Rudal dan Kelaparan Jadi Senjata Utama Israel Kosongkan Gaza
![Rudal dan Kelaparan Jadi Senjata Utama Israel Kosongkan Gaza](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/cfabafe42226cc8d533eda1c0e5725dc.jpg)
ISRAEL menggunakan kelaparan sebagai alat perang untuk membunuh dan mengusir warga Gaza. Ketua Euro-Med Human Rights Monitor Ramy Abdu menyatakan kelaparan di Gaza diciptakan Israel dibarengi serangan terus-menerus.
Dia mengatakan bahwa warga Gaza tidak bisa memasak karena kekurangan pangan berskala besar. Ia mencatat rata-rata 500 truk berisi bantuan masuk ke wilayah tersebut setiap hari sebelum mulai perang Israel.
Namun, kini jumlahnya kurang dari 100 truk. "Kita dapat berbicara tentang mungkin 50 hingga 100 truk yang tiba di Gaza utara setidaknya selama 100 hari terakhir dan kelaparan parah di wilayah ini (Gaza utara)," katanya.
Baca juga : ICJ Akui Hak Warga Palestina di Gaza untuk Dilindungi
Dia mengatakan ada kelaparan parah dan kekurangan segala sesuatu di wilayah tersebut. "Masyarakat kelaparan, sungguh kelaparan di daerah ini. Lebih dari setengah juta warga Palestina di sini menderita kondisi musim dingin yang sangat parah, dan kondisi kekurangan pasokan makanan yang sangat parah," tambah Abdu.
Mengingat pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa organisasi bantuan tidak dapat memasok makanan ke seluruh Gaza, ia menekankan bahwa mereka telah mengonfirmasi bahwa tidak ada organisasi bantuan di Gaza utara. Abdu mengatakan bahwa lebih dari separuh penduduk Gaza menghadapi kelaparan pada tingkat kritis. Semua penduduk wilayah utara menderita kelaparan yang parah dan parah.
"Secara umum, kita berbicara tentang lebih dari 75% warga Palestina di Gaza yang menderita kelaparan tingkat parah. Tidak ada penambahan pasokan makanan dan truk yang diperbolehkan masuk ke Gaza," ujarnya.
Baca juga : Apa itu Keputusan Sela Sidang Dugaan Genosida Gaza oleh Israel?
Abdu mengatakan bahwa tentara Israel menembaki mereka yang mencoba menjangkau truk makanan yang masuk dari selatan ke utara Gaza dalam jumlah kecil. Dia telah mendokumentasikan bahwa puluhan orang kehilangan nyawa karena hal ini. "Kita berbicara tentang kelaparan yang disengaja, khususnya di wilayah utara," dia memperingatkan.
Anak-anak ialah kelompok yang paling terkena dampak dari kondisi ini karena mereka tidak memiliki makanan yang dibutuhkan. Sebagian besar bayi membutuhkan susu.
"Tidak ada susu yang masuk ke Gaza. Tidak ada obat-obatan. Tidak ada pasokan medis sama sekali, dan bahkan pasokan nutrisi. Perempuan hampir tidak dapat mengatasi situasi ini," katanya.
Baca juga : Houthi Yaman Tembakkan Drone dan Rudal ke Kapal AS
Abdu menambahkan bahwa warga Gaza dewasa terpaksa memberikan makanan kepada anak-anak mereka. Ini semua membuktikan Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza.
Israel menggunakan kelaparan sebagai alat perang untuk mengusir warga Gaza keluar dari Gaza dan bahkan membunuh mereka. "Elemen lain ialah pembunuhan massal dan kita lihat sekarang banyak korban jiwa. Ini korban jiwa tertinggi yang pernah ada dalam perang mana pun," paparnya.
Abdu menyatakan harapannya bahwa keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) minggu lalu akan menghalangi rencana Israel untuk mengusir orang-orang tersebut. Namun sayangnya selama 72 jam terakhir Israel tetap mempertahankan kebiadabannya.
Baca juga : AS Jatuhkan Banyak Drone dan Rudal Houthi di Laut Merah
Israel juga terus menghancurkan puluhan kawasan permukiman, kata Abdu, selain meminimalkan masuknya truk bantuan makanan ke Gaza. Kemudian terus melakukan pembantaian secara sistematis dengan memindahkan mereka menjauh dari utara Gaza.
Menurut dia, PBB dan organisasi internasional tidak boleh mematuhi arahan Israel dan memberikan tekanan pada Tel Aviv. Dia menyerukan komunitas internasional untuk bertindak bersama dan menunjukkan pentingnya berbicara dengan satu suara sehingga mereka dapat menciptakan tekanan nyata pada pihak Israel.
Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah melancarkan perang destruktif di Gaza, hingga Selasa menyebabkan 26.751 orang tewas dan 65.636 orang terluka. Sebagian besar dari mereka ialah anak-anak dan perempuan, menurut pihak berwenang Palestina. (Anadolu/Z-2)
Baca juga : Kapal Perang AS Tembak Jatuh Drone yang Diluncurkan dari Yaman
Terkini Lainnya
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Jubir Militer Israel: Tidak Mungkin Netanyahu Hancurkan Hamas
Kabinet Perang Israel Selesai, Siapa yang Tersisa?
Nasib Netanyahu dan Palestina Pascaperang
Arab Saudi Berusaha Akhiri Agresi di Gaza
1,8 Juta Warga Palestina Mengungsi ke Gaza Tengah
Israel Akan Bangun 6.000 Rumah Baru di Tepi Barat
Warga Palestina yang Meninggal di Penjara Israel Karena Disiksa
Survei: Boikot Sukses Gerus Penjualan Produk Terafiliasi Israel di Indonesia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap