visitaaponce.com

Kolaborasi Antar-Lembaga Transportasi untuk Dukung LRT

Kolaborasi Antar-Lembaga Transportasi untuk Dukung LRT
Focus Group Discussion bertajuk "Aksesbilitas dan Integrasi Antar Moda” di di Hotel Borobudur Jakarta.(Ist)

Bersinergi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggandeng berbagai lembaga dan moda transportasi di Jakarta dan sekitarnya untuk bersama-sama mempersiapkan dukungan kepada operasional LRT Jabodebek.

Kolaborasi tersebut bertujuan membuat akses terintegrasi agar masyarakat lebih mudah untuk mengkases transportasi yang menjadi program prioritas nasional ini.

Dengan rencana diluncurkan pada semester pertama tahun 2023, LRT Jabodebek terus mempersiapkan diri agar mampu melayani masyarakat yang membutuhkan transportasi lebih cepat dan lebih nyaman.

Di samping itu, keberhasilan angkutan masal untuk masyarakat akan berdampak pada pengurangan kemacetan, pengurangan penggunaan bahan bakar, pengurangan emisi karbon, dan efektifitas waktu mobilisasi masyarakat.

Agar masyarakat lebih nyaman menggunakan LRT Jabodebek nantinya, maka perlu sarana dan prasaran pendukung.

Dalam Focus Group Discussion yang diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (22/9) ditekankan agar berbagai moda penghubung dari dan ke stasiun LRT Jabodebek harus menjamin kenyamanan masyarakat sehingga masyarakat lebih tertarik menggunakan transportasi umum dari pada memakai kendaraan pribadi ataupun moda transportasi perorangan (taksi dan ojek).

Bertajuk “Aksesbilitas dan Integrasi Antar Moda”, FGD kali ini menghadirkan para stakeholder seperti Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan Umar Aris, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Harno Trimadi, Kasubdit Angkutan Multimoda dan Antar Moda Iman Sukandar, Direktur Pelaksana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek BPTJ Zamrides.

Selain itu, hadir Kepala Bidang Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan Kota Bekasi Erwin, Kadis Perhubungan Kota Depok Eko Herwiyanto, Kepala Perencana Rute dan Trasportasi PT Transjakarta Udayalaksamana Kartiyasa, Pengamat Transportasi Joko Setijowarno, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha KAI Sandry Pasambuna, serta Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI M. Purnomosidi.

Purnomosidi melihat bahwa pengguna LRT Jabodebek mestinya memiliki aksesbilitas yang nyaman dari lokasi sebelum dan sesudah menggunakan LRT Jabodebek.

“Mestinya penumpang LRT Jabodebek juga mendapat kenyamanan ketika mereka menggunakan moda transportasi lain sebelum dan sesudah naik LRT Jabodebek sebagai angkutan penyambung (feeder)," kata Purnomosidi.

"Untuk itu kita sinergikan stakeholder agar kita memiliki visi, treatment, dan trik yang sama supaya mampu bersinergi membuat siklus angkutan masal yang memberikan kenyamanan bagi penggunanya,” ungkap Purnomosidi.

Bagi Purnomosidi, LRT Jabodebek memerlukan berbagai moda pendukung yang akan menghantarkan calon penumpang LRT Jabodebek dari rumah menuju stasiun LRT Jabodebek serta dari stasiun LRT Jabodebek ke lokasi tujuan, dan sebaliknya.

LRT Jabodebek juga membutuhkan fasilitas penunjang lainnya seperti jembatan penyeberangan, akses jalan menuju stasiun, dan juga halte-halte yang terintegrasi dengan baik.

“Jangan sampai LRT Jabodebek yang didesain nyaman, tapi feedernya kurang nyaman, atau akses jalannya rusak, atau haltenya bocor, atau jembatannya bolong tanpa atap, atau ada titik-titik rawan kejahatan. Mari kita bersama-sama berbenah diri agar calon penumpang benar-benar merasa nyaman mengakses angkutan masal”, sambungnya.

Dalam diskusi, para stakeholder memaparkan berbagai rencana yang akan mereka lakukan untuk mendukung LRT Jabodebek menjadi moda transportasi yang diminati masyarakat.

“Saya lihat para stakeholder sudah melakukan berbagai effort yang signifikan, untuk itu kami akan inventarisir dan memantau progresnya, sehingga LRT Jabodebek menjadi salah satu model angkutan masal yang terintegrasi dengan angkutan masal yang lain,” pungkas Purnomosidi.

LRT Jabodebek mampu memangkas perjalanan dari Stasiun Cibubur menuju Stasiun Dukuh Atas (Jl. Sudirman) menjadi hanya sekitar 32 menit, dan jalur LRT dari Bekasi ke Jl. Sudirman hanya 39 menit dibanding kendaraan pribadi via tol yang rata-rata harus ditempuh selama 120 menit pada jam-jam sibuk.

Dengan kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan LRT Jabodebek serta moda aksebilitas yang terigrasi dengan baik, Purnomosidi optimis nantinya LRT Jabodebek akan menjadi moda transportasi pilihan bagi masyarakat. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat