visitaaponce.com

HRW Tuduh Israel Gunakan Kelaparan Warga sebagai Strategi Perang

HRW Tuduh Israel Gunakan Kelaparan Warga sebagai Strategi Perang
Pria berpakaian badut tampil untuk anak-anak untuk mendukung kesehatan mental mereka di Rafah, selatan Jalur Gaza.(AFP/Said Khatib.)

ISRAEL melancarkan serangan yang lebih mematikan di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (19/12). Padahal Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara mengenai permintaan gencatan senjata lain dan kekhawatiran meningkat atas dampak konflik terhadap pelayaran global.

Kekhawatiran internasional meningkat atas penderitaan yang ditimbulkan perang dan pengepungan terhadap keluarga-keluarga Palestina yang mengalami trauma dan mengalami kekurangan makanan, air, pasokan medis dan bahan bakar serta pemadaman listrik dan komunikasi. 

Kelompok kampanye Human Rights Watch yang bermarkas di New York pada Senin menuduh Israel, "Menggunakan kelaparan warga sipil sebagai metode peperangan."

Baca juga: Indonesia Harap AS Tak Lagi Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell menuduh Israel menunjukkan minimnya perubahan dalam serangannya di Gaza. 

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bersidang pada Selasa malam. Sidang ini tertunda satu hari untuk mempertimbangkan seruan gencatan senjata lain, setelah upayanya diveto oleh Amerika Serikat.

Rancangan resolusi yang diperkenalkan Uni Emirat Arab menyerukan, "Penghentian permusuhan yang mendesak dan berkelanjutan," di Gaza untuk memungkinkan, "Akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan."

Baca juga: AS Bentuk Koalisi, Houthi Tetap Serang Kapal di Laut Merah

Israel telah mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan secara terbatas ke Gaza melalui perbatasan Rafah Mesir dan, pada minggu ini, melalui perbatasan Kerem Shalom.

Video sandera Hamas

Kekhawatiran utama bagi banyak warga Israel ialah nasib 129 sandera yang masih ditahan di Gaza setelah banyak yang dibebaskan bulan lalu dengan imbalan ratusan warga Palestina dalam tahanan.

Sayap militer Hamas merilis rekaman yang diklaim menunjukkan tiga dari mereka yang masih ditawan yaitu pria lanjut usia dan berjanggut yang duduk di kursi dan meminta untuk dibebaskan.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyebutnya sebagai, "Video teror kriminal yang merupakan bukti kebrutalan Hamas terhadap warga sipil lanjut usia yang tidak bersalah dan membutuhkan perhatian medis."

Ketakutan dan kemarahan keluarga sandera semakin meningkat setelah tentara Israel pekan lalu secara keliru menembak mati tiga sandera yang melarikan diri dan mengibarkan bendera putih.

Qatar, yang membantu memediasi gencatan senjata dan pertukaran sandera selama seminggu sebelumnya, mengatakan ada upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk memperbarui jeda kemanusiaan.

Platform berita AS Axios melaporkan pada Senin bahwa mata-mata utama Israel, kepala Mossad David Barnea, direktur CIA Bill Burns, dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani telah bertemu di Warsawa.

Hamas berkeras pihaknya siap melakukan kesepakatan pertukaran tawanan, tetapi setelah gencatan senjata. Di sisi lain, Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan infrastrukturnya untuk menghindari terulangnya serangan 7 Oktober.

Para militan menerobos pagar perbatasan Gaza, menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, dan menculik 250 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan respons militer Israel telah menewaskan lebih dari 19.400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir. Setidaknya 20 orang lagi tewas semalam dalam serangan di kota Rafah di Gaza selatan, kata kementerian tersebut, sehingga menambah penderitaan di wilayah yang telah menjadi kamp besar bagi pengungsi Palestina.

Tentara Israel mengatakan 131 tentaranya telah tewas di Gaza sejak mereka melancarkan invasi darat pada akhir Oktober. Gedung Putih telah menyuarakan keprihatinan atas tingginya jumlah korban sipil di Gaza, tetapi Austin pada Senin berjanji untuk terus mempersenjatai Israel. 

"Kami akan terus menyediakan peralatan yang dibutuhkan Israel untuk mempertahankan negara Anda, termasuk amunisi penting, kendaraan taktis, dan sistem pertahanan udara,” katanya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat