visitaaponce.com

Serangan AS Membunuh Komandan pro-Iran di Irak

Serangan AS Membunuh Komandan pro-Iran di Irak
Serangan drone Amerika Serikat di Irak telah menewaskan  komandan militer pro-Iran Al-Hashed al-Shaabi.(AFP)

SERANGAN Amerika Serikat (AS) di Bagdad, Irak, pada Kamis (4/1), menewaskan seorang komandan militer pro-Iran Al-Hashed al-Shaabi. Seorang pejabat keamanan Irak mengatakan dua orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka dalam serangan pesawat tak berawak tersebut.

Juru Bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan serangan itu merupakan tindakan pembelaan diri terhadap seorang komandan yang secara aktif merencanakan serangan terhadap personel AS.

“Penting untuk dicatat serangan itu dilakukan untuk membela diri, tidak ada warga sipil yang terluka dan tidak ada infrastruktur atau fasilitas yang diserang,” kata Ryder di Washington.

Baca juga: ISIS Klaim Dalangi Serangan Bom di Iran

Serangan tersebut menargetkan seorang pemimpin Harakat al-Nujaba yang secara aktif terlibat dalam perencanaan dan melakukan serangan terhadap personel Amerika. Dia mengatakan serangan itu juga menewaskan anggota kelompok lainnya.

Serangan dan jumlah korban tersebut, yang dikonfirmasi oleh sumber Hashed yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, terjadi ketika ketegangan meningkat di wilayah tersebut di tengah perang Israel-Hamas yang berkecamuk di Jalur Gaza.

Baca juga: Pasukan Hash Pro-Iran di Irak Sebut AS Bunuh Komandan Senior

Hashed al-Shaabi sebagian besar merupakan mantan unit paramiliter pro-Iran yang pernah memerangi jihadis Muslim Sunni dan kini terintegrasi ke dalam angkatan bersenjata Irak.

Harakat al-Nujaba, salah satu faksi Hash, mengatakan bahwa wakil komandan operasi Bagdad, Mushtaq Talib al-Saidi telah tewas dalam serangan AS itu. Video yang dibagikan di saluran Telegram yang terkait dengan Hashed menunjukkan kolom asap membubung di atas area serangan di Jalan Palestina di Bagdad, yang biasanya merupakan jalan komersial yang ramai.

Situs tersebut ditutup pasukan Hash, yang memblokir akses jurnalis ke situs tersebut, kata seorang fotografer AFP. Serangan itu terjadi setelah serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan negara tetangga Suriah sejak dimulainya perang Gaza.

Washington mengatakan sudah ada lebih dari 100 kasus sejak pertengahan Oktober. Banyak klaim yang diklaim dilakukan oleh Perlawanan Islam di Irak, sebuah aliansi kelompok bersenjata yang terkait dengan Iran dan menentang dukungan AS untuk Israel dalam perang Gaza.

AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di Suriah sebagai bagian dari koalisi multinasional yang memerangi kelompok ISIS sejak 2014.

Militer AS telah menanggapi serangan baru-baru ini dengan melancarkan serangan udara yang menargetkan situs-situs yang digunakan oleh Iran dan pasukan proksinya di Irak dan Suriah, termasuk situs-situs Hash.

Serangan itu dikecam oleh Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani sebagai eskalasi dan serangan yang berbahaya. "Angkatan bersenjata Irak menganggap pasukan koalisi global bertanggung jawab atas serangan yang tidak beralasan ini,” kata Juru Bicara Sudani dalam sebuah pernyataan.

Partai-partai pro-Iran mendominasi parlemen Irak, dan memenangkan mayoritas kursi dewan di sebagian besar provinsi di negara itu setelah pemilihan dewan provinsi yang diadakan pada Desember.

Pemerintah Baghdad mengutuk beberapa serangan terhadap sasaran AS tetapi juga mengkritik Washington karena mengambil tindakan sendiri sebagai tanggapannya.

Juru bicara Pentagon menegaskan bahwa Irak tetap merupakan mitra yang penting dan berharga,.dan bahwa pasukan AS berada di sana atas undangan pemerintah Irak untuk membantu melatih dan memberi nasihat sebagai bagian dari misi anti-ISIS.

“Seperti yang telah kami lakukan selama ini, kami akan terus berkonsultasi erat dengan pemerintah Irak mengenai keselamatan dan keamanan pasukan AS,” kata Ryder. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat