visitaaponce.com

100 Hari Agresi Israel di Gaza Nodai Sejarah Peradaban Manusia

100 Hari Agresi Israel di Gaza Nodai Sejarah Peradaban Manusia
Ilustrasi - Pejabat PBB Philippe Lazzarini mengatakan perang agresi Israel di Gaza menodai nilai-nilai dan sejarah kemanusiaan.(AFP)

SEORANG pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Philippe Lazzarini mengatakan perang agresi Israel di Gaza menodai nilai-nilai dan sejarah kemanusiaan. Kebiadaban Israel yang gagal dibendung semua kekuatan dunia, sebaliknya didukung Amerika Serikat itu telah memasuki hari ke-100.

“Kematian besar-besaran, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan, dan kesedihan dalam 100 hari terakhir menodai kemanusiaan kita bersama,” kata Lazzarini yang menjabat sebagai Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina.

Lazzarini juga mengutuk serangan mengerikan yang dilancarkan Hamas dan kelompok lain pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 1.140 orang, sebagian besar warga sipil. Sekitar 250 orang lainnya disandera, 132 di antaranya masih berada di Gaza, meskipun 25 orang diperkirakan tewas, menurut pejabat Israel.

Baca juga: Demo di Washington hingga London Peringati 99 Hari Kebiadaban Israel

“Sudah 100 hari cobaan dan kecemasan yang dialami para sandera dan keluarga mereka,” kata Lazzarini.

Israel telah menggempur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.843 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut. Lazzarini mengatakan seluruh anak-anak Palestina mengalami trauma dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih.

Baca juga: Tuntut Netanyahu Mundur Kembali Merebak di Israel

“Masyarakat hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi, dimana penyakit menyebar, termasuk di kalangan anak-anak. Mereka hidup dalam situasi yang tidak dapat ditinggali, dan waktu terus berjalan menuju kelaparan,” katanya.

Israel terus melakukan pemboman di Jalur Gaza pada hari ke-99 atau Sabtu (13/1). Kota selatan Rafah menjadi sasaran serangan udara Israel yang mengenai sebuah rumah yang menampung dua keluarga pengungsi menewaskan 10 orang.

Sebuah foto yang menggambarkan seorang gadis yang memegang sebuah roti ditunjukkan kerabatnya, Bassem Arafeh. Menurut dia saudarinya itu turut tewas bersama sembilan kerabatnya kala sedang makan malam.

Semuanya meninggal dunia usai rumah yang mereka tempati sebagai pengungsian dari kebiadaban Israel sejak 7 Oktober dihantam rudal, pada Jumat (12/1) malam.

“Anak ini meninggal saat dia lapar, saat dia makan sepotong roti tanpa apa pun di atasnya, di manakah Pengadilan Kriminal Internasional yang bisa menangani bagaimana anak-anak tersebut meninggal?. Di mana umat Islam… dan para pemimpin dunia?” ujar Arafeh.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan militan dan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kerugian terhadap non-kombatan, ketika mereka melancarkan perang perkotaan melawan Hamas di daerah kantong Palestina yang berpenduduk padat.

Namun skala pembunuhan di Gaza dan situasi kemanusiaan yang mengerikan telah mengejutkan opini dunia dan memicu seruan untuk gencatan senjata. Militer Israel mengatakan pasukannya telah membunuh banyak militan di wilayah selatan Khan Younis dan di Jalur Gaza tengah.

Hamas mengatakan para pejuangnya menembaki sebuah helikopter Israel di Khan Younis, Gaza selatan. Di Jalur Gaza tengah, warga melaporkan adanya baku tembak sengit dan penembakan tank serta serangan udara Israel di Al-Bureij, Al-Nusseirat, dan Al-Maghazi, wilayah yang menampung pengungsi dan keturunan perang 1948.

Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan militan dan pusat komando Hamas di wilayah tersebut. Pasukan Israel juga terlihat di tepi Deir Al-Balah, sebuah kota di sebelah barat, dimana Israel telah mendesak penduduknya untuk berlindung.

Saksi mata mengatakan sebuah bus di dekatnya terkena rudal Israel, namun belum ada laporan mengenai korban jiwa. Lebih dari 20 korban jiwa dilaporkan di Gaza utara, Beit Lahiya dan di lingkungan Daraj di Kota Gaza.

Israel telah mengumumkan fase baru dalam perang tersebut, dengan mengatakan pihaknya akan mulai menarik pasukannya dari Jalur Gaza utara, tempat mereka dikerahkan tiga minggu setelah militan mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan serangan Israel menewaskan 135 warga Palestina dan melukai 312 orang dalam 24 jam terakhir. Secara total, katanya, 23.843 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, telah terbunuh sejak 7 Oktober.

Israel mengatakan pihaknya telah membunuh sedikitnya 8.000 pejuang sejauh ini dan tidak punya pilihan selain mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza setelah militan tersebut, yang bersumpah untuk menghancurkan Israel, membunuh 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 240 orang.

Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah mengungsi dan sebagian besar wilayahnya terbengkalai. "Kota Sheikh Zayed adalah salah satu kota indah di Gaza sebelum perang, dulunya merupakan rumah bagi ribuan orang, namun kini hancur,” kata Mahmoud Salama, seorang jurnalis lepas Palestina yang mengunjungi kota di utara tersebut setelah tank-tank Israel mundur. (CNA/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat