Bayi Kritis Terlantar di RS Al Shifa Gaza Akibat Perintah Evakuasi Paksa Tentara Israel

“Selama hampir satu bulan, warga sipil di Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan, telah dikepung, tidak diberi bantuan, dibunuh, dan rumah mereka dibom. Ini harus segera dihentikan,” tambah Guterres. 

Warga Palestina yang terluka dan pemegang paspor asing yang berusaha meninggalkan Gaza melalui penyeberangan Rafah telah dicegah sejak Sabtu lalu. 

Pasalnya, mereka justru menjadi target pemboman Israel, termasuk ambulans yang mengangkut orang-orang terluka di Gaza. Ambulans juga menjadi sasaran selama perang, dan setidaknya 15 ambulans tidak dapat digunakan sama sekali. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat