visitaaponce.com

Jumlah Korban Tewas di Moskow Meningkat Menjadi 143 Orang

Jumlah Korban Tewas di Moskow Meningkat Menjadi 143 Orang
Serangan di sebuah gedung konser di Moskow yang diklaim oleh ekstremis Islam telah menewaskan 143 orang, menurut otoritas Rusia. (AFP)

JUMLAH korban tewas dari serangan di sebuah gedung konser di Moskow yang diklaim ekstremis Islam naik menjadi 143, kata otoritas Rusia.

Otoritas mencantumkan nama-nama yang meninggal di kementerian Rusia untuk pertahanan sipil dan situasi darurat lima hari setelah serangan Jumat lalu, yang merupakan serangan paling mematikan yang diklaim hingga saat ini oleh Negara Islam di tanah Eropa dan yang terburuk di Rusia dalam dua dekade.

Pada Rabu sore, 80 orang yang terluka dalam serangan itu, termasuk enam anak, tetap dirawat di rumah sakit, kata agensi berita TASS mengutip Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko.

Baca juga : Presiden Rusia Vladimir Putin Enggan Ikuti Narasi Barat

Sebuah sumber medis yang tidak mau disebutkan namanya, memberi tahu TASS  205 orang telah menerima perawatan rawat jalan.

Wakil Perdana Menteri Rusia Tatiana Golikova mengatakan kepada wartawan sehari sebelumnya bahwa banyak orang yang syok pada awalnya tidak kembali ke rumah sakit untuk pengobatan.

Pada Jumat, penembak membuka tembakan di gedung konser Crocus City dekat Moskow, juga membakar tempat itu.

Baca juga : 60 Tewas Akibat Serangan Senjata di Konser Moskow

Empat tersangka serangan, semuanya dari Tajikistan menurut media negara Rusia, ditahan bersama dengan beberapa tersangka rekanan.

Sebuah pengadilan Moskow telah memerintahkan agar para pria tersebut ditahan dalam tahanan pra-penuntutan hingga 22 Mei.

Rusia mengatakan pada Sabtu telah menangkap 11 orang terkait serangan itu. Tidak ada informasi tentang tujuh lainnya.

Baca juga : ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Senjata di Rusia

Serangan itu segera diklaim oleh Negara Islam meskipun Moskow telah mengulangi garis awalnya tentang hubungan dengan Ukraina.

Kyiv menolak keterlibatan apa pun.

Rusia telah menjadi target Negara Islam selama beberapa tahun karena perannya dalam menekan ketidakstabilan di wilayah-wilayah dengan mayoritas Muslim yang substansial serta dukungannya terhadap rezim dalam perang saudara di Suriah.

Pada Senin, tiga hari setelah serangan, Presiden Vladimir Putin mengakui untuk pertama kalinya para penembak yang diduga adalah Islamis radikal tetapi terus bersikeras tentang hubungan dengan Ukraina, mengatakan para pelaku menuju sana ketika mereka ditangkap sekitar 150 kilometer (93 mil) dari perbatasan. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat