visitaaponce.com

Tiongkok Kesal Resolusi PBB untuk Gaza Didukung 100 Negara Kandas karena Veto AS

Tiongkok Kesal Resolusi PBB untuk Gaza Didukung 100 Negara Kandas karena Veto AS
Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Zhang Jun saat sidang pengambilan keputusan resolusi DK-PBB, Jumat (8/12).(AFP/Yuki Iwamura)

TIONGKOK mengaku sebal dengan kelakuan Amerika Serikat yang kembali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, Palestina. Padahal resolusi itu didukung oleh 100 negara tapi ambyar gara-gara AS.

"Sangat mengecewakan dan disesalkan bahwa rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza diveto," kata Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Zhang Jun di X.

Sikap AS yang memveto resolusi PBB soal Gaza ini menjadi yang kedua kali selama Israel memborbardir Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu, dengan dalih menghancurkan Hamas.

Baca juga : Sikap Abstain Inggris soal Gencatan Senjata Gaza Dikritik

Dia mengatakan rancangan resolusi itu didukung oleh hampir 100 negara, termasuk Tiongkok. Meski resolusi itu diveto, imbuhnya, pandangan masyarakat internasional sangat jelas: gencatan senjata kemanusiaan adalah prioritas utama.

"Kami tidak akan berhenti, tetapi terus berupaya untuk menyelamatkan nyawa, menegakkan keadilan dan menciptakan perdamaian," serunya.

Baca juga : Diveto AS, Retno Sesalkan Gagalnya Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

 

AS Tunjukkan Standar Ganda di Muka Dunia

 

Begini ekspresi wakil AS di PBB, Robert Wood (kanan) saat pengambilan keputusan gencatan senjata di Gaza yang akhirnya diveto AS, dalam sidang DK-PBB, Jumat (8/12). (Sumber: AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

 

Zhang menyatakan, membiarkan pertempuran terus berlangsung sambil mengaku peduli pada kehidupan dan keselamatan orang-orang di Gaza serta kebutuhan kemanusiaan di sana adalah hal yang kontradiktif.

"Membiarkan pertempuran berlanjut sambil menganjurkan pencegahan meluasnya konflik adalah tindakan yang menipu diri sendiri. Membiarkan pertempuran berlanjut sambil menyebut perlindungan perempuan dan anak perempuan serta hak asasi manusia adalah tindakan yang sangat munafik. Semua ini, sekali lagi, menunjukkan apa itu standar ganda," katanya.

Zhang mendesak Israel untuk memerhatikan seruan dunia dan menghentikan "hukuman kolektif" terhadap orang-orang di Gaza.

"Kami mendukung mediasi diplomatik lebih lanjut untuk mendorong pembebasan segera semua orang yang ditawan. Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk mengerahkan segala upaya demi tujuan bersama mengakhiri pertempuran di Gaza, untuk tetap menjaga harapan kelangsungan hidup rakyat Palestina, dan untuk tetap menjaga harapan perdamaian di kawasan Timur Tengah," kata dia.

AS pada Jumat (8/12) memveto resolusi tersebut, yang diajukan oleh UEA dan didukung lebih dari 90 negara anggota PBB.

Dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu, 13 suara mendukung sedangkan Inggris menyatakan abstain.

Israel melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas berakhir setelah berlangsung selama sepekan.

Sedikitnya 17.487 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 46.480 lainnya terluka akibat serangan-serangan tanpa henti Israel dari udara dan darat di daerah kantong Palestina itu sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas.

Di lain pihak, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas itu mencapai 1.200 orang, menurut data resmi. (Anadolu/Ant/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat