Mantan Presiden dan PM Sri Lanka Dinyatakan Bersalah Sebabkan Krisis
MAHKAMAH Agung Sri Lanka menyatakan mantan presiden Gotabaya Rajapaksa, dan mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa bersalah atas penanganan krisis keuangan terburuk negara itu tahun lalu.
Lima hakim Mahkamah Agung, dipimpin Jayantha Jayasuriya, menahan beberapa orang termasuk Gotabaya Rajapaksa, Mahinda Rajapaksa, mantan Menteri Keuangan Basil Rajapaksa dan mantan Gubernur Bank Sentral Sri Lanka. Ajith Nivard Cabraal, yang bertanggung jawab atas kesalahan penanganan krisis ekonomi yang memaksa negara yang kekurangan uang itu menyatakan kebangkrutan pada April 2022.
Dalam putusannya, mayoritas hakim menyatakan para termohon yang kemudian mengundurkan diri atau dipecat, telah melanggar kepercayaan publik. Namun Hakim Ketua Jayasuriya berpendapat tidak tepat jika memerintahkan tergugat untuk membayar kompensasi kepada para pemohon, karena mereka tidak menyatakan hal tersebut dalam permohonan.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Minta Kepala Kepolisian dan Menhan Mundur
Meskipun demikian, Mahkamah Agung memerintahkan para tergugat untuk membayar biaya hukum masing-masing sebesar LKR150.000 (US$458) kepada para pemohon.
Negara kepulauan di Asia Selatan ini menghadapi krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade akibat kesalahan pengelolaan ekonomi dan dampak pandemi virus Korona. Sri Lanka dinyatakan bangkrut tahun lalu dan pada September 2023, Sri Lanka memiliki utang luar negeri sebesar US$35,1 miliar, yang 19% di antaranya utang ke Tiongkok, 7% ke Jepang, dan 5% ke India.
Baca juga: Tiga Pelaku Pengeboman Sri Lanka Berasal dari Satu Keluarga
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan utang publik Sri Lanka mencapai 128% dari produk domestik bruto pada akhir tahun lalu, dan hal ini tidak berkelanjutan.
Pada Maret tahun ini, Sri Lanka menerima tahap pertama sebesar US$330 juta dari dana talangan IMF yang berjumlah hampir US$3 miliar yang dimaksudkan untuk mendukung negara kepulauan tersebut. (Anadolu/Z-3)
Terkini Lainnya
Proton Tawarkan VPN Gratis untuk Warga Negara Hobi Sensor
Sri Lanka Sambut Kedatangan 50 Kapal Pesiar dengan Antusias
Mali, Gajah Satu-Satunya di Kebun Binatang Filipina Mati
Sri Lanka Pangkas Suku Bunga Jelang Kesepakatan Utang Luar Negeri
Indonesia-Sri Langka akan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan
Senada Airlangga, Pengamat Ekonomi: Indonesia Tidak Seperti Sri Lanka
Ironi Libia, Negara Kaya Minyak yang Terus Dilanda Krisis
Meski banyak Hambatan, Perekonomian Tiongkok Diyakini segera Pulih
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Tahun ini Cuma Ditargetkan 5%
Menebak Arah Kebijakan Ekonomi Tiongkok
Ombudsman Ingatkan Jangan Sampai RI Kewalahan Impor Beras seperti Krisis 1997
Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap