visitaaponce.com

WHO Butuh Waktu Lama untuk Fungsikan Rumah Sakit Gaza Kembali

WHO: Butuh Waktu Lama untuk Fungsikan Rumah Sakit Gaza Kembali
Wanita Palestina duduk di reruntuhan bangunan yang rusak di daerah yang hancur di sekitar rumah sakit Al-Shifa Gaza pada 3 April 2024.(AFP)

TIDAK ada kemungkinan bahwa kompleks medis terbesar di Jalur Gaza dapat segera berfungsi. Itu setelah penggerebekan selama dua minggu menyebabkan sebagian besar fasilitas tersebut hancur.

"Bahkan memulihkan fungsi minimal dalam jangka pendek tampaknya tidak masuk akal," tulis Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di media sosial X setelah misi multilembaga yang dipimpin WHO mengakses Rumah Sakit Al-Shifa di bagian barat Kota Gaza.

WHO dan mitranya berhasil mencapai Al-Shifa, kata dia, yang pernah menjadi tulang punggung sistem kesehatan di Gaza. "Kini hanya berupa kuburan manusia setelah pengepungan terakhir," kata Tedros.

Baca juga : WHO: Tidak Ada Rumah Sakit Berfungsi di Gaza Utara

Tim mengamati setidaknya lima mayat, katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar bangunan di kompleks rumah sakit mengalami kerusakan parah. Banyak aset rusak atau hancur.

"Upaya WHO dan mitranya baru-baru ini untuk mendukung kebangkitan layanan dasar di Al-Shifa kini telah hilang. Masyarakat sekali lagi kehilangan akses terhadap layanan kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa," menurut Tedros.

Ia mengatakan evaluasi menyeluruh oleh tim insinyur diperlukan untuk memastikan keamanan sisa bangunan untuk potensi penggunaan di masa depan. Dengan ancaman kelaparan, penyebaran wabah penyakit, dan peningkatan cedera trauma, WHO menyerukan pengamanan mendesak terhadap fasilitas layanan kesehatan yang tersisa di Gaza bersama dengan perlindungan pekerja kesehatan dan personel kemanusiaan.

Baca juga : WHO Nilai Evakuasi Gaza Pasien sebagai Ancaman Kehidupan

Dia juga menekankan pentingnya jalur bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke dan di seluruh Gaza serta gencatan senjata yang mendesak. Israel pada Senin (1/4) mengumumkan bahwa mereka telah mundur dari Rumah Sakit Al-Shifa dan sekitarnya setelah 14 hari penggerebekan yang dimulai pada 18 Maret.

Rumah sakit tersebut sebelumnya menjadi sasaran penggerebekan pada 16 November setelah dikepung selama satu minggu ketika halamannya, sebagian bangunannya, peralatan medis, dan generator listriknya dihancurkan.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada awal Oktober oleh kelompok Palestina, Hamas, yang menewaskan kurang dari 1.200 orang. Lebih dari 33.100 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 75.800 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Baca juga : WHO Selesaikan Evakuasi Kedua RS Gaza di tengah Pertempuran Sengit

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza. Ini menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sekitar 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Pekan lalu, pengadilan dunia itu meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza. (Anadolu/Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat