visitaaponce.com

Proyek LNG 2 Arktik Kena Sanksi AS, Rusia Meradang

Proyek LNG 2 Arktik Kena Sanksi AS, Rusia Meradang
Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova(AFP/ALEXANDER NEMENOV)

RUSIA menyatakan bahwa sanksi Amerika Serikat yang dikenakan terhadap proyek gas alam cair LNG 2 Arktik telah melemahkan keamanan energi global.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam tindakan Washington yang tidak dapat diterima itu, dalam menekan pasokan LNG 2 Arktik yang sangat besar. 

Sanksi tersebut hanyalah tindakan terbaru yang diterapkan ketika Barat berupaya membatasi kemampuan finansial Moskow untuk berperang di Ukraina.

Baca juga : Rusia dan Iran Tinggalkan Dolar AS

Pernyataan tersebut muncul setelah Washington mengumumkan sanksi terhadap pabrik gas alam cair baru yang sedang dikembangkan di Semenanjung Gydan di Arktik bulan lalu.

“Kami menganggap tindakan seperti itu tidak dapat diterima, terutama terkait dengan proyek komersial internasional besar seperti LNG Arktik 2, yang mempengaruhi keseimbangan energi banyak negara,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.

Baca juga : Jerman Sita Aset Rusia Rp12 Triliun

“Situasi di sekitar LNG 2 Arktik sekali lagi menegaskan peran destruktif yang dimainkan oleh Washington terhadap keamanan ekonomi global, yang menyatakan perlunya menjaga keamanan ini tetapi pada kenyataannya, dengan mengejar kepentingan egoisnya sendiri, ia mencoba untuk menyingkirkan pesaing dan menghancurkan keamanan energi global," katanya. 

 

Rusia produsen LNG keempat terbesar dunia

Untuk diketahui, Rusia adalah produsen LNG laut terbesar keempat setelah Amerika Serikat, Qatar, dan Australia.

Sedangkan, proyek LNG Arktik 2 adalah elemen kunci dalam upaya Rusia untuk meningkatkan pangsa pasar globalnya menjadi seperlima pada tahun 2030-2035 dari 8% saat ini.

Namun, sanksi tersebut membuat mitra dari Tiongkok, Jepang dan Perancis yang memegang 40% proyek tersebut menangguhkan partisipasinya pada minggu lalu. 

Pengembang proyek Novatek juga terpaksa menyatakan force majeure atas pasokan LNG dari proyek yang dijadwalkan mulai berproduksi pada awal 2024.

Negara-negara Barat, yang berupaya melumpuhkan kekuatan militer Moskow, telah menerapkan sanksi luas terhadap perusahaan-perusahaan dan individu-individu Rusia menyusul keputusan Kremlin untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Namun, Rusia menegaskan bahwa Eropa telah terkena dampak yang lebih parah akibat sanksi tersebut karena kenaikan harga energi, sementara Rusia juga berhasil dengan cepat menemukan pasar baru di Asia.

"Hampir seluruh ekspor minyak Rusia tahun ini telah dikirim ke Tiongkok dan India," kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.

Rusia berharap pendapatan dari pelanggan energi Asia dapat terus membantu mendorong invasi mereka, seiring dengan upaya Ukraina untuk mengakses dana dan senjata dari mitra Barat. (Aljazeera/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat