visitaaponce.com

Veto AS jadi Masalah Voting Gencatan Senjata Gaza di PBB

Veto AS jadi Masalah Voting Gencatan Senjata Gaza di PBB
Puing-puing kehcancuran akibat perang di Gaza(AFP)

DEWAN Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemungkinan akan melakukan pemungutan suara pada Selasa, (20/2) mengenai desakan Aljazair agar badan beranggotakan 15 negara itu menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Israel-Hamas. namun, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat sekutunya telah menyatakan akan memveto resolusi gencatan senjata tersebut.

Aljazair mengajukan rancangan resolusi awal lebih dari dua minggu lalu. Namun Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dengan cepat mengatakan bahwa perjanjian tersebut dapat membahayakan perundingan sensitif yang bertujuan untuk menengahi jeda perang.

"Aljazair meminta pada Sabtu (17/2) agar dewan melakukan pemungutan suara pada hari Selasa," kata para diplomat. Untuk dapat diadopsi, resolusi Dewan Keamanan PBB memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Tiongkok atau Rusia.

Baca juga : Tekanan Dunia pada Israel Meningkat, Setelah Pembantaian di Rafah

“Amerika Serikat tidak mendukung tindakan terhadap rancangan resolusi ini. Jika resolusi tersebut dihasilkan melalui pemungutan suara sebagaimana dirancang, maka resolusi tersebut tidak akan diadopsi,” kata Thomas-Greenfield dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

Washington secara tradisional melindungi sekutunya, Israel, dari tindakan PBB dan telah dua kali memveto tindakan DK PBB sejak 7 Oktober. Namun AS juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan DK PBB untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan berkepanjangan. berkelahi.

Pembicaraan antara AS, Mesir, Israel dan Qatar sedang dilakukan untuk mencari jeda dalam perang dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Baca juga : 9 Negara Setop Danai Badan Pengungsi Palestina UNRWA. Kenapa?

“Sangat penting bagi pihak-pihak lain untuk memberikan kesempatan terbaik bagi keberhasilan proses ini, daripada memaksakan tindakan yang justru menempatkannya, dan peluang bagi resolusi permusuhan yang berkelanjutan, dalam bahaya,” ujar Thomas-Greenfield.

Perang Gaza dimulai ketika pejuang dari kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel. Sebagai pembalasan, Israel melancarkan serangan militer ke Gaza yang menurut otoritas kesehatan telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina dan ribuan mayat dikhawatirkan hilang di tengah reruntuhan.

Kemungkinan besar pemungutan suara di dewan tersebut terjadi ketika Israel juga berencana untuk menyerbu Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan, sehingga memicu kekhawatiran internasional bahwa tindakan tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. (AFP/fer)

Baca juga : Houthi Usir Staf PBB Asal AS dan Inggris di Yaman

“Situasi di Gaza merupakan bukti mengerikan atas kebuntuan hubungan global,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Konferensi Keamanan Munich pada hari Jumat.

Ketika diminta untuk menjelaskan, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Guterres "menuding" kurangnya persatuan di Dewan Keamanan.

“Dan bagaimana kurangnya persatuan telah menghambat kemampuan kita untuk memperbaiki situasi di seluruh dunia,” ujarnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat