Parlemen Argentina Tunda Pembahasan RUU Omnibus Law
![Parlemen Argentina Tunda Pembahasan RUU Omnibus Law](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/890ef72682a15c24b432bde64796b81e.jpg)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Argentina menunda pemungutan suara mengenai RUU tersebut karena partai pengusing Milei, La Libertad Avanza (LLA) meminta skorsing. “Alasannya para gubernur (provinsi) tidak menepati janji,” kata Pemimpin Faksi Partai yang berkuasa itu Oscar Zago.
Rancangan aturan ini akan dikirim kembali ke komite untuk dibahas lebih lanjut, kata Zago, sambil menyangkal bahwa langkah tersebut merupakan kegagalan Milei. Kabar buruk ini muncul saat Milei dalam perjalan ke Israel.
“Program pemerintah kami dipilih oleh 56% warga Argentina dan kami tidak bersedia menegosiasikannya dengan mereka yang menghancurkan negara ini,” tulis Milei di platform media sosial X.
Baca juga : Pemerintahan Presiden Argentina, Javier Milei, Tarik Kembali Langkah Fiskal dari Omnibus Bill
Dia mengatakan tidak mudah mengubah sistem di tengah para politisi memperkaya diri dengan mengorbankan rakyat Argentina. Pada Selasa (6/2), para anggota parlemen melanjutkan pemeriksaan RUU omnibus law karya Milei itu yang disebut banyak menyentuh ranah publik dan pribadi.
Awalnya, omnibus law tersebut memuat 660 ketentuan yang mencakup aturan perekonomian, perdagangan, kebudayaan, hukum pidana, hingga klub sepak bola. Namun kini RUU tersebut dikurangi menjadi sekitar 300 pasal.
Milei pada awalnya menang atas RUU itu dengan para deputi menyetujui prinsip kekuasaan yang didelegasikan kepada eksekutif selama satu tahun, dan membuat UU melalui dekrit atas nama urgensi ekonomi.
Baca juga : Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia, Dilandasi Politik Bebas Aktif
Namun malam harinya, menjelang voting RUU tersebut oposisi menginginkan lebih banyak revisi. Itu seperti reformasi yang berkaitan dengan privatisasi perusahaan negara atau distribusi sumber daya negara.
Milei meraih kemenangan gemilang dalam pemilu pada Oktober, memicu gelombang kemarahan atas krisis ekonomi yang terjadi selama beberapa dekade di negara Amerika Selatan tersebut. Inflasi tahunan mencapai lebih dari 200% dan tingkat kemiskinan mencapai 40%. (AFP/M-3)
Baca juga : Tugas Berat dan Dilema Milei
Terkini Lainnya
Terima Biro Komite Palestina PBB, Wapres: Masalah Palestina bukan Isu Agama, tapi Politik dan Kemanusiaan
Kursi DPRD di Bengkulu Naik, DPP Kawal Kinerja Anggota Dewan Terpilih
KPK Bantah Kasus Harun Masiku Musiman Politik
Fadia-Sukirman Optimis Hadapi Tantangan Kotak Kosong di Pilkada Pekalongan
Jokowi Diyakini Masih Punya Pengaruh di Pilkada 2024
BSKDN Kemendagri Minta Parpol Optimalkan Rekrutmen dan Kaderisasi
Bandul Politik di Portugal Diprediksi Bergerak ke Kanan
Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
Besok, Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Hirup Udara Bebas
Kemenlu Selesaikan Lebih dari 200 Ribu Kasus WNI Selama 2014-2023
Lima Arah Kebijakan Luar Negeri Ganjar-Mahfud
Universitas Pancasila Kembangkan Dialog Pembumian Pancasila
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap