visitaaponce.com

Iran Berkabung atas 84 Orang Tewas dalam Dua Ledakan

Iran Berkabung atas 84 Orang Tewas dalam Dua Ledakan
Orang-orang dan personel darurat Iran di lokasi dua ledakan berturut-turut menghantam kerumunan massa.(AFP/Sare Tajalli/ISNA.)

IRAN mengadakan hari berkabung pada Kamis (4/1) untuk sedikitnya 84 orang yang tewas akibat dua ledakan melanda kerumunan orang yang memperingati jenderal Garda Revolusi Qasem Soleimani yang terbunuh. Jumlah korban tewas direvisi turun dari perkiraan sebelumnya sekitar 100 orang sehari.

Pihak berwenang Iran menyebut aksi keji itu sebagai, "Serangan teroris," yang juga menyebabkan ratusan orang terluka di dekat makam Soleimani di kota Kerman di selatan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di Iran. 

Namun, di masa lalu Iran mengalami serangan mematikan dari para jihadis dan militan lain serta pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pejabat dan ilmuwan nuklir yang dituduh dilakukan oleh musuh bebuyutannya, Israel.

Baca juga: Pasukan Hash Pro-Iran di Irak Sebut AS Bunuh Komandan Senior

Ledakan itu mengoyak kerumunan orang yang datang untuk menghormati Soleimani, empat tahun setelah serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad yang menewaskan komandan senior veteran Korps Garda Revolusi Islam itu.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (3/1) menyalahkan, "Musuh jahat dan kriminal," republik Islam tersebut, tanpa menyebutkan nama mereka, dan bersumpah akan memberikan tanggapan yang keras.

Ketegangan regional meningkat di tengah perang Gaza yang dipicu ketika kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, melancarkan serangan mematikan mereka pada 7 Oktober terhadap Israel. Serangan pejuang Palestina itu disambut baik oleh Teheran tetapi menyangkal keterlibatannya.

Baca juga: Dua Ledakan Guncang Kota Kerman dan 95 Tewas, Iran Siap Perang Lawan Israel

Wakil politik Presiden Ebrahim Raisi, Mohammad Jamshidi, menuduh di platform media sosial X bahwa, "Tanggung jawab atas kejahatan ini terletak pada AS dan rezim Zionis (Israel) serta terorisme hanyalah alat."

Amerika Serikat menolak tuduhan bahwa mereka atau sekutunya Israel berada di balik ledakan mematikan tersebut. Sementara Israel menolak berkomentar.

"Amerika Serikat tidak terlibat dalam hal apa pun. Anggapan sebaliknya ialah hal yang konyol," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

"Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa Israel terlibat dalam ledakan ini," tambahnya. Ia mengungkapkan simpati kepada para korban ledakan mengerikan dan keluarga mereka.

Soleimani, yang memimpin operasi luar negeri Garda Revolusi, Pasukan Quds, juga merupakan musuh kuat kelompok ekstremis ISIS suni yang melakukan serangan di Iran karena mayoritas penduduknya syiah.

Musuh yang putus asa

Ketegangan regional meningkat di tengah perang Gaza, menarik kelompok bersenjata yang didukung Iran di Libanon, Irak, Suriah, dan Yaman. Pihak berwenang Iran menyerukan protes massal atas ledakan di Kerman setelah salat Jumat, hari ketika pejabat setempat juga mengatakan pemakaman para korban akan diadakan.

Merevisi jumlah korban tewas, Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi mengutip data forensik dan mengatakan, "Jumlah korban tewas sejauh ini telah diumumkan sebanyak 84 orang," kantor berita resmi IRNA melaporkan.

Kepala layanan darurat Iran Jafar Miadfar menyoroti kesulitan mengidentifikasi jenazah yang terpotong-potong dan mengatakan beberapa korban salah dihitung hingga beberapa kali. Dia mengatakan 284 orang terluka dan 195 orang masih dirawat di rumah sakit.

Dihormati oleh banyak orang Iran, Soleimani mengawasi operasi militer di Timur Tengah dan jutaan orang datang ke pemakamannya pada 2020. 

Komandan Pasukan Quds saat ini, Esmail Qaani, menyatakan bahwa massa di Kerman, "Diserang oleh orang-orang haus darah yang dipasok oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis." Dia menunjuk pada dua pembunuhan baru-baru ini yang banyak disalahkan pada Israel yaitu serangan di Beirut terhadap wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri dan pembunuhan komandan senior Garda Razi Moussavi di dekat Damaskus pada Desember.

"Pembunuhan Aruri dan orang-orang seperti Razi Moussavi dan kejahatan di Kerman menunjukkan betapa putus asanya musuh," kata Qaani. Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, menghasut kerusuhan di negara tersebut, dan pihak berwenang bulan lalu mengeksekusi lima orang yang dihukum karena bekerja sama dengan Israel.

Pada Juli, Kementerian Intelijen Iran mengatakan pihaknya telah membubarkan jaringan yang terkait dengan organisasi mata-mata Israel. Katanya, jaringan itu merencanakan, "Operasi teroris," di seluruh Iran, IRNA melaporkan.

Pada September, kantor berita Fars melaporkan bahwa seorang operator penting yang berafiliasi dengan ISIS, yang bertugas melakukan operasi teroris di Iran, telah ditangkap di Kerman. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat