7 Bayi Prematur di Gaza Meninggal, Israel Kepung RS dengan Tank dan Penembak Jitu
![7 Bayi Prematur di Gaza Meninggal, Israel Kepung RS dengan Tank dan Penembak Jitu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/5198347d1f43d801df3f67563bc80112.png)
SETIDAKNYA ada tujuh bayi prematur dan 27 pasien telah meninggal dalam beberapa hari terakhir di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, yang terbesar di wilayah Palestina.
"Mereka meninggal di depan mata kami," ujar Wakil Menteri Kesehatan Palestina, Youssef Abu Rish, Senin (13/11), dalam wawancaranya dengan Aljazeera.
Sebelumnya, pada Jumat (10/11) malam, dua bayi prematur telah lebih dulu meninggal dunia dan 37 bayi prematur lainnya bersiap menjemput ajalnya karena terputusnya dukungan listrik dan oksigen pada mesin inkubator mereka.
Baca juga : Dua Bayi Prematur di Gaza Meninggal, Dokter Israel: Ini Hukuman Kolektif
Ia mengatakan, semua rumah sakit di bagian utara wilayah Gaza tidak berfungsi karena kekurangan bahan bakar dan teror tentara Israel yang memaksa dokter dan paramedis lainnya untuk meninggalkan pasien mereka di RS. Hal itu ia lihat seusai melihat langsung kondisi RS Al-Shifa di Gaza yang terus dibombardir rudal, bom Israel, meriam tank dan penembak jitu (sniper).
Para dokter dan perawat dipaksa untuk meninggalkan pasien di RS, termasuk bayi-bayi prematur yang seharusnya berada dalam perawatan intensif. Tentara Israel menembak generator oksigen yang amat dibutuhkan para bayi prematur dan juga menghancurkan unit kardiovaskular.
Baca juga : Viral Surat 100 Dokter Israel Minta Rumah Sakit Gaza Dibom
"Banyak sekali tembakan mereka yang menyasar ruang ICU Al-Shifa. Anak-anak yang sedang menjalani hemodialisis meninggal dalam senyap, karena tidak adanya tempat untuk mereka melakukan cuci darah. Semua pasien kanker sekarang mati pelan-pelan. Tidak ada yang boleh keluar dari RS atau masuk," ungkapnya.
Teror tank, penembak jitu dan jet tempur Israel secara biadab ditujukan kepada ribuan pengungsi dan tenaga kesehatan yang berada di dalam RS. Ditambah pemadaman listrik, blokade makanan dan minuman yang membuat para dokter kekurangan asupan nutrisi dengan beban kerja yang meningkat.
"Tenaga medis kami tidak bisa membedakan mana yang masih hidup dan mati, dalam situasi kritis dan kegelapan akibat padamnya listrik di RS," kata Menkes.
Dengan semua layanan sekarang tidak berfungsi seperti ICU, hemodialisis, ICU neonatal, laboratorium, bank darah, hingga ruang operasi, tenaga medis tidak bisa banyak melakukan kerjanya.
"Bahkan, sejumlah korban yang terbunuh sejak 3-4 hari lalu telah membusuk dan sejumlah anjing liar mulai memakan bagian tubuh mereka," kata Menkes.
Sebelum kejadian di Al-Syifa, kata Menkes, sejumlah orang di rumah sakit di Gaza seperti Al Rantisi, Al Nasser Hospital, The Eye Hospital dan The Psychiatric Hospital juga dipaksa untuk keluar dari RS, di bawah ancaman tank-tank Israel dan jet tempur yang mengelilingi RS. Sementara itu, bantuan kemanusiaan dari internasional tidak bisa diharapkan.
Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober dengan Hamas, Israel telah berulang kali mengebom rumah sakit dengan dalih menghancurkan Hamas. Selama sebulan terakhir, tentara Israel telah melancarkan kampanye pengeboman paling agresif di Gaza, menghancurkan seluruh lingkungan dan berulang kali membom rumah sakit dan sekolah, kampung pengungsi, dan infrastruktur sipil.
Pada pertengahan Oktober 2023, tentara Israel mengebom rumah sakit al-Ahli, menewaskan sedikitnya 471 orang.
Daerah sekitar rumah sakit al-Quds juga telah berulang kali dibom selama lebih dari seminggu, menyebabkan pasien yang terluka menderita karena menghirup asap bom fosfor putih yang beracun. Pengeboman di dekat rumah sakit, tempat 14.000 warga Palestina berlindung, telah menyebabkan kerusakan pada rumah sakit dan membuat orang-orang panik.
Lalu, pada 3 November, jet Israel mengebom pintu masuk rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa dan menyebabkan sedikitnya 15 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka, menurut Bulan Sabit Merah Palestina. Bom juga dijatuhkan di halaman RS Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara. (AFP/Z-4)
Terkini Lainnya
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Puluhan Pasien Tinggalkan Gaza untuk Mendapat Perawatan Medis
60 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Jalur Gaza
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
Warga Gaza Butuh Lebih dari Sekadar Makanan
Mahkamah Agung Israel Putuskan Siswa Seminari Ultra-Ortodoks Wajib Direkrut Militer
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
PBB Kecam Tentara Israel yang Lepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap