visitaaponce.com

Langkah-Langkah Kembangkan Karier Desainer

Langkah-Langkah Kembangkan Karier Desainer
Ilustrasi desainer.(Dok. Freepik)

DEWASA ini, peran profesi desainer semakin diperlukan, khususnya dalam merancang dan mengembangkan produk untuk konsumen di berbagai bidang, seperti fesyen, kriya, seni, serta pembuatan produk fisik maupun digital. Seorang desainer dituntut untuk membuat desain yang menjawab kebutuhan dan preferensi masyarakat, dengan demikian kariernya akan terus berkembang.

Apa saja upaya yang perlu dilakukan para desainer untuk menghasilkan desain berkualitas dan mengembangkan karier? Berikut penjelasan sejumlah pakar dalam talkshow “Peranan Advanced Designpreneur dalam Integrasi Keilmuan Desain, Teknologi, Budaya, dan Bisnis Berkelanjutan” yang digelar Binus University Graduate Program, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sertakan Unsur Budaya Nusantara    

Indonesia kaya akan keragaman budaya. Lebih dari 300 kelompok etnis tersebar di berbagai penjuru nusantara. Setiap kelompok etnis memiliki budaya uniknya masing-masing, termasuk bahasa, adat istiadat, seni tradisional, musik, tari, pakaian tradisional, sistem kepercayaan, dan gaya arsitektur. Penggunaan unsur budaya lokal dalam sebuah desain produk bisa menjadi unique value yang orisinal dan menarik.

Baca juga : Masuk Babak Top 5 Final, Desainer Muda Dapat Sesi Pelatihan di Ajang AYDA Awards 

“Unsur budaya lokal merupakan salah satu keunggulan Indonesia. Sertakan unsur budaya lokal dalam desain, lalu padukan dengan unsur-unsur modern, maka bisa dihasilkan produk yang bernilai jual lebih tinggi, bukan hanya untuk pasar Indonesia tapi juga pasar global,” saran Ketua Program Studi Master of Design Binus Graduate Program, Dr. Ferric Limano.

Ia mencontohkan inovasi yang dilakukan merek Batik Komar, yang memadukan unsur budaya lokal dipadu desain modern menjadi motif batik yang khas. “Dengan desain tersebut, mereka lebih bisa menjangkau segmen pasar generasi muda,” imbuhnya.

Manfaatkan Perkembangan Teknologi

Jangan ‘alergi’ dengan perkembangan teknologi terkini. Sebaliknya, manfaatkan bantuan teknologi untuk menciptakan desain-desain berkualitas. “Jangan pernah menganggap teknologi sebagai ancaman, perlakukan teknologi layaknya mitra. Jadi, ‘kenalan’ dulu, coba gunakan sampai terbangun trust, hingga akhirnya muncul rasa nyaman dengan teknologi tersebut,” saran Stephen Ng, CEO Nusameta WIR Group, yang juga tampil sebagai pembicara.

Baca juga : Mengenal Prinsip Desain Grafis dan 9 Elemen Pendukungnya

Setelah era metaverse yang sempat hype beberapa waktu lalu, saat ini teknologi yang sedang ramai dikembangkan ialah artificial intelligent (AI). Penggunaan AI telah merambah ke berbagai bidang, termasuk untuk membuat desain, pelajari dan manfaatkan untuk membantu proses desain.

Terus Beradaptasi dengan Isu Terkini

Sebuah desain idealnya dibuat dengan pendekatan human centric, yaitu fokus pada kebutuhan dan ketertarikan masyarakat sesuai perkembangan zaman. Selalu perhatikan tren dan isu-isu yang tengah berkembang agar desain relevan dengan kondisi masa kini.

Stephen mencontohkan beragam masalah kesehatan mental yang saat ini banyak dikeluhkan Gen Z dan Gen Alfa. Merespons isu tersebut, Nusameta tengah mendesain layanan konsultasi kesehatan mental dengan teknologi metaverse. Pendekatan ini dipilih karena sesuai dengan karakteristik gen Z dan alfa yang sedari lahir sudah kenal dengan internet dan akrab dengan perkembangan teknologi. “Diharapkan, pendekatan ini lebih mengena untuk mereka,” katanya.

Baca juga : Mahasiswa ITB Raih Designer of The Year di AYDA International Awards 2022/23

Isu lain yang juga terus menjadi perhatian nasional dan global adalah isu keberlanjutan dan pemanasan global. Saat ini semakin banyak pihak yang peduli akan kelestarian lingkungan, turut serta menjaga bumi dan menekan pemanasan global lewat berbagai cara. Desainer produk perlu memperhatikan aspek ini. Misalnya dengan mendesain produk berbahan ramah lingkungan atau mudah didaur ulang.

Update Ilmu, Perluas Jaringan  

Meningkatkan kemampuan desain perlu terus dilakukan. Aranya bisa dengan mengikuti pendidikan lanjutan baik formal maupun informal. Saat ini, sejumlah pihak menyediakan pendidikan desain yang disesuaikan dengan dinamika pasar yang terus berkembang. Salah satunya ialah Binus Graduate Program yang baru saja meluncurkan Program Magister Desain.

Tidak hanya menghasilkan desainer madya, tetapi program ini bertujuan juga untuk menghasilkan global design entrepreneur, dosen desain, dan peneliti desain ahli yang siap merajut jejaknya di berbagai sektor industri kreatif yang berkembang pesat.

“Melalui pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan desain, teknologi, budaya, dan bisnis yang berkelanjutan, kami memberikan pendekatan inovatif yang mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia desain yang penuh inovasi dan tuntutan beragam. Mengedepankan konsep advanced designpreneurship, para lulusan  tidak hanya fokus pada penciptaan produk yang estetis, tetapi juga mampu berkontribusi mengatasi permasalahan dunia nyata dan menumbuhkan keterampilan kewirausahaan,” terang Dr. Nelly, Rektor Binus University.

Tentu saja, mengikuti pendidikan lanjutan juga dapat mendatangkan manfaat lain, yaitu memperluas jaringan. Jaringan yang luas akan memberi lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan karier. Selain itu, menempuh pendidikan lanjutan hingga mendapatkan gelar akademik yang lebih tinggi juga dapat membuka akses pengembangan karier lainnya, yaitu menjadi pengajar di sekolah maupun kampus. (X-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eni Kartinah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat