visitaaponce.com

Sejarah Hubungan Indonesia dan Iran serta Perbedaannya

Sejarah Hubungan Indonesia dan Iran serta Perbedaannya
Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi(Dok. BPMI Setpres)

HUBUNGAN diplomatik antara Indonesia dan Iran telah ada sejak awal abad ke-20, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945 silam. Walaupun secara resmi terbentuk pada tahun 1950, kedua negara telah memiliki interaksi yang erat sejak berabad-abad yang lalu.

Masyarakat Indonesia dan Iran, yang pada masa lalu lebih dikenal dengan sebutan Persia, telah saling berhubungan melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam. Ini mencerminkan hubungan yang kuat antara dua negara yang memiliki budaya dan nilai-nilai yang kaya akan sejarah dan tradisi Islam.

Duta Besar Iran untuk Indonesia Boroujerdi menjelaskan bahwa interaksi budaya antara masyarakat Iran dan Indonesia tercermin dalam pengaruh bahasa Persia terhadap bahasa Indonesia. Banyak kata dari bahasa Persia yang telah diserap menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia, seperti anggar, asa, bahari, bala, bandar, cadar, cambuk, firman, dan masih banyak lagi.

Baca juga : KTT ASEAN Digelar Besok, Menlu RI: Bahas Krisis Myanmar

Selain itu, upaya promosi saling memahami dan menghargai kekayaan budaya juga terus dilakukan oleh kedua negara.

"Pertukaran budaya semakin meluas, mencakup pameran seni, festival film, program pendidikan, dan pertukaran akademik," ungkap Boroujerdi di Cikarang belum lama ini.

Dalam bidang ekonomi, Boroujerdi menyebut bahwa Indonesia dan Iran telah lama menjalin kerja sama. Pada zaman kuno, pedagang, penjelajah, dan cendekiawan dari Persia telah berdagang di berbagai pulau di Indonesia, terutama dalam perdagangan rempah-rempah. Ini tidak hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang interaksi budaya yang kaya antara kedua bangsa.

Baca juga : Tim DKI Dominasi Seleksi Timnas Kickboxing SEA Games 2021

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran telah terjalin sejak lama, tepatnya sejak tahun 1950, beberapa tahun setelah Indonesia merdeka. Namun, sebenarnya hubungan antara kedua negara ini telah berlangsung jauh sebelum tahun tersebut. Bahkan, sudah sejak berabad-abad lalu, masyarakat Indonesia dan Iran, yang dahulu dikenal dengan sebutan Persia, telah berinteraksi melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam.

Interaksi Sejak Zaman Kuno

Menurut Dubes Boroujerdi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran saat ini berada dalam kondisi yang stabil.

“Meski begitu kami akan berupaya untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kerja sama dua negara ini dalam berbagai bidang,” katanya.

Baca juga : PBSI Ajukan Perubahan Sistem Skor Pertandingan Kepada BWF

Apalagi, lanjut Boroujerdi, Iran dan Indonesia memiliki modal penting, yakni adanya beberapa kesamaan. Iran dan Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Lalu, Iran dan Indonesia juga sama- sama memiliki beragam budaya dan bahasa daerah.

Interaksi budaya antara masyarakat Iran dan Indonesia tercermin dalam kekayaan bahasa. Boroujerdi mengungkapkan bahwa ada beberapa kata dalam bahasa Persia yang diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia. Contohnya termasuk kata "anggar," "asa," "bahari," "bala," "bandar," "cadar," "cambuk," "firman," dan masih banyak lagi.

Selain itu, upaya promosi pemahaman dan penghargaan saling terhadap kekayaan budaya masing-masing terus dilakukan oleh Iran dan Indonesia. Pertukaran budaya semakin meluas meliputi pameran seni, festival film, program pendidikan, dan pertukaran akademik.

Baca juga : Kemenlu RI Sebut Polisi AS Selidiki Penyerangan pada 2 Remaja WNI

Dalam bidang ekonomi, Iran dan Indonesia telah mengembangkan berbagai inisiatif kerja sama selama bertahun-tahun. Bahkan pada zaman kuno, para pedagang, penjelajah, dan cendekiawan Persia telah menjelajahi berbagai pulau di Indonesia untuk berdagang rempah-rempah. Namun, kerja sama tersebut tidak hanya terbatas pada perdagangan, tetapi juga melibatkan interaksi budaya yang signifikan.

Perbedaan dan Era Modern

Di era modern, bidang kerja sama pun semakin meluas. Ini terutama dalam bidang perdagangan, investasi dan energi.

Baik Indonesia maupun Iran adalah negara produsen minyak. Indonesia dan Iran akan terus bekerjasama dalam berbagai proyek energi. Iran saat ini masih menjadi negara produsen minyak dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC.

Sementara, Indonesia sejak tahun 2008 sudah menyatakan diri keluar dari keanggotaan OPEC. Sudah sejak beberapa tahun sebelumnya dan hingga kini Indonesia tidak lagi menjadi negara eksportir minyak. Meski begitu seiring perkembangan teknologi, sumber energi kini menjadi semakin beragam. Bukan lagi hanya tergantung pada minyak mentah.

Dalam bidang politik dan diplomasi, urai Boroujerdi, hubungan Iran dan Indonesia masih terjaga dengan baik, meski terkadang ada ketegangan.

“Ini terutama menyangkut masalah-masalah regional dan internasional." kata dia.

Iran dan Indonesia sering menemukan kesepakatan dalam isu-isu terkait solidaritas Islam dan dukungan terhadap hak-hak Palestina. Untuk bidang diplomasi, Iran dan Indonesia terus menghadapi tantangan dari waktu ke waktu.

“Di antaranya, perbedaan pendapat mengenai konflik regional, termasuk sanksi internasional terhadap Iran, atau perbedaan dalam prioritas kebijakan luar negeri,” ungkap Boroujerdi.

Rektor Presuniv Handa S. Abidin menyampaikan, melalui kuliah tamu kali ini, Presuniv berharap dapat ikut berperan dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan Iran melalui diplomasi budaya.

“Dalam bidang budaya, salah satu bentuk kerja sama yang bisa direalisasikan adalah melalui pertukaran mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa dari Iran dapat melanjutkan kuliahnya di Indonesia, termasuk di Presuniv, dan sebaliknya,” kata Handa.

Begitulah, meski diwarnai beberapa perbedaan, Iran dan Indonesia sepakat untuk tetap menjalin kerja sama dalam banyak bidang. Salah satu bentuk nyata dari upaya ini adalah saling kunjung presiden dari dua negara tersebut. Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi, berkunjung ke Indonesia pada Mei 2023. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat