visitaaponce.com

Dunia Desak Perdamaian Abadi di Palestina

Dunia Desak Perdamaian Abadi di Palestina
Seorang tahanan Palestina (kanan) memeluk kerabatnya setelah dibebaskan dengan imbalan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, di Ramallah(JOHN MACDOUGALL / AFP))
Jeda kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas akan diperpanjang dua hari, dari sebelumnya empat hari sejak Jumat (24/11). Banyak negara meminta kedua belah pihak melaju ke meja perundingan dan menyepakati resolusi dua negara.

“Negara Qatar mengumumkan bahwa sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, telah tercapai sebuah kesepakatan untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama dua hari di Jalur Gaza,” cuit Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari di X.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby berharap warga Amerika akan termasuk ke dalam 20 sandera yang rencananya dibebaskan dalam masa perpanjangan gencatan senjata. Hingga saat ini terdapat delapan hingga sembilan warga AS yang masih disandera Hamas.

“Kami akan terus berupaya memperpanjang jeda itu lagi. Pasti, itu yang kami inginkan. Kami ingin membebaskan semua sandera dan ini adalah cara terbaik untuk melakukannya,” kata Kirby.

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa kelompoknya tengah menyusun daftar baru sandera yang akan dibebaskan untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Israel.

Sebelumnya, seorang sumber Hamas mengatakan bahwa kelompok itu terbuka pada gagasan memperpanjang gencatan senjata dua hingga empat hari dengan imbalan pembebasan 20 sampai 40 tahanan Israel.

Israel juga memberikan isyarat kesediaannya memperpanjang jeda pertempuran dan mengamankan lebih banyak pembebasan sandera, di tengah tekanan dari keluarga sandera dan negara-negara sekutunya.

Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, berharap dapat menerima 50 sandera lagi. Sementara itu, pada Senin (27/11), di Kota Barcelona, Spanyol, para menteri luar negeri yang menghadiri pertemuan anggota Uni Eropa dengan negara-negara Timur Tengah dan Afrika, yang berfokus pada upaya diplomatik untuk menghentikan perang Israel-Hamas.

Mereka menyerukan pembebasan lebih banyak sandera Israel ketika jeda pertempuran di Gaza hampir berakhir. Negara-negara itu juga sepakat bahwa solusi dua negara adalah jawaban dari konflik Israel-Palestina.

Sejak berminggu-minggu sebelum dan selama berlangsungnya gencatan senjata sementara, Qatar, dengan dukungan AS dan Mesir, telah terlibat dalam proses negosiasi intensif untuk mewujudkan dan memperpanjang jeda pertempuran di Gaza. Para penengah mengatakan bahwa jeda tersebut memang dirancang agar dapat diperluas dan diperpanjang.

Selama gencatan senjata pertama, sebanyak 50 sandera warga sipil perempuan dan anak-anak telah dibebaskan oleh Hamas. Sebagai imbalan, 150 tahanan Palestina yang dikurung Israel juga akan dibebaskan dan bantuan kemanusiaan akan diizinkan memasuki Gaza.

Dalam tiga hari pertama, 39 sandera Israel dibebaskan Hamas dengan imbalan 117 tahanan Palestina yang dikurung Israel sebagai bagian dari kesepakatan.

Sementara itu, melalui negosiasi lain yang secara paralel dilakukan oleh Qatar, sebanyak 17 warga Thailand, satu warga Filipina dan satu warga berkewarganegaraan ganda Rusia-Israel juga telah dibebaskan kelompok militan tersebut.

Jumlah sandera yang akan dibebaskan sejauh ini merupakan yang terbanyak sejak militan Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan secara mendadak pada 7 Oktober lalu dalam serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Israel mengatakan serangan itu menewaskan 1.200 orang, sebagian besarnya adalah warga sipil. Selain itu, sekitar 240 orang disandera, termasuk warga lansia dan anak-anak.

Menanggapi hal itu, Israel melancarkan serangan bom tanpa henti dan serangan darat ke wilayah Gaza yang dikuasai Hamas. Pemerintahan Hamas menyatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan 15 ribu orang, ribuan di antaranya anak-anak. (AFP/VoA/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat