visitaaponce.com

Viral Perawat Amerika Beri Kesaksian Menyentuh Hati dari Gaza

Viral Perawat Amerika Beri Kesaksian Menyentuh Hati dari Gaza
Emily Callahan bekerja sebagai perawat di Gaza selama 26 hari.(Youtube CNN)

EMILY Callahan, seorang perawat Amerika Serikat (AS) yang baru saja dievakuasi dari Gaza, Palestina, berbagi pengalamannya yang menyentuh pada Selasa (7/11), dia mengambarkan hubungannya yang mendalam dengan wilayah tersebut dan masyarakatnya yang berada di bawah pemboman Israel.

"Hati saya ada di Gaza, hati saya akan tetap berada di Gaza," ujar Callahan dalam sebuah wawancara.

"Orang-orang Palestina yang bekerja sama dengan saya, baik sebagai staf nasional di kantor maupun staf saya di Rumah Sakit Indonesia, adalah orang-orang yang paling luar biasa yang pernah saya temui dalam hidup saya,” katanya.

Baca juga : 5.000 Warga Gaza Berlindung di RS Indonesia, Meluber Sampai Tempat Parkir

Callahan bekerja dengan Doctors Without Borders dan tinggal di Gaza selama 26 hari setelah konflik antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meletus pada awal Oktober. Dia dievakuasi minggu lalu.

Dia mengutip sebuah insiden di mana semuanya meledak, dan para petugas kesehatan mendapat pemberitahuan untuk dievakuasi ke Jalur Gaza selatan. Ia mengatakan bahwa ia mengirim pesan singkat kepada para perawat di Rumah Sakit Indonesia. 

Baca juga : Tanpa Dibius, Anak Gaza Jalani Operasi dengan Membaca Al-Quran

"Saya berkata: 'Kami kehilangan perawat di akhir pekan,” ujarnya.

"Dia terbunuh ketika ambulans di luar rumah sakit diledakkan," kata Callahan.

Callahan menceritakan bahwa dia menghubungi rekan-rekannya untuk menanyakan apakah ada orang yang bergerak ke arah selatan. Jawabannya adalah salah satu tekad yang teguh.

"Ini adalah komunitas kami. Ini adalah keluarga kita. Ini adalah teman-teman kita. Jika mereka akan membunuh kita, kita akan mati untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang,” terangnya.

Menekankan dedikasi mereka, Callahan berkata, "Para dokter dan perawat tidak pergi karena kesetiaan kepada komunitas mereka. Saya ingin mengingatkan orang-orang bahwa mereka yang tetap tinggal adalah pahlawan,” sebutnya.

"Mereka tahu bahwa mereka akan mati, dan mereka memilih untuk tetap tinggal,” lanjutnya.

Callahan mencatat rutinitas hariannya mengirim pesan kepada setiap rekannya di pagi hari dan sebelum tidur untuk mengetahui apakah mereka masih hidup.

 

10.238 Warga Gaza Terbunuh karena Bom Israel 

Israel melancarkan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel.

Sedikitnya 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 perempuan, telah terbunuh di Gaza.

Di tengah melonjaknya jumlah korban jiwa, kebutuhan dasar semakin menipis di Gaza setelah Israel memberlakukan pengepungan penuh terhadap daerah kantong tersebut yang menyebabkan pengiriman bantuan kemanusiaan nyaris terhenti.

Dalam sebulan sejak perang dimulai, tidak lebih dari 500 truk tiba di Gaza. (Anadolu/Z-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat