Menlu Selandia Baru Kenang Peran Indonesia Tumbuhkan Budaya Toleransi
![Menlu Selandia Baru Kenang Peran Indonesia Tumbuhkan Budaya Toleransi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/2c8526d4666170552bcc866b7ea08c5f.jpg)
MENTERI Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters menyempatkan berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta. Tujuannya untuk mengingat kembali peran Indonesia sangat besar terhadap negaranya dalam menumbuhkan budaya toleransi.
Menurut dia, Indonesia membimbing negaranya menumbuhkan nilai-nilai yang dapat mengekang terorisme. Pada 2019, Selandia Baru sempat menjadi sasaran kelompok itu dan dirinya langsung meminta bantuan Indonesia.
"Kami mulai dengan kunjungan ke masjid terbesar, masjid terbesar ketiga di dunia, masjid terbesar di Indonesia, dengan tujuan mengenang tragedi, terorisme tragis yang terjadi dari sumber lepas pantai di Selandia Baru, lima tahun lalu," katanya saat memberikan keterangan bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (14/3).
Baca juga : Ma'ruf Amin Apresiasi Program Christchurch Call Selandia Baru untuk Lawan Terorisme
Menurut dia kerja sama Selandia Baru dan Indonesia sangat bagus dalam banyak sektor termasuk sosial-keagamaan. Indonesia mengajarkan Selandia Baru tentang pentingnya toleransi.
Ia pun mengaku senang dapat mengunjungi Indonesia untuk kali kedua atau setelah tragedi pada 2019. Termasuk pula kunjungan kali ini bertepatan dengan 100 hari pemerintahan baru negaranya.
Peters berharap kerja sama kedua negara dapat lebih erat lagi di berbagai bidang. Pada kesempatan sama Retno mengatakan komunikasi dan kontak antara Indonesia dan Selandia Baru meningkat secara signifikan.
Baca juga : Perusahaan Santé Internasional Lebarkan Sayap Pemasaran di Indonesia
Wakil Presiden Maruf Amin mengunjungi Selandia Baru beberapa minggu lalu. Sebelumnya Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Selandia Baru Luxon mengadakan pertemuan bilateral di Melbourne, Australia, pekan lalu di sela-sela KTT ASEAN-Australia.
Kini, kata Retno, giliran Peters mengunjungi Indonesia dan membahas rencana pertemuan komisi gabungan di Selandia Baru, pada Mei tahun ini. Komunikasi dan kontak yang intensif seperti itu hanya terjadi karena Indonesia dan Selandia Baru mempunyai hubungan baik.
"Kita berupaya menciptakan hubungan baik dan berupaya membinanya berdasarkan rasa hormat satu sama lain, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing," ujar Retno.
Baca juga : Pemuda ASEAN Bersatu di Bali melalui AYIC
Dalam pertemuan tersebut, Retno dan Peters, tidak hanya membahas isu-isu bilateral tetapi juga isu-isu regional dan internasional, termasuk bagaimana memperkuat kolaborasi di kawasan Pasifik.
Mengenai isu bilateral, keduanya juga membahas rencana penyelenggaraan Joint Ministerial Commission (JMC) ke -11 di Wellington, seperti yang disebutkan, pada Mei tahun ini. "Kami sekarang sedang mengerjakan substansi JMC. Kita ingat bahwa pada JMC terakhir pada November 2021, kedua Pemerintah membuat komitmen untuk memajukan kerja sama ekonomi serta kerja sama pembangunan," papar Retno.
Oleh karena itu, lanjut Retno, penting untuk mengevaluasi kartu skor dan menyegarkan Rencana Aksi (PoA) guna mengarahkan kemitraan komprehensif menuju komitmen-komitmen ini.
Baca juga : ASEAN-Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama Perangi Terorisme dan Kejahatan Lintas Negara
Retno turut mengapresiasi atas rencana kunjungan PM Luxon ke Indonesia yang akan mengajak para pebisnis Selandia Baru. Itu dapat menstimulasi lebih banyak perdagangan antara kedua negara.
Selain meningkatkan volume perdagangan, Retno menekankan bahwa perdagangan kedua negara harus lebih seimbang. Oleh karena itu, Indonesia berupaya meningkatkan produk pertaniannya agar memenuhi persyaratan biosekuriti Selandia Baru.
"Kami juga membahas kemajuan terkait Perjanjian Pengakuan Bersama (MRA) tentang Produk Halal. Kami telah membahas rancangan Selandia Baru dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia," tuturnya.
Baca juga : Laos Didapuk Jadi Keketuaan AMMTC ke-18, Lanjutkan Penguatan Keamanan ASEAN
Masih ada beberapa masalah yang tertunda, namun Retno meyakini masalah tersebut akan segera terselesaikan. Oleh karena itu, dia menyarankan agar kedua tim melanjutkan konsultasi mengenai aspek teknis ini.
Pemutakhiran perjanjian kerja sama pendidikan yang ada juga dapat menjadi potensi lain yang dapat dicapai oleh JMC. Dalam diskusi tersebut, Retno juga membahas dengan Peters mengenai keterlibatan di Pasifik.
"Saya menekankan pendekatan konsisten Indonesia untuk mengambil bagian aktif dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran sebagai bagian dari kawasan Pasifik," katanya.
Baca juga : ASEAN Perkuat Kerja Sama Lawan Terorisme
Kedua belah pihak bertujuan untuk melakukan hal ini dengan meningkatkan keterlibatan dengan organisasi regional, khususnya MSG dan PIF, serta secara bilateral melalui kerja sama ekonomi dan pembangunan.
Indonesia memiliki pandangan yang sama dengan Selandia Baru mengenai tantangan bersama, seperti perubahan iklim, mitigasi bencana, serta pemberdayaan perempuan.
Dalam hal ini, pejabat senior kedua negara telah mulai menjajaki modalitas kerja sama tahun lalu di Wellington. Elemen penting lainnya yang diskusikan adalah kerja sama yang kuat dengan PIF.
Baca juga : Selandia Baru Mitra Penting ASEAN Jaga Stabilitas Indo-Pasifik
Sebagai salah satu mitra dialog PIF, Indonesia berharap pada KTT PIF Agustus mendatang di Tonga, PIF dapat melanjutkan pembahasannya mengenai pencapaian prioritas Forum berdasarkan prinsip saling menghormati, khususnya kedaulatan dan integritas wilayah.
"Saya percaya bahwa hal ini penting untuk mendorong kerja sama regional yang bersahabat dan efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di tengah ketegangan dan persaingan geopolitik," jelasnya.
Terakhir, Peters dan Retno membahas peran kedua negara dalam berbagai isu regional dan global. Keduanya berbagi komitmen untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Termasuk pula membahas kolaborasi dalam konteks ASEAN. Indonesia berharap, kata Retno, dapat bekerja sama dengan Selandia Baru dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk membina kerja sama inklusif di kawasan, termasuk memperkuat kerja sama antara ASEAN dan PIF.
"Kami juga membahas situasi di Palestina. Mengingat rekam jejak Selandia Baru dalam isu hak asasi manusia, saya yakin Selandia Baru juga mempunyai keprihatinan serupa terhadap krisis kemanusiaan di Palestina," tutupnya. (Cah)
Terkini Lainnya
Polisi Tangkap Anggota ISIS yang Mengancam Serang Pemain Real Madrid di Euro 2024
Komisi 3 DPR RI Apresiasi Capaian BNPT dan Dukung Penuh Penambahan Aggaran Tahun 2025
Pendidikan Pancasila Kekinian Ajak Milenial Hindari Paparan Terorisme
Beragama Maslahat untuk Kesejahteraan Masyarakat
Bunuh 2 Polisi, Malaysia Tangkap 7 Orang Anggota Jemaah Islamiyah
Kebijakan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Harus Dilanjutkan dan Diperkuat
Timnas Voli Pantai Indonesia Melaju ke Semifinal AVC Beach Volleyball Continental Cup
Ario Bayu: Kecintaan pada Seni Peran Terinspirasi dari Sekolah di Selandia Baru
Chumbawamba Tolak Penggunaan Lagu oleh Politisi Selandia Baru
TIm U-17 Korsel dan Meksiko Masih Berharap Lolos
Di tengah Duka Penembakan, Selandia Baru Cetak Sejarah di Piala Dunia Wanita 2023
Binus School Serpong Memenangi KIWI Challenge 2022
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap