Tanpa Dibius, Anak Gaza Jalani Operasi dengan Membaca Al-Quran
![Tanpa Dibius, Anak Gaza Jalani Operasi dengan Membaca Al-Quran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/25466f4d1d32b8936a23e31e2624e293.jpg)
SEBUAH video viral di media sosial yang menunjukkan seorang anak Gaza, Palestina tengah menjalani operasi luka sobek di bagian kaki kirinya. Tanpa obat bius, sang anak menjalani operasi sambil membaca Al-Qur'an.
"Tanpa anestesi atau bahkan listrik, seorang anak membaca Al-Qur'an sementara dokter menjahit lukanya," demikian caption yang tertulis di video tersebut.
Video yang dibagikan di akun Instagram @palestine.pixel itu menyedot perhatian banyak warga net. Sejak diunggah enam jam lalu, video tersebut sudah diputar oleh lebih dari 10 ribu orang.
Baca juga : 6 Rumah Sakit di Gaza Tutup karena Kekurangan Bahan Bakar
Meski terlihat dari wajahnya, rasa takut dan kesakitan, anak laki-laki yang mengenakan jaket tersebut tampak tegar dan tenang. Tubuhnya tidak bergerak atau memberontak, saat dokter menjahit luka yang menganga di kakinya.
Operasi yang dilakukan tanpa menggunakan anestesi atau obat bius terpaksa dilakukan oleh tenaga medis di Gaza lantaran kosongnya stok gudang obat. Begitu juga dengan ketersediaan bahan bakar untuk menghidupkan sejumlah alat penunjang kedokteran.
Para dokter pun harus menjatuhkan keputusan sulit, yakni dengan melakukan operasi tanpa obat bius.
Baca juga : 5 Jasad Bayi Prematur Palestina Ditemukan Membusuk di RS Al Nasr, Ini Kronologinya
Selain kehabisan obat bius, Gaza juga mengalami krisis obat untuk sejumlah penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obat kejang hingga obat cuci darah.
Nasib bayi dalam inkubator
Karena tak ada listrik, para dokter juga terpaksa menggunakan cahaya dari ponsel genggam saat mengoperasi pasien. Hal itu dilakukan sejak dua hari lalu, tepatnya pada Jumat (20/10).
Tidak ada tempat tidur untuk ICU bahkan inkubator bayi. Padahal setiap harinya, banyak ibu hamil yang melahirkan di Gaza. Jumlahnya mencapai ratusan.
Baca juga : Gaza Malam Ini Seperti Kota Mati, 1.385 Syahid dan 6.229 Terluka
Pada Minggu (22/10), PBB mengatakan, nyawa sedikitnya 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator rumah sakit di Gaza yang dilanda perang terancam karena kehabisan bahan bakar di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
“Saat ini kami memiliki 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator, dan 70 bayi di antaranya dilengkapi dengan ventilasi mekanis, dan tentu saja hal ini sangat kami khawatirkan,” kata juru bicara UNICEF Jonathan Crickx.
Listrik adalah salah satu kekhawatiran utama bagi tujuh bangsal spesialis di Gaza yang merawat bayi prematur untuk membantu pernapasan dan memberikan dukungan penting, misalnya ketika organ mereka belum cukup berkembang.
Baca juga : WHO Kirim Bahan Bakar ke Rumah Sakit di Gaza Utara Palestina
Israel memerintahkan blokade penuh terhadap wilayah tersebut setelah serangan Hamas pada 7 Oktober ke wilayah Israel.
WHO mengatakan sekitar 1.000 orang yang membutuhkan dialisis untuk cuci darah juga akan berisiko jika generator berhenti beroperasi.
Truk bantuan tanpa bahan bakar
Ada 20 truk bantuan menyeberang dari Mesir ke Gaza pada hari Sabtu (21/10), tetapi tidak ada bahan bakar dalam kiriman tersebut.
Baca juga : Tentara Israel Telanjangi Puluhan Orang di Dalam RS Al Shifa Gaza, Interogasi Paramedis
Alasan Israel, mereka khawatir bahan bakar dapat membantu Hamas, meskipun pasokan terbatas yang masih ada di Gaza dialihkan agar generator peralatan medis tetap beroperasi.
“Jika mereka (bayi) dimasukkan ke dalam inkubator ventilasi mekanis, menurut definisi, jika listrik padam, kami khawatir dengan nyawa mereka,” kata juru bicara UNICEF kepada AFP.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sebanyak 130 bayi prematur berada dalam bahaya kematian karena kekurangan bahan bakar.
Baca juga : Puluhan Bayi Prematur Gaza Menangis, Berjuang Hidup di Luar Inkubator
Sekitar 160 perempuan melahirkan setiap hari di Gaza, menurut Dana Kependudukan PBB, yang memperkirakan ada 50.000 perempuan hamil di wilayah berpenduduk 2,4 juta orang.
Meskipun Israel mengatakan serangannya ditujukan pada Hamas, nyatanya korban jatuh dari warga sipil. Seluruh keluarga, termasuk perempuan hamil, tewas dalam serangan dan setiap hari orang tua terlihat di jalan-jalan yang hancur membawa jenazah bayi dalam kain kafan putih. (AFP/Z-4)
Terkini Lainnya
Nasib bayi dalam inkubator
Truk bantuan tanpa bahan bakar
1,8 Juta Warga Palestina Mengungsi ke Gaza Tengah
Israel Akan Bangun 6.000 Rumah Baru di Tepi Barat
Warga Palestina yang Meninggal di Penjara Israel Karena Disiksa
Survei: Boikot Sukses Gerus Penjualan Produk Terafiliasi Israel di Indonesia
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
Penggemar Kecewa Aespa Jadi Bintang Iklan McDonald's
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Gejala Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai Mata Kuning
6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap