visitaaponce.com

Perpisahan Sekolah, Ini Tips Bagi Orangtua Atasi Kesedihan Anak

Perpisahan Sekolah, Ini Tips Bagi Orangtua Atasi Kesedihan Anak
Ilustrasi - Hari terakhir di sekolah bisa membawa kesedihan bagi anak.(Freepik)

WUAH tidak terasa bagi anak-anak yang kelas enam menjadi saat-saat terakhir mereka selesai dari Sekolah Dasar (SD) dan melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bagi sebagian, jelang hari terakhir sekolah membawa kebahagiaan, tapi ada juga yang sedih. 

Momen itu setiap anak harus bersiap menghadapi air mata yang bisa mengalir deras. Pasalnya anak-anak harus mengucapkan selamat tinggal kepada guru dan teman-teman sekelasnya, serta rutinitas di kelas. 

Sebagai orangtua kita juga harus disiapkan untuk bisa mengatasi kesedihan anak saat berpisah. Namun rasa sedih itu dinilai wajar oleh pakar perkembangan anak dan pendiri serta CEO Good Play Guide, Amanda Gummer, PhD.

Baca juga : Orangtua Diingatkan Siapkan Ketahanan Fisik Anak untuk Kembali ke Sekolah

"Kecenderungan anak-anak untuk terikat dengan guru dan teman sekelas atau merasa cemas tentang perubahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor," kata Gummer, 

Penyebab Kesedihan Anak

  • Kepribadian: Beberapa anak secara alami membentuk ikatan emosional yang kuat dan lebih sensitif terhadap perubahan di lingkungan sosial mereka.
  • Pengalaman sebelumnya: Anak-anak yang pernah mengalami ketidakstabilan atau kehilangan dalam hidup mereka mungkin mengembangkan kebutuhan yang lebih besar akan keamanan, membuat mereka lebih terikat dengan orang dan rutinitas yang akrab.
  • Keterampilan sosial: Anak-anak yang kesulitan membuat teman baru mungkin sangat bergantung pada hubungan yang sudah ada dengan guru dan teman sekelas, sehingga lebih cemas terhadap perubahan.
  • Lingkungan rumah: Lingkungan rumah yang mendukung dan komunikatif dapat membantu mengurangi kecemasan, sementara kehidupan rumah yang stres atau tidak dapat diprediksi dapat memperburuk perasaan tidak aman dan keterikatan pada figur sekolah.

"Terutama bagi anak-anak yang membutuhkan, sekolah adalah lingkungan yang aman dan stabil dan kehilangan ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan kesedihan," tambah Pamela Mastrota, direktur eksekutif The Toy Foundation, sebuah badan amal anak-anak yang merupakan bagian dari The Toy Association.

Cara Membantu Mengatasi Kesedihan

Sebagai orangtua bila melihat gejala kesulitan itu, Gummer menyarankan untuk mencoba memahami mengapa mereka merasa seperti itu.

Baca juga : Seruan Masa Kanak-Kanak Bebas Ponsel Pintar di Inggris

"Validasi emosi anak Anda dengan mengakui bahwa adalah normal merasa sedih atau cemas tentang akhir tahun ajaran," katanya.

"Dorong mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui percakapan, menggambar, menulis, atau bermain peran."

Memang, seperti halnya banyak emosi besar, hanya melibatkan anak Anda dalam permainan atau aktivitas yang mereka nikmati dapat membantu mereka mengatasi perasaan mereka. 

Baca juga : Orangtua Waspada, Perubahan Perilaku Merupakan Indikasi Masalah Mental pada Remaja

"Menyediakan waktu bermain sehari-hari di lingkungan yang dirasakan anak aman adalah alat yang terbukti secara klinis untuk membantu anak-anak memproses, mengatasi, dan mengkomunikasikan emosi mereka," kata Mastrota.

Dr. Gummer merekomendasikan beberapa strategi lain untuk membantu anak yang sedih mengatasi perubahan besar yang terjadi dalam hidup mereka:

Mempertahankan rutinitas

  • Tetap terhubung dengan guru dan teman sekelas sejauh yang Anda bisa
  • Berbicara positif tentang tahun ajaran yang akan datang
  • Menikmati liburan


Namun, ada kalanya anak mungkin memerlukan bantuan lebih lanjut. 

Baca juga : Orangtua Diingatkan Agar Perhatian terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Anak

"Meskipun normal bagi anak-anak untuk merasa sedikit sedih pada akhir tahun ajaran, tanda-tanda tertentu mungkin menunjukkan bahwa mereka memerlukan dukungan tambahan," kata Dr. Gummer.

Jika Anda melihat anak Anda mengalami kesedihan yang berkepanjangan atau tampak menarik diri untuk waktu yang lama, itu mungkin menjadi perhatian yang lebih besar. 

Kehilangan minat pada aktivitas atau teman, sering menangis, atau menunjukkan perubahan tidur atau nafsu makan yang signifikan dapat menjadi tanda peringatan tambahan. 

Sakit kepala atau sakit perut tanpa penyebab medis yang jelas juga merupakan tanda bahaya bahwa anak Anda mungkin memerlukan bantuan dari penyedia layanan kesehatan. (Parents/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat