visitaaponce.com

Israel Selidiki Kematian Narapidana Palestina setelah Dituduh Ada Penyiksaan

Israel Selidiki Kematian Narapidana Palestina setelah Dituduh Ada Penyiksaan
Para pengunjuk rasa memegang spanduk dan gambar narapidana selama demonstrasi solidaritas dengan tahanan Palestina yang ditahan Israel.(AFP/Hazem Bader.)

POLISI Israel menginterogasi 19 penjaga penjara sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian seorang narapidana Palestina. Ini dikatakan pihak berwenang pada Kamis (21/12) menyusul tuduhan penyiksaan.

Thaer Abu Assab, 38, dari Qalqilya--Tepi Barat yang dijajah Israel--meninggal bulan lalu setelah dipukuli oleh penjaga penjara di Israel selatan, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa. "Minggu ini, 19 penjaga penjara diinterogasi," kata seorang juru bicara polisi.

"Pada akhir interogasi, (mereka) dibebaskan dengan syarat terbatas. Investigasi terus berlanjut."

Baca juga: Arab Saudi Dorong Gencatan Senjata dan Bantu Warga Gaza

Juru bicara tersebut mengatakan interogasi tersebut ialah bagian dari penyelidikan atas dugaan insiden kekerasan yang terjadi sekitar sebulan lalu di sebuah penjara di bagian selatan negara itu. Juru bicara layanan penjara tidak menanggapi permintaan komentar AFP.

Assab, anggota gerakan Fatah presiden Palestina Mahmud Abbas, yang menjalani hukuman 25 tahun ditemukan tewas di selnya, menurut media Israel. Surat kabar Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa pemeriksaan post-mortem gagal menentukan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh sipir penjara menjadi penyebab kematiannya.

Baca juga: Realestat Israel Masuki Jalur Gaza Ingin Bangun Rumah Mewah

Namun Komite Publik Menentang Penyiksaan di Israel (PCATI) mengatakan kematian tersebut, "Menimbulkan kecurigaan serius bahwa IPS (Layanan Penjara Israel) sedang diubah dari badan penahanan profesional menjadi lembaga pendendam dan penghukum. Enam tahanan telah meninggal di penjara," kata PCATI dalam suatu pernyataan. 

PCATI menambahkan bahwa mereka telah mengumpulkan kesaksian dari penjara-penjara Israel mengenai pemukulan dan kekerasan seksual. "Semua kasus penganiayaan dan kematian harus segera diselidiki," tambahnya.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengatakan petugas penjara harus dianggap tidak bersalah sampai penyelidikan membuktikan mereka bersalah. Dia mengatakan kepada Israel Hayom bahwa para penjaga berurusan dengan, "Sampah manusia, pembunuh yang mewakili risiko keamanan."

Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, otoritas penjara Israel memberlakukan pembatasan baru terhadap tahanan Palestina. Pihak berwenang mengatakan bahwa para narapidana tidak akan lagi meninggalkan selnya, sehingga tidak ada lagi kunjungan, tidak ada lagi membeli makanan dari kantin, tidak ada lagi listrik di stopkontak, dan lebih seringnya penggeledahan mendadak.

Pada awal Desember, penjara-penjara Israel menampung sekitar 7.800 tahanan Palestina, menurut Klub Tahanan Palestina. Ia merupakan kelompok advokasi yang mencatat jumlah tahanan dari Jerusalem timur yang dianeksasi dan Tepi Barat yang diduduki. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat