Antrean di SPBU Kian Ramai, Warga Beli Pertalite Butuh Setengah Jam Lebih
![Antrean di SPBU Kian Ramai, Warga: Beli Pertalite Butuh Setengah Jam Lebih](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/972f79c148f931ca85d3dcb1f7a891a0.jpg)
SEJUMLAH warga mengeluhkan ramainya antrean panjang pembeli pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Keluhan itu disampaikan Valent Raynando Oktavianus, 25, warga Cengkareng, Jakarta Barat.
Dia mengaku harus mengantre sekitar setengah jam untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) Pertalite. Situasi ini dia rasakan sejak terjadi kenaikan harga BBM.
"Antreannya memang terasa lebih ramai dari biasanya. Jelas banget ada perubahan antrean bila dibandingkan dengan sebelum kenaikan harga BBM. Sekarang bisa setengah jam lebih buat antre beli Pertalite di stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU) di Jl Daan Mogot," ujar Valent, di Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (22/9).
Karena itu, lanjut Valent, dia seringkali terpaksa mengisi tangki mobil Avanzanya dengan pertamax yang harganya lebih mahal dari pertalite.
"Kalau buru-buru, mau enggak mau beli pertamax meski mahal, tapi paling beli 10 liter biar perjalanan aman. Tadinya rencana beli BBM jenis pertalite 15 liter seharga Rp 150 ribu agar cukup dengan pulangnya," ungkap Valent.
Baca juga: Polda Metro akan Hapus Tilang Manual Secepatnya tapi Belum Tau Kapan
Kondisi serupa juga dirasakan Eddy Chaniago, 46, warga Kalideres, Jakarta Barat. Menurut dia, antrean di SPBU tetap mengular baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga BBM.
Hal ini dikarenakan mayoritas kelompok pengguna sepeda motor memilih pertalite yang harganya lebih murah.
"Rata-rata memang pembeli pertalite lebih banyak daripada jenis BBM lain," kata Eddy.
Setiap harinya, Eddy biasanya menggunakan sepeda motor untuk bekerja dan membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit untuk mengisi BBM.
Dia pun sesekali membeli pertamax karena antreannya tidak terlalu ramai.
"Saya terpaksa membeli pertamax untuk menghindari antrean lebih panjang, meski selisih harga dengan pertalite terasa cukup berat," ungkap Eddy. (OL-4)
Terkini Lainnya
Pemerintah Tegaskan Harga Pertalite dan Solar tidak Berubah
Menteri ESDM Ungkap Ada Usulan Harga Pertalite Naik
Realisasikan Subsidi Tepat, Uji Coba QR Code Pertalite Diperluas
Pertamina Dapat Kompensasi Solar-Pertalite sebesar Rp43,52 Triliun
BPH Migas-Pertamina Tegaskan Tak Ada Penghapusan Pertalite
Konsumsi Pertalite di Sumut Melonjak hampir 40% selama Libur Lebaran
Antisipasi Antrean di Jalan, Pemudik Diimbau Cek Kondisi BBM
Berebut Kupon Beras di Kabupaten Gowa, Emak-emak Berdaster Terjepit hingga Terjatuh
Tadbir Pangan Saat ini Terburuk
Darurat Beras
Antre Bansos Kelamaan, Sejumlah Lansia Hampir Pingsan
Warga Antre Beras Murah di Kota Tegal Ricuh
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap