Perpisahan Sekolah, Ini Tips Bagi Orangtua Atasi Kesedihan Anak
![Perpisahan Sekolah, Ini Tips Bagi Orangtua Atasi Kesedihan Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/f83e8c53e64bf0ac30c2749e71a4d85d.jpg)
WUAH tidak terasa bagi anak-anak yang kelas enam menjadi saat-saat terakhir mereka selesai dari Sekolah Dasar (SD) dan melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bagi sebagian, jelang hari terakhir sekolah membawa kebahagiaan, tapi ada juga yang sedih.
Momen itu setiap anak harus bersiap menghadapi air mata yang bisa mengalir deras. Pasalnya anak-anak harus mengucapkan selamat tinggal kepada guru dan teman-teman sekelasnya, serta rutinitas di kelas.
Sebagai orangtua kita juga harus disiapkan untuk bisa mengatasi kesedihan anak saat berpisah. Namun rasa sedih itu dinilai wajar oleh pakar perkembangan anak dan pendiri serta CEO Good Play Guide, Amanda Gummer, PhD.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Siapkan Ketahanan Fisik Anak untuk Kembali ke Sekolah
"Kecenderungan anak-anak untuk terikat dengan guru dan teman sekelas atau merasa cemas tentang perubahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor," kata Gummer,
Penyebab Kesedihan Anak
- Kepribadian: Beberapa anak secara alami membentuk ikatan emosional yang kuat dan lebih sensitif terhadap perubahan di lingkungan sosial mereka.
- Pengalaman sebelumnya: Anak-anak yang pernah mengalami ketidakstabilan atau kehilangan dalam hidup mereka mungkin mengembangkan kebutuhan yang lebih besar akan keamanan, membuat mereka lebih terikat dengan orang dan rutinitas yang akrab.
- Keterampilan sosial: Anak-anak yang kesulitan membuat teman baru mungkin sangat bergantung pada hubungan yang sudah ada dengan guru dan teman sekelas, sehingga lebih cemas terhadap perubahan.
- Lingkungan rumah: Lingkungan rumah yang mendukung dan komunikatif dapat membantu mengurangi kecemasan, sementara kehidupan rumah yang stres atau tidak dapat diprediksi dapat memperburuk perasaan tidak aman dan keterikatan pada figur sekolah.
"Terutama bagi anak-anak yang membutuhkan, sekolah adalah lingkungan yang aman dan stabil dan kehilangan ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan kesedihan," tambah Pamela Mastrota, direktur eksekutif The Toy Foundation, sebuah badan amal anak-anak yang merupakan bagian dari The Toy Association.
Cara Membantu Mengatasi Kesedihan
Sebagai orangtua bila melihat gejala kesulitan itu, Gummer menyarankan untuk mencoba memahami mengapa mereka merasa seperti itu.
Baca juga : Seruan Masa Kanak-Kanak Bebas Ponsel Pintar di Inggris
"Validasi emosi anak Anda dengan mengakui bahwa adalah normal merasa sedih atau cemas tentang akhir tahun ajaran," katanya.
"Dorong mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui percakapan, menggambar, menulis, atau bermain peran."
Memang, seperti halnya banyak emosi besar, hanya melibatkan anak Anda dalam permainan atau aktivitas yang mereka nikmati dapat membantu mereka mengatasi perasaan mereka.
Baca juga : Orangtua Waspada, Perubahan Perilaku Merupakan Indikasi Masalah Mental pada Remaja
"Menyediakan waktu bermain sehari-hari di lingkungan yang dirasakan anak aman adalah alat yang terbukti secara klinis untuk membantu anak-anak memproses, mengatasi, dan mengkomunikasikan emosi mereka," kata Mastrota.
Dr. Gummer merekomendasikan beberapa strategi lain untuk membantu anak yang sedih mengatasi perubahan besar yang terjadi dalam hidup mereka:
Mempertahankan rutinitas
- Tetap terhubung dengan guru dan teman sekelas sejauh yang Anda bisa
- Berbicara positif tentang tahun ajaran yang akan datang
- Menikmati liburan
Namun, ada kalanya anak mungkin memerlukan bantuan lebih lanjut.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Agar Perhatian terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Anak
"Meskipun normal bagi anak-anak untuk merasa sedikit sedih pada akhir tahun ajaran, tanda-tanda tertentu mungkin menunjukkan bahwa mereka memerlukan dukungan tambahan," kata Dr. Gummer.
Jika Anda melihat anak Anda mengalami kesedihan yang berkepanjangan atau tampak menarik diri untuk waktu yang lama, itu mungkin menjadi perhatian yang lebih besar.
Kehilangan minat pada aktivitas atau teman, sering menangis, atau menunjukkan perubahan tidur atau nafsu makan yang signifikan dapat menjadi tanda peringatan tambahan.
Sakit kepala atau sakit perut tanpa penyebab medis yang jelas juga merupakan tanda bahaya bahwa anak Anda mungkin memerlukan bantuan dari penyedia layanan kesehatan. (Parents/Z-3)
Terkini Lainnya
Penyebab Kesedihan Anak
Cara Membantu Mengatasi Kesedihan
Mempertahankan rutinitas
Sejumlah Siswa SD di Bandung Barat Diduga Alami Keracunan saat Acara Perpisahan
Jennifer Lopez dan Ben Affleck Jual Rumah Buntut Kabar Perpisahan
5 Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 SD yang Mengharukan, Mudah Dihafal
Pj Wali Kota Pontianak Larang Sekolah Gelar Study Tour Perpisahan
Disdik DKI Perketat Aturan Kegiatan Perpisahan dan Study tour di Luar Lingkungan Sekolah
Judi Online Rusak Ekonomi Keluarga dan Kesehatan Mental
Hingga Mei, ODGJ di Yogyakarta Tercatat 1.101 Jiwa
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Yoga Akbar Jadi Ajang Healing Bersama dan Tingkatkan Mental Health
8 Cara Menghadapi Orang dengan Narcissistic Personality Disorder, Bisa Kamu Terapkan!
Lewis Capaldi Belum Tunjukkan Tanda Kembali ke Industri Musik usai Istirahat Kesehatan Mental
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap