visitaaponce.com

Wali Kota Depok Perintahkan Sekda Pecahkan Masalah Sampah

Wali Kota Depok Perintahkan Sekda Pecahkan Masalah Sampah
Warga melintas di samping sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS), Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/7/2023).(Antara/Asprilla Dwi Adha.)

SAMPAH terus menjadi problem Kota Depok. Terbaru, ada 28 TPS yang dinyatakan overcapacity. Tak heran jika masyarakat mengunggah video sampah menggunung di tempat pembuangan sementara (TPS) bahkan hingga ke bahu jalan.

Problem ini dipicu oleh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang sedang mengalami kendala. Tidak keluarnya izin menyetor sampah ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Desa Lulut Nambo, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi alasan membuang sampah ke TPA Cipayung macet.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Supian Suri, yang mendapat tugas khusus dari Wali Kota Muhammad Idris untuk memecahkan persoalan gunung sampah di TPA Cipayung, mengaku bahwa penumpukan sampah di tiap TPS bukan hanya soal izin menyetor sampah ke TPPAS. Hal itu juga karena TPA Cipayung yang kian kelebihan kapasitas sehingga tidak mampu lagi menampung serbuan sampah.

Baca juga: SMP Negeri di Depok masih Terima Siswa meski PPDB sudah Ditutup

"Selain sampah yang menumpuk, memang masih sedang proses izin membuang sampah ke TPPAS. TPA Cipayung sudah tidak memadai, dan ini bukan lagi TPA ideal," kata Supian Sabtu (22/7).

Supian mengatakan, sampah Kota Depok bukan perkara sepele. Penyebab utamanya yakni lahan TPA Cipayung yang kepenuhan. "Problemnya daya tampung TPA tidak memadai, agak sulit untuk menambah lahan. Karena itu, kita bicara baik-baik dengan Provinsi Jawa Barat. Mungkin kita harus bersabar terus dan tanggung jawab dengan sampah karena sampai saat ini Pemprov Jawa Barat tidak juga memberi restu," ujarnya.

Baca juga: Petugas Damkar Kota Depok Evakuasi Sarang Tawon Sebesar Helm

Padahal, kata dia, setiap hari ada 1.200 ton yang dihasilkan masyarakat Kota Depok. Belum lagi dengan Hari Raya Idul Fitri lalu, Kota Depok kedatangan wisatawan yang tak terhitung jumlahnya. "Dalam hitungan teoretis setiap orang memproduksi sampah 0,6 kg. Kalikan saja dengan 2 juta jiwa, ada sekitar 1.200 ton sehari. Ketika libur lebaran ada wisatawan dan keluarga, bisa dibayangkan menumpuknya. Padahal kita tidak bisa menahan buang sampah. Oleh karenanya sampah tambah banyak," ujarnya.

Pemerintah kota berencana mengubah prespektif TPS atau tempat pembuangan sampah sementara menjadi tempat pengolahan sampah. Ia sebetulnya punya target untuk pengadaan metode ini bisa berjalan sepenuhnya di tahun ini dan tahun berikutnya.

"Ke depan kita akan mengubah TPS menjadi tempat pengolahan sampah jadi bukan tempat penampungan sampah. Nah image-nya kita ubah jadi tempat pengolahan sampah. Jadi sampah ke situ diolah nanti yang dikirim ke TPA hanya residunya. Tahun ini kan sudah ada 28 TPS yang mengolah sampah. Sisanya kita akan membuka kemitraan dengan pihak ketiga yang mau bekerja sama dalam pengolahan sampah di TPS gitu. Selain itu, kami akan mendatangkan mesin pembakaran sampah terkendali (incinerator) yang sudah mendapat sertifikasi ramah lingkungan dari kementerian," ucap Supian.

Namun, ia menegaskan bahwa upaya-upaya yang dilakukan ini harus sejalan dengan pemahaman dan kemauan masyarakat. Pengolahan sampah menjadi mudah jika masyarakat paham cara memilah sampah dan menyelesaikan sampah rumah tangga. Menurutnya, hanya dengan cara tersebut, masalah penumpukan sampah tidak akan terjadi. Ia mengimbau agar masyarakat jangan membuang sampah sembarangan. Ia juga mengajak agar masyarakat bisa mengolah sampah.

"Pertama bisa menerapkan di rumah masing-masing untuk memilah sampah, mereduksi ke TPS dan TPA agar tidak overload. Saya mengimbau juga agar setiap masyarakat mau menyelesaikan sampah sendiri," ujarnya. "Pisahkan sampah organik dan anorganik. Teknologinya sederhana," tambahnya.

Bakal Calon Wali Kota Depok 2024 itu mengaku sejak 2018 sosialisasi dari Pemerintah Kota terus berjalan. Namun sayangnya sosialisasi dilakukan, masyarakat hilang arah dan tak melanjutkan lagi.

Pantauan di lapangan, Sabtu (22/7), keadaan tumpukan sampah di Kota Depok berangsur berkurang. Tumpukan sampah yang berada di TPS Pasar Cisalak, pada Sabtu (22/7), terlihat berangsur berkurang jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Terpantau ada buldozer yang turut membantu mempercepat pengelolaan sampah di TPS ini. Sebelumnya, area TPS Cisalak ditutupi oleh seng agar tumpukan sampah tidak terlihat oleh pengunjung Pasar Cisalak.

Masih di hari yang sama, TPS di Pasar Tugu terlihat tumpukan sampah yang menggunung dan bau sampah yang sangat menyengat. Ada antrean gerobak sampah yang menunggu untuk diangkut oleh truk sampah ke TPA. "Sudah mending (lebih baik). Waktu kemarin lebih numpuk lagi enggak ada sama sekali diangkut baunya sampe radius 1 kilometer kalau ada angin gede. Paham sih situasinya memang sudah overload di Cipayung (TPA). Semoga ada upaya lebih karena sudah pusing juga," ujar salah satu penduduk di dekat TPA Pasar Cisalak, Ujang, 38, yang mengeluhkan kondisi tumpukan sampah saat ini. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat