visitaaponce.com

4 Bayi Prematur dan Puluhan Pasien ICU di RS Al-Shifa Meninggal

4 Bayi Prematur dan Puluhan Pasien ICU di RS Al-Shifa Meninggal
Keberadaan tentara Israel di dalam RS Al Shifa. Mereka mengepung RS dengan tank dan penembak jitu.(AFP/HO/IDF)

KETIKA pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa di Kota Gaza, Palestina, untuk hari ketiga pada Jumat (17/11), para administrator di rumah sakit tersebut melaporkan kematian 40 pasien, termasuk empat bayi prematur karena kurangnya listrik di fasilitas medis tersebut.

Selain itu, hampir 70% pasien di unit perawatan intensif rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza meninggal karena kehabisan oksigen medis, mengutip seorang dokter di rumah sakit tersebut.

Dokter tersebut mengatakan, terdapat 43 dari 63 pasien perawatan intensif yang meninggal karena kekurangan oksigen, pada Rabu, 15 November 2023 lalu.

Baca juga : Tentara Israel Telanjangi Puluhan Orang di Dalam RS Al Shifa

Blokade listrik, air, makanan dan jaringan komunikasi terus dilakukan Israel, tanpa peri kemanusiaan. Yang ada, mereka malah menjadikan rumah sakit sebagai zona perang. Setelah Al-Shifa, Israel juga menyerbu masuk RS Al-Ahli Baptist di Gaza dan RS Ibnu Sina di Jenin.

Setelah ditekan AS, Israel mengatakan akan mengizinkan dua truk bahan bakar per hari atas permintaan Washington untuk membantu PBB memenuhi kebutuhan dasar.

Baca juga : 5 Alasan Bayi Prematur Butuh Mesin Inkubator

"Kami akan meningkatkan kapasitas konvoi kemanusiaan dan truk selama ada kebutuhan," kata Kolonel Elad Goren, dari COGAT, badan kementerian pertahanan yang mengkoordinasikan masalah administratif dengan Palestina, dalam sebuah konferensi pers. 

Laporan situasi Gaza terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) mengatakan bahwa serangan udara pada larut malam terhadap bangunan tempat tinggal di daerah Nuseirat, Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan sekitar 140 orang terjebak di bawah reruntuhan.

Penduduk setempat menggunakan tangan kosong dan peralatan seadanya untuk mencoba menyelamatkan mereka yang terjebak. “Layanan darurat di Gaza sebagian besar telah berhenti karena kurangnya bahan bakar sejak 11 November untuk kendaraan dan komunikasi,” kata UNOCHA. (Aljazeera/NHK/Z-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat