visitaaponce.com

Di DK PBB, Retno Kecam Netanyahu yang Ingin Hilangkan Palestina

Di DK PBB, Retno Kecam Netanyahu yang Ingin Hilangkan Palestina
Menlu mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin menghapus Palestina dari peta dunia.(AFP)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi menekankan hak mendapatkan keadilan dan kemerdekaan warga Palestina di Dewan Keamanan PBB. Dia juga mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin menghapus Palestina dari peta dunia.

"Indonesia menolak keras pernyataan tersebut dan pernyataannya ini tidak dapat diterima. Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia. Akankah Dewan ini tinggal diam menghadapi niat tersebut?" ungkapnya saat Debat Terbuka Tingkat Menteri di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait situasi terkini Timur Tengah termasuk isu Palestina, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/1).

Dia mengaku sudah ketiga kalinya dalam tiga bulan, bergabung dalam debat DK PBB mengenai Palestina untuk menegaskan kembali komitmen teguh Indonesia. Bahwa Indonesia tidak akan berhenti sampai melihat keadilan dan martabat dipulihkan rakyat Palestina.

Baca juga: Hamas Rilis Kronologi Tewasnya Puluhan Tentara Israel di Maghazi

Dia mengingatkan para pemilik hak veto di DK PBB mempunyai mandat besar untuk itu, menjaga perdamaian dan keamanan internasional, tidak menoleransi perang dan terlebih genosida. Piagam PBB sudah jelas juga Resolusi Dewan Keamanan bersifat mengikat dan harus mengikat diberlakukan.

"Pertanyaan saya hari ini: berapa banyak resolusi yang telah diadopsi mengenai Palestina? Bagaimana banyak yang diberlakukan? Ke mana Palestina harus pergi ketika, selama berpuluh-puluh tahun, DK PBB gagal bertindak sendiri resolusi sementara Israel membunuh warga Palestina tanpa mendapat hukuman?" keluhnya.

Baca juga: Viral, Jurnalis Palestina Motaz Azaiza Dievakuasi ke Qatar. Ini Profilnya

Retno mendesak anggota DK PBB untuk menghentikan kengerian yang dihadapi sehari-hari warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Lebih dari 25 ribu orang tewas dan semakin banyak orang meninggal karena kelaparan dan penyakit kedinginan, termasuk bayi dan anak-anak.

Semua negara mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan Hukum Humaniter Internasional tanpa perlu melakukan hal-hal yang tidak diinginkan pengecualian untuk situasi di Gaza. "Ancaman perang besar-besaran di Timur Tengah adalah bahaya yang nyata dan nyata. Dalam konteks ini, saya menekankan, Pertama, kami menuntut gencatan senjata segera dan permanen. Ini akan menjadi penentu segalanya," jelasnya.

Yang terpenting, lanjut Retno, ini akan memberi ruang untuk mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza, mulailah melakukan upaya pasca-konflik rekonstruksi, dan proses solusi dua negara.

Pada saat yang sama, sangat penting untuk mendukung pekerjaan Senior Humanitarian dan PBB Koordinator Rekonstruksi untuk membuka jalan bagi pemberian bantuan penyelamatan jiwa bantuan kemanusiaan di Gaza.

Kedua, lanjut Retno, Palestina harus segera diberikan keanggotaan penuh di PBB. Hal ini penting untuk memulai upaya yang adil dan seimbang dalam mencapai solusi dua negara menghentikan agresi brutal Israel.

Ketiga, menghentikan aliran senjata ke Israel. Setiap senjata yang dikirim ke Israel dapat digunakan untuk membunuh warga sipil yang tidak bersalah.

Menurut dia Israel harus bertanggung jawab atas tindakannya, termasuk kekejaman di Gaza. Tidak ada bangsa kebal atas hukum. "Bulan depan, Indonesia akan menyampaikan Pernyataan Lisan untuk Penasihat ICJ. Pendapat yang diajukan ke pengadilan atas mandat Majelis Umum. Indonesia akan mengambil segala cara untuk mendukung Palestina," pungkasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat