visitaaponce.com

Ternyata Pertemuan Xi dan Biden Lebih Banyak Bahas Taiwan

Ternyata Pertemuan Xi dan Biden Lebih Banyak Bahas Taiwan
Presiden Tiongkok Xi Jinping tiba di AS, Rabu (14/11), untuk menghadiri KTT APEC.(AFP)

PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di San Francisco, AS, hari ini Rabu (15/11). Itu menjadi pertemuan tatap muka pertama kedua pemimpin tersebut setelah 12 bulan yang penuh gejolak bagi hubungan AS-Tiongkok.

Sementara Taiwan, sebagai sumber perselisihan jangka panjang antara kedua negara diperkirakan akan menjadi pembahasan agenda utama.

Kedua kepala negara bertemu di sela-sela KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Kota California. Terakhir mereka bertemu di KTT G20 pada 14 November 2022 di Bali.

Baca juga : Bertemu Xi di KTT APEC, Apa Tujuan Biden?

Momentum positif setelah KTT G20 dengan cepat berlalu karena berbagai pertikaian yang membawa hubungan antara AS dan Tiongkok ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

AS menembak jatuh sebuah balon udara yang diduga mata-mata Tiongkok di atas wilayahnya pada Februari 2023, sebuah serangan yang digambarkan AS sebagai tindakan tidak dapat diterima.

Baca juga : Ratusan Jet dan Kapal Perang Tiongkok Kepung Taiwan

Tiongkok mengatakan bahwa tuduhan AS merupakan perang informasi, dan menunda rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Republik Rakyat Tiongkok.

Akumulasi ketegangan perdagangan dan sanksi juga turut membawa hubungan ke titik terendah dalam beberapa dekade sebelum kesibukan diplomasi tingkat tinggi, termasuk kunjungan Blinken ke Beijing pada bulan Juni, mengisyaratkan ambisi kedua belah pihak untuk memperbaiki hubungan.

"Pertemuan itu kemungkinan dilihat sebagai kesempatan untuk pemulihan hubungan, untuk tidak memperkeruh suasana dalam konteks yang penuh dengan isu-isu yang sulit, tegang, dan meradang," kata Astrid Nordin, Ketua Hubungan Internasional Tiongkok di King's College London.

"Kami tidak mencoba untuk memisahkan diri dari Tiongkok. Apa yang kami coba lakukan adalah mengubah hubungan menjadi lebih baik," ujar Biden kepada para wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa, tak lama sebelum bertolak ke San Francisco.

Semikonduktor, perjanjian iklim, dan perdagangan fentanil diperkirakan akan menjadi agenda dalam pembicaraan tersebut.

"Namun dari sudut pandang Beijing, isu yang paling penting dalam hubungan AS-Tiongkok adalah mengenai Taiwan," kata Nordin.

"Taiwan sangat penting dalam hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat karena letak geostrategis dan simbolismenya," tambah Steve Tsang, Direktur Institut Cina di SOAS University of London.

Simbolisme, geopolitik

Taiwan akan ambil bagian dalam forum APEC minggu ini dengan nama "Chinese Taipei". Meskipun kepemimpinan kawasan yang terpilih secara demokratis ini bersikukuh bahwa Taiwan adalah negara merdeka, namun Tiongkok mengklaimnya sebagai provinsi Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Dalam satu setengah tahun terakhir, Taiwan telah menghadapi tekanan militer yang meningkat dari Beijing, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa Tiongkok bermaksud untuk memenuhi ambisinya untuk "menyatukan" Taiwan dengan Tiongkok daratan dan menggunakan kekerasan jika perlu.

Pada saat yang sama, AS telah meningkatkan dukungannya untuk Taiwan dengan kunjungan penting dari Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada bulan Agustus 2022 dan dengan meningkatkan kapasitasnya untuk membeli persenjataan AS.

"Taiwan penting bagi AS sebagai masalah simbolis dalam memberikan dukungan bagi sekutu demokratis dalam menghadapi potensi invasi yang tidak bersahabat," kata Nordin.

"Seorang presiden AS tidak akan mau menjadi orang yang berdiri di samping dan hanya melihat saja jika hal itu terjadi,” ujarnya.

Biden telah lebih blak-blakan daripada pendahulunya dalam dukungan retorisnya untuk Taiwan dan pemerintahannya sendiri.

Kawasan ini juga penting secara geografis bagi AS dengan posisi strategis yang menguntungkan di lepas pantai Pasifik Tiongkok, yang menghubungkan aliansi dengan Jepang, Korea Selatan, dan Filipina di dekatnya.

Bagi Tiongkok, taruhannya juga tinggi. Reintegrasi Taiwan ke dalam RRT adalah masalah identitas, persatuan, dan keamanan nasional.

Secara historis, Tiongkok menganggap Taiwan tidak hanya sebagai bagian dari Tiongkok tetapi juga sebagai bagian dari "Rantai Pulau Pertama” atau garis pertahanan pertama di lepas pantai Pasifik. “Perebutan Taiwan tidak hanya akan mengamankan Pesisir Timur Tiongkok tetapi juga memungkinkan angkatan laut dan angkatan udara Tiongkok untuk memproyeksikan kekuatannya ke Pasifik," kata Tsang.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Xi Jinping telah lebih eksplisit daripada generasi kepemimpinan sebelumnya bahwa dia tidak ingin meninggalkan status quo (di Taiwan) untuk generasi berikutnya,” pungkas Nordin. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat