visitaaponce.com

CIA Sebut Gencatan Senjata di Gaza Masih Terbuka

CIA Sebut Gencatan Senjata di Gaza Masih Terbuka
Kepala CIA William Burns mengatakan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih terbuka.(AFP)

KEPALA Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) William Burns mengatakan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih terbuka. Untuk mencapainya kedua belah pihak harus bersama-sama mengatasi masalah teknis masing-masing.

“Saya pikir masih ada kemungkinan kesepakatan seperti itu. Seperti yang saya katakan, hal ini bukan karena kurangnya upaya dari pihak kami, karena kami bekerja sangat erat dengan rekan-rekan kami di Israel, Qatar, dan Mesir. Ini adalah proses yang sangat sulit. Saya rasa tidak ada orang yang bisa menjamin kesuksesan. Satu-satunya hal yang menurut saya dapat Anda jamin adalah bahwa alternatif yang ada akan lebih buruk,” katanya di sidang Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Negosiasi untuk mencapai gencatan senjata dalam perang Gaza tampak menjanjikan dalam beberapa minggu terakhir. Namun itu mengalami kemunduran dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga : Hamas Bongkar Penyebab Kegagalan Gencatan Senjata di Gaza

Kemenangan bagi Kemanusiaan

Badan Bantuan dan Program PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan situasi di Gaza adalah bencana dan terus memburuk setiap menitnya. “Kami menyerukan kepada dunia untuk tidak berpaling. Ini saatnya umat manusia menang,” kata badan PBB itu dalam sebuah postingan di X.

Sementara itu seorang pejabat kamp pengungsian di Tepi Barat Nidal Naghnaghieh mengaku telah mengalami banyak kehancuran akibat pasukan Israel sejak 7 Oktober. Itu menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai peristiwa yang suram.

Naghnaghieh mengatakan kepada Al Jazeera, tentara Israel hampir setiap hari melakukan serangan ke kamp-kamp tersebut, meninggalkan jalan-jalan yang dibuldoser dan merusak infrastruktur penting, seperti air, limbah, dan jaringan internet.

Baca juga : Hamas: Jalan masih Panjang Capai Kesepakatan Gencatan Senjata

“Ramadan kali ini sulit. Beberapa rumah hancur, yang lain dihancurkan. Banyak orang, terutama laki-laki yang bekerja di Israel dan tidak lagi diperbolehkan bekerja, menjadi pengangguran dan tidak mampu menafkahi keluarga mereka,” katanya.

Yordania mengutuk pembunuhan dua warganya di Tepi Barat yang diduduki.

Kementerian luar negeri negara tersebut meminta Israel, dalam kapasitasnya sebagai kekuatan pendudukan, untuk menyelidiki insiden tersebut dan mengungkap latar belakang operasi tersebut, katanya dalam sebuah postingan di X.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan Tawfiq Aed Fawaz Hussein, seorang warga negara Yordania berusia 25 tahun, ditembak di persimpangan Zeita di utara kota Tulkarem di Tepi Barat pada Senin (11/3).

“Dia terluka di kaki dan pasukan pendudukan membiarkannya mengalami pendarahan di dalam ambulans selama lebih dari satu setengah jam sebelum dia meninggal,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. (Aljazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat