Mesir Pantau Ketegangan di Laut Merah setelah Serangkaian Aksi Houthi Yaman
![Mesir Pantau Ketegangan di Laut Merah setelah Serangkaian Aksi Houthi Yaman](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/f7ba0e612e93911d5143224c7c7f3e8e.jpg)
OTORITAS Terusan Suez di Mesir memantau secara cermat dampak ketegangan di Laut Merah setelah penyerangan Angkatan Bersenjata Houthi Yaman menyerang kapal-kapal yang melintas di kawasan itu.
Dua perusahaan pelayaran terbesar, Maersk, Hapag Llyod dan CMA CGM, perusahaan kontainer terbesar dunia menyatakan akan menghindari Terusan Suez setelah Angkatan Militer Houthi Yaman meningkatkan serangannya.
"Pihak berwenang secara seksama mengamati perkembangan yang terjadi belakangan ini," kata Osama Rabie, kepala otoritas Terusan Suez.
Baca juga : Rudal Houthi Yaman Serang Dua Kapal Liberia Tujuan Israel
Menurut Rabie, kalau lintas perkapalan di terusan tersebut saat ini masih aman, tapi dia mengungkapkan lebih jauh lagi.
Houthi yang didukung Iran melancarkan serangan terhadap kapal yang berlayar melintasi Laut Merah sebagai protes terhadap bombardemen Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 19.000 warga Palestina.
Baca juga : Maersk Tangguhkan Kapal Lalui Laut Merah akibat Serangan Houthi
Sejak 19 November, sebagai 55 kapal memutuskan mengambil rute ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan, sementara 2.128 tetap memilih rute Terusan Suez pada periode yang sama, kata Otoritas Terusan Suez.
Menurut Rabie, pada Minggu (17/12), sebanyak 77 kapal melintasi Terusan Suez, termasuk beberapa kapal milik perusahaan yang mengumumkan pengalihan rute sementara.
Kapal tersebut sudah terlanjur berada di kawasan Laut Merah sebelum pengumuman untuk pindah rute diumumkan.
Untuk diketahui, kapal-kapal kargo, termasuk yang berisi senjata, makanan, dan lain-lain dari seluruh dunia menuju ke Israel biasanya melewati Bab El-Mandab yang dikontrol Yaman.
Dari Bab El-Mandab, kapal berjalan lurus lewat Laut Merah ke Terusan Suez milik Mesir dan tiba di Pelabuhan Haifa milik Israel.
Ketika Yaman atau Mesir melakukan blokade, maka Israel hanya punya dua pilihan. Lewat udara, atau kapalnya belok lewat Uni Emirat Arab, lalu lewat darat, menembus Arab Saudi, lalu ke Yordania, dan ke Israel.
Namun, biayanya sangat mahal dan lama. Lagipun tak ada hubungan diplomatik dengan Arab Saudi. (Reuters/Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
AS Mengutuk Penahanan Staf PBB dan LSM oleh Houthi
Houthi Luncurkan Rudal ke Kapal Dagang di Teluk Aden
Houthi Yaman Serang Kapal Milik Yunani di Laut Merah
AS Klaim Jatuhkan Rudal Anti-Kapal Houthi dan 4 Drone
Iran Janji Balas Serangan Israel
IMF Setujui Dana Talangan US$820 Juta bagi Mesir
Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis Penuh Sesak Setelah Perintah Evakuasi dari Tentara Israel
55 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel, Termasuk Direktur Rumah Sakit al-Shifa
Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit Eropa di Khan Younis Sangat Sulit
PM Israel Benjamin Netanyahu: Militer Mendekati “Akhir Tahap Penghapusan” Hamas di Gaza
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Video Tunjukkan Warga Palestina Mengungsi dari Khan Younis Setelah Perintah Evakuasi Israel
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap