visitaaponce.com

Hamas Ingin Perpanjangan Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Ingin Perpanjangan Gencatan Senjata di Gaza
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera besar Palestina saat demonstrasi pro-Palestina di Johannesburg, Afrika Selatan, 29 November 2023.(AFP/Marco Longari.)

HAMAS bersedia memperpanjang gencatan senjata selama empat hari dan membebaskan lebih banyak sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina. Ini diungkapkan seorang sumber yang dekat dengan kelompok militan tersebut pada Rabu (29/11). Di saat bersamaan, para mediator berupaya menghentikan konflik tersebut untuk selamanya.

Gencatan senjata saat ini dijadwalkan berakhir Kamis (30/11) pagi setelah jeda enam hari. Dengan 60 sandera Israel dan 180 tahanan Palestina telah dibebaskan dan lebih banyak lagi yang akan dibebaskan pada Rabu berdasarkan perjanjian tersebut, mediator konflik Qatar mengatakan bahwa para perunding sedang berupaya mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan.

Hamas pada Rabu, "Memberi tahu para mediator bahwa mereka bersedia memperpanjang gencatan senjata selama empat hari," kata seorang sumber yang dekat dengan kelompok militan tersebut kepada AFP tanpa menyebut nama. Berdasarkan informasi itu, "Gerakan ini akan dapat membebaskan tahanan Israel yang mereka, gerakan perlawanan lain, dan pihak lain tahan selama periode ini sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang ada," tambah sumber itu.

Baca juga: Bendera Palestina Berkibar di Balai Kota Oslo Norwegia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan pada konferensi pers di Doha pada Selasa bahwa para perunding sedang mengupayakan, "Gencatan senjata berkelanjutan yang akan mengarah pada negosiasi lebih lanjut dan pada akhirnya mengakhiri perang ini." Seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut menambahkan dalam komentarnya kepada AFP pada Rabu bahwa diskusi tersebut, "Difokuskan pada pengembangan kemajuan dari perjanjian jeda kemanusiaan yang diperpanjang dan memulai diskusi lebih lanjut mengenai fase berikutnya dari kesepakatan potensial."

Sandera, tahanan dibebaskan 

Setelah perpanjangan 48 jam dari gencatan senjata awal selama empat hari, kelompok baru terdiri dari 12 sandera--10 warga Israel ditambah dua warga Thailand--dibebaskan dari Gaza pada Selasa (28/11) dengan 30 warga Palestina dibebaskan oleh Israel. Seorang jurnalis AFP melihat pejuang bertopeng dan bersenjata dari kelompok militan Hamas dan Jihad Islam menyerahkan sandera kepada pejabat Palang Merah di Rafah dekat perbatasan dengan Mesir.

Baca juga: Presiden Iran Raisi tidak Hadir pada Pertemuan dengan Erdogan

Para sandera Israel yang dibebaskan semua perempuan, termasuk Mia Leimberg yang berusia 17 tahun, yang kembali ke Israel bersama ibu dan bibinya. Nenek dari Eitan Yahalomi berusia 12 tahun, yang dibebaskan pada Senin, mengatakan anak laki-laki tersebut telah ditahan di sel isolasi selama 16 hari.

"Hari-hari ketika dia sendirian sungguh mengerikan," kata Esther Yaeli kepada situs berita Israel, Walla. "Sekarang Eitan tampak sangat pendiam."

Baca juga: Uni Eropa: Israel tidak Biarkan Bahan Bakar Cukupi Gaza

Hamas telah membebaskan satu warga Rusia-Israel, 20 warga Thailand, dan 1 warga Filipina di luar cakupan perjanjian gencatan senjata.

Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan 17 sandera asal Thailand yang dibebaskan akan tiba kembali di kerajaan pada Kamis. Dikatakan sekitar 13 warga Thailand masih menjadi sandera di Gaza.

Di antara tahanan Palestina yang dibebaskan dalam pertukaran Selasa ialah Ahmad Salaima berusia 14 tahun. Ia kembali ke rumahnya di Jerusalem timur untuk mendapat sorak-sorai dan pelukan dari kerabatnya. "Saat Ahmed di penjara, kami tidak bisa mengunjunginya, meskipun dia tahanan Palestina termuda," kata ayahnya, Nayef.

Pemerintah Israel telah menerima daftar sandera baru yang akan dibebaskan pada Rabu, media Israel melaporkan. Tidak ada konfirmasi resmi.

Beberapa sandera di Gaza berada di tangan kelompok militan Palestina lain, Jihad Islam. Juru bicaranya Musab al-Breim mengatakan kepada AFP pada Selasa di kota Khan Yunis di Gaza selatan, "Perang sekarang berlanjut dalam negosiasi tidak langsung dengan penjajah Israel."

Dia mengatakan kelompoknya dan Hamas berkomitmen menghormati perjanjian gencatan senjata, "Selama penjajah melakukannya dan kami siap mengambil jalur politik untuk membuat penjajah menanggung akibatnya."

Risiko kelaparan

Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa penduduk Gaza menghadapi risiko kelaparan yang tinggi jika WFP tidak mampu menyediakan akses berkelanjutan terhadap makanan. Kondisi di wilayah tersebut merupakan, "Bencana besar," kata direktur badan tersebut untuk Timur Tengah, Corinne Fleischer.

Juru bicara badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan bantuan yang masuk ke Gaza berdasarkan perjanjian gencatan senjata, bahkan tidak cukup untuk triase atau perawatan darurat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat